5 Dampak Bulu Kucing bagi Kesehatan Manusia
16 November 2022 |
20:05 WIB
Kucing menjadi hewan peliharaan favorit masyarakat dunia saat ini. Kedekatan manusia dan kucing sejatinya sudah terjalin sejak 6.000 tahun sebelum Masehi, lho. Hewan yang mayoritas jenisnya ditumbuhi bulu lebat ini sangat menggemaskan dan dipercaya dapat membantu meredakan stres.
Membelai kucing dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan. Namun, kamu juga perlu hati-hati ya Genhype. Pasalnya, ada risiko kesehatan yang mengintai. Berikut risiko kesehatan yang ditimbulkan dari paparan bulu kucing yang dirangkum Hypeabis.id.
Baca juga: 6 Keunikan Kucing Busok Raas Madura, Punya Mitos
Kucing terutama yang sering ke luar rumah bisa membawa bakteri pada bulunya. Bakteri Salmonella dan E. coli seringkali menempel pada bulu kucing. Bakteri ini kerap menimbulkan diare parah dan berpotensi mengancam jiwa.
Oleh karena itu, sebaiknya setelah mengelus bulu kucing atau bermain bersama hewan menggemaskan ini, segera cuci tangan ya. Bersihkan pula area tempat kamu duduk atau tidur dari bulu kucing.
Menutip studi yang dilakukan Pusat Penelitian Nasional untuk Lingkungan dan Kesehatan Jerman, bulu kucing bisa menjadi alergen kemudian menimbulkan alergi pada anak, terutama usia di bawah 2 tahun.
Namun demikian, tidak sedikit pula orang dewasa yang alergi terhadap bulu kucing. Mereka yang menderita alergi akibat bulu hewan bisa mengalami batuk, mengi, mata merah dan iritasi, hidung berair, masalah sinus, dan bersin.
Oleh karena itu, jika kamu memang sangat menyukai kucing, tetapi alergi terhadap bulunya, kamu bisa memelihara kucing jenis Sphynx yang tidak memiliki bulu.
Selain alergi, bulu kucing juga bisa memicu timbulnya gejala bagi penderita asma. Alergen dalam rambut hewan berasal dari protein sel kulit mati. Hal ini bisa hadir dalam bentuk serpihan kulit kecil pada rambut.
Serpihan kecil ini kemudian bisa menjadi udara dalam bentuk debu. Meskipun sama dengan reaksi alergi, bagi mereka yang menderita asma, efek yang ditimbulkan bisa sangat kuat. Jadi waspada jika kamu menderita asma ketika bertemu dengan kucing.
Profesor dari Universitas George Washington, Peter Hotez mengatakan parasit dapat ditularkan hewan peliharan, tidak terkecuali kucing. Parasit yang dibawa kucing dari luar rumah mudah menyebar dan menginfeksi kamu dan keluarga.
Kata Hotez, cacing kait, cacing pita, dan kudis bisa menempel dalam bulu hewan. Salah satu jenis parasit terburuk yang dimiliki kucing adalah kutu.
Cara terbaik untuk memastikan hewan peliharaan kamu bebas dari parasit adalah rutin membawanya ke dokter hewan secara teratur untuk perawatan kutu dan cacing. Kamu juga perlu rutin menyikat bulu mereka dengan sisir kucing yang bisa menjaring foto.
Penyakit kulit ini juga disebabkan dari hewan peliharaan loh. Disebabkan oleh jamur dan menimbulkan sisik dan ruam merah yang terasa gatal ini, bisa didapatkan apabila kamu kontak langsung dengan kucing yang sedang menderita penyakit ini.
Penularan dapat terjadi melalui bulu kucing yang terkontaminasi jamur kurap. Spora jamur ini dapat bertahan lama di karpet, furnitur, dan permukaan lainnya.
Editor: Dika Irawan
Membelai kucing dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan. Namun, kamu juga perlu hati-hati ya Genhype. Pasalnya, ada risiko kesehatan yang mengintai. Berikut risiko kesehatan yang ditimbulkan dari paparan bulu kucing yang dirangkum Hypeabis.id.
Baca juga: 6 Keunikan Kucing Busok Raas Madura, Punya Mitos
1. Bakteri
Kucing terutama yang sering ke luar rumah bisa membawa bakteri pada bulunya. Bakteri Salmonella dan E. coli seringkali menempel pada bulu kucing. Bakteri ini kerap menimbulkan diare parah dan berpotensi mengancam jiwa.Oleh karena itu, sebaiknya setelah mengelus bulu kucing atau bermain bersama hewan menggemaskan ini, segera cuci tangan ya. Bersihkan pula area tempat kamu duduk atau tidur dari bulu kucing.
2. Alergi
Menutip studi yang dilakukan Pusat Penelitian Nasional untuk Lingkungan dan Kesehatan Jerman, bulu kucing bisa menjadi alergen kemudian menimbulkan alergi pada anak, terutama usia di bawah 2 tahun. Namun demikian, tidak sedikit pula orang dewasa yang alergi terhadap bulu kucing. Mereka yang menderita alergi akibat bulu hewan bisa mengalami batuk, mengi, mata merah dan iritasi, hidung berair, masalah sinus, dan bersin.
Oleh karena itu, jika kamu memang sangat menyukai kucing, tetapi alergi terhadap bulunya, kamu bisa memelihara kucing jenis Sphynx yang tidak memiliki bulu.
3. Memicu Asma
Selain alergi, bulu kucing juga bisa memicu timbulnya gejala bagi penderita asma. Alergen dalam rambut hewan berasal dari protein sel kulit mati. Hal ini bisa hadir dalam bentuk serpihan kulit kecil pada rambut. Serpihan kecil ini kemudian bisa menjadi udara dalam bentuk debu. Meskipun sama dengan reaksi alergi, bagi mereka yang menderita asma, efek yang ditimbulkan bisa sangat kuat. Jadi waspada jika kamu menderita asma ketika bertemu dengan kucing.
4. Infeksi Parasit
Profesor dari Universitas George Washington, Peter Hotez mengatakan parasit dapat ditularkan hewan peliharan, tidak terkecuali kucing. Parasit yang dibawa kucing dari luar rumah mudah menyebar dan menginfeksi kamu dan keluarga. Kata Hotez, cacing kait, cacing pita, dan kudis bisa menempel dalam bulu hewan. Salah satu jenis parasit terburuk yang dimiliki kucing adalah kutu.
Cara terbaik untuk memastikan hewan peliharaan kamu bebas dari parasit adalah rutin membawanya ke dokter hewan secara teratur untuk perawatan kutu dan cacing. Kamu juga perlu rutin menyikat bulu mereka dengan sisir kucing yang bisa menjaring foto.
5. Kurap
Penyakit kulit ini juga disebabkan dari hewan peliharaan loh. Disebabkan oleh jamur dan menimbulkan sisik dan ruam merah yang terasa gatal ini, bisa didapatkan apabila kamu kontak langsung dengan kucing yang sedang menderita penyakit ini. Penularan dapat terjadi melalui bulu kucing yang terkontaminasi jamur kurap. Spora jamur ini dapat bertahan lama di karpet, furnitur, dan permukaan lainnya.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.