Ilustrasi diet (Sumber gambar: Freepik/drobotdean)

8 Cara Diet bagi Penderita Hipertensi

12 July 2022   |   16:14 WIB

Hipertensi menjadi salah satu masalah kesehatan terburuk di hampir seluruh negara setiap tahunnya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi ketika terjadi gangguan pada sistem peredaran darah hingga menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal yaitu 140/90 mmHg. 

Dalam kasus hipertensi, tekanan pada jantung untuk memompa darah meningkat pesat. Bila tidak ditangani segera, hipertensi bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan serius seperti penyakit ginjal, masalah arteri dan gagal jantung. 

Kendati untuk beberapa kasus, hipertensi bisa menurun dari faktor keluarga, tetapi dalam kebanyakan hipertensi terjadi karena gaya hidup, stres, dan kurang olahraga. Nah, diet yang tepat merupakan salah satu cara yang diyakini bisa mengendalikan atau mengurangi hipertensi. 
 

Baca juga: Jangan Cuma Ikut-ikutan, Penting untuk Memilih Pola Diet yang Tepat


Jadi bagaimana diet terbaik yang bisa dilakukan untuk mengendalikan hipertensi? Berikut ini delapan cara diet yang salah dan sebaiknya dihindari oleh penderita hipertensi sebagaimana dihimpun dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 11 September 2016. 
 

1. Jangan mengonsumsi garam secara berlebihan

Mengonsumsi garam berlebihan berbahaya bagi tekanan darah. Asupan garam berlebih dapat membantu untuk mempertahankan air dalam tubuh, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah. Oleh karena itu, makanan yang mengandung garam tinggi seperti kecap serta makanan dan minuman kaleng harus dihindari sepenuhnya. 
 

2. Hindari mengonsumsi makanan olahan

Makanan olahan seperti roti dan daging dalam kemasan bisa meningkatkan tekanan darah, sehingga harus dihindari. 
 

3. Kurangi makanan berminyak

Minyak goreng yang kaya lemak berpotensi meningkatkan kolesterol jahat dan tekanan darah menjadi tinggi bila dikonsumsi secara terus menerus. 
 

4. Kurangi alkohol karena mengandung kalor yang tinggi 

Ketika dikonsumsi berlebihan, alkohol tidak hanya meningkatkan berat badan dan menyebabkan peningkatan tekanan darah, tetapi juga menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang bisa menyebabkan kematian.
 

Baca juga: Waspada! Minuman Beralkohol Bikin Otak Menyusut

 

5. Kurangi minum kopi

Kandungan kafein dalam kopi bisa menyebabkan peningkatan langsung dalam tingkat tekanan darah. Oleh karena itu, mengonsumsi kopi setiap hari harus dihindari. Namun, untuk meminum kopi sesekali tidak ada masalah. 
 

6. Berhentilah merokok

Kandungan nikotin dalam rokok sangat buruk untuk kesehatan. Merokok dapat menyebabkan meningkatkan tekanan darah dan mempersempit arteri. Cara terbaik untuk mencegah risiko hipertensi adalah dengan menghindari merokok. 
 

7. Batasi mengonsumsi makanan mengandung protein hewani kaya lemak

Produk hewani seperti daging, daging olahan, telur dan mentega kaya lemak. Mengonsumsi makanan secara berlebihan meningkatkan kadar kolesterol jahat dan risiko tekanan darah tinggi. 
 

8. Mengonsumsi biji-bijian 

Biji-bijian mengandung serat yang tinggi. Mengonsumsi biji-bijian membantu memecah kolesterol dan lemak serta mencegah masuk arteri. Biji-bijian juga bisa membantu darah mengalir bebas di dalam tubuh dan mengurangi tekanan darah. Dengan melakukan diet yang tepat, risiko seseorang terkena hipertensi serta penyakit berbahaya lainnya bisa berkurang.

Pasalnya, penyakit ini terutama bisa meningkatkan risiko stroke, gagal ginjal, dan gagal jantung. Jika dalam tubuh juga ditemukan kadar kolesterol dan gula darah yang tinggi, kemungkinan terserang penyakit jantung akan semakin besar.

Tekanan darah yang terlalu tinggi juga dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak. Dalam banyak kasus, risiko ini terjadi secara mendadak dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit.
 

Baca juga: Pantas Saja Diet Kalian Sering Gagal, Ternyata Ini 6 Penyebabnya


Sementara itu, gagal jantung terjadi ketika otot organ vital tersebut bekerja lebih berat untuk memompa darah akibat tekanan yang terlalu tinggi, hingga akhirnya otot jantung kiri akan mengalami pembesaran dan berakhir dengan gagal fungsi.

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Halodoc & TikTok Kerja Sama Sajikan Informasi Kesehatan untuk Atasi Hoaks

BERIKUTNYA

Bunda, Perhatikan 4 Hal Ini Saat Memberi Nama Anak

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: