Terlalu banyak mengonsumsi garam juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan hingga meningkatkan risiko kematian dini (Sumber gambar: Racool_studio/Freepik)

Studi Terbaru: Mengonsumsi Banyak Garam Tingkatkan Risiko Kematian Dini

11 July 2022   |   19:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Selain itu, makanan yang tinggi garam seringkali disertai dengan makanan yang kaya kalium, seperti buah dan sayuran, yang baik untuk tubuh. Kalium dikenal untuk melindungi terhadap risiko penyakit jantung dan penyakit metabolik seperti diabetes, sedangkan natrium meningkatkan risiko kondisi seperti kanker, tekanan darah tinggi dan stroke.

Untuk alasan tersebut lah, para peneliti memilih untuk menganalisis terkait orang yang menambahkan garam ke makanan mereka atau tidak, terlepas dari garam yang digunakan dalam makanan itu sendiri.

Profesor Lu Qi menerangkan menambahkan garam ke makanan adalah perilaku makan umum yang secara langsung berkaitan dengan kebiasaan jangka panjang seseorang mengonsumsi garam dan gemar dengan makanan yang terasa asin.

"Dalam diet Barat, menambahkan garam ke makanan menyumbang 6-20 ?ri total asupan garam, sehingga menjadi cara untuk mengevaluasi hubungan antara kebiasaan asupan garam dan risiko kematian," terangnya.

Selain menemukan bahwa selalu menambahkan garam ke makanan dikaitkan dengan risiko kematian dini yang lebih tinggi dari semua penyebab dan pengurangan harapan hidup, para peneliti juga menemukan bahwa risiko ini cenderung sedikit berkurang pada orang yang mengonsumsi buah dan sayuran, meskipun hasil ini tidak signifikan secara statistik.

"Kami tidak terkejut dengan temuan ini karena buah dan sayuran merupakan sumber utama potasium, yang memiliki efek perlindungan dan dikaitkan dengan risiko kematian dini yang lebih rendah," imbuh Profesor Lu Qi.

Adapun, penelitian tersebut dilakukan dengan menganalisis data dari 501.379 responden yang mengambil bagian dalam studi Biobank Inggris. Penelitian yang dilakukan pada 2006 hingga 2010 itu dilakukan dengan menyebar kuesioner yang menanyakan tentang kebiasaan menambahkan garam ke makanan dari para responden.

Para peneliti juga menyesuaikan analisis mereka untuk memperhitungkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil, seperti usia, jenis kelamin, ras, kekurangan, indeks massa tubuh (BMI), merokok, asupan alkohol, aktivitas fisik, diet dan kondisi medis seperti diabetes, kanker dan penyakit jantung dan pembuluh darah.


Editor: Gita Carla
1
2


SEBELUMNYA

Ingin Tahu Kepribadian Kamu Seperti Apa? Yuk Coba Ikutan Tes Ini

BERIKUTNYA

Pengguna Kereta Api Capai 300.000 Lebih Saat Liburan Iduladha, Ini Rute Favorit Mereka

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: