Ilustrasi vegetarian (Sumber gambar - Unsplash - Anna Pelzer)

Mengenal Kelebihan & Kekurangan Diet Raw Food

27 July 2022   |   16:04 WIB

Ada sebagian orang memilih menganut pola makan mentah atau diet raw food untuk membuat tubuhnya menjadi lebih sehat. Apabila merasa cocok atau ingin mencoba kita bisa mengikutinya. Namun tentu saja tidak boleh asal mendadak raw food karena semua ada prosesnya.

Diet makan mentah pertama kali diperkenalkan oleh dokter asal Swiss, Maximilan Bircher-Benner sejak 1867. Untuk melakukan diet ini, seseorang diharuskan mengonsumsi makanan yang tidak dimasak, tidak diproses terutama makanan jenis organik. Seseorang yang menjalankan diet makanan mentah hanya mengkonsumsi makanan yang proses memasaknya tidak melebihi suhu 40 derajat celcius.

Penganut raw food mengklaim makanan yang dimasak melebihi suhu 40 derajat celcius tidak sehat, bisa merusak nutrisi, dan enzim makanan, dan dapat menjadi racun pada tubuh. Terdapat dua jenis diet makanan mentah, yakni raw veganism dan raw animal food diets. 

Baca juga: 8 Cara Diet bagi Penderita Hipertensi

Raw veganism merupakan kelompok diet yang hanya mengkonsumsi sayuran, buah-buahan, biji-bijian mentah, dan kacang-kacangan. Juicearians hanya mengonsumsi buah dan sayur yang di jus. Pada kelompok sproutarians, lebih banyak mengonsumsi kecambah biji-bijian.

Sedangkan raw animal food diets , jenis kelompok diet ini hampir sama dengan raw veganism ditambah dari unsur hewani seperti telur mentah, daging mentah, susu mentah. Namun, kelompok ini menghindari buncis mentah, biji-bijian mentah.
 

Kenali dahulu jenis makanannya

Dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi Februari 2018, nutrisionis Persagi Rita Ramayulis mengatakan, sebelum melakukan diet tersebut sebaiknya ketahui dahulu jenis makanan yang dapat dimakan mentah dan tidak. Pasalnya pemanasan pada jenis makanan tertentu diperlukan untuk membuat zat gizi mudah dicerna. 

Rita menuturkan terdapat makanan yang mengandung zat gizi  dalam keadaan “tersedia baik” tanpa harus dipanaskan terlebih dahulu. Dia mencontohkan untuk makanan jenis sepert itu seperti aneka buah, ketimun, selada, seledri, daun kemangi. 

Menurutnya, dengan pola makan raw food veganism  tidak menerima asupan vitamin B12. Pasalnya, vitamin B12 hanya tersedia melalui jaringan hewani. Apabila seseorang memang menginginkan diet raw food veganism dapat diantisipasi dengan mengkonsumsi makanan fermentasi misalnya tempe dan tape.

Raw food ini cocoknya untuk bahan-bahan untuk menghindari lemak jenuh yang berlebihan.Kalau untuk raw food total memang  sebenarnya tidak dianjurkan, tapi kalau orang ingin melakukan itu  paling tidak dapat memastikan pemberihan makanan pertama kali,” tutur Rita.
 

Cuci sebelum dikonsumsi

Dia menganjurkan untuk mencuci bahan makanan seperti sayuran lembar demi lembar di air yang mengalir untuk memastikan tidak ada residu peptisida, telur cacing dan zat berbahaya lainnya pada makanan mentah.

Setelah itu, bahan tersebut harus dibilas atau direndam dengan air hangat untuk mengurangi zat antinutrisi dan zat racun yang terkandung dalam beberapa jenis makanan mentah.

Rita menjabarkan zat-zat racun yang dimaksud tersebut misalnya solanin, glikoalkoid. Biasanya zat tersebut terdapat pada kentang hijau, tomat hijau, kentang ang banyak terpapar oleh sinar matahari.  

“Bahan ini tidak dapat hanya diolah dengan pemanasan saja tetapi perlakuan sebelumnya juga harus diperhatikan seperti penyimpanan pada suhu dingin,” ujarnya.

Anda juga harus mengantisipasi adanya zat racun seperti sianida, HCN, sianogenik glukosida yang terdapat pada kacang-kacangan, rebung, umbi, dan biji buah.  
 

Haluskan agar mudah dicerna

Makanan mentah terkadang sulit dicerna. Untuk itu, guna membuat makanan mentah supaya mudah dicerna, hal yang dilakukan yakni menghaluskan makanan dengan blender, juicer, atau foodprocessor. Alangkah baiknya apabila menggabungkan aneka buah untuk menambahkan citarasa yang baik pada sayuran.

Baca juga: Jangan Cuma Ikut-ikutan, Penting untuk Memilih Pola Diet yang Tepat

Kendati begitu, tidak semua orang cocok untuk menerapkan diet makanan mentah. Pola makan seperti itu sangat tidak dianjurkan untuk seseorang dalam masa pertumbuhan seperti anak-anak, wanita hamil dan menyusui , serta penderita anemia dan osteoporosis.

Editor: Dika Irawan
 

SEBELUMNYA

Debut di Dunia Akting, Sunghoon ENHYPEN Jadi Kameo dalam Serial Mimicus

BERIKUTNYA

Pembelajaran Menjadi Diri Sendiri Versi Baru Ala Meuthia Rizki

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: