Kalap Makan Daging Kurban, Hati-hati Risiko Penyakit Ini Mengintai
11 July 2022 |
07:14 WIB
Jika dibandingkan dengan hari biasa, konsumsi daging kambing dan sapi pastinya meningkat pada perayaan Iduladha. Di momen ini, umat Islam melakukan ibadah berkurban yang kemudian dibagikan ke masyarakat sekitar maupun yang kurang mampu. Namun konsumsi daging ini jangan sampai berlebihan, sebab kadar kolesterol bisa naik dan memicu gangguan kesehatan.
Kolesterol tinggi atau dislipidemia dapat menimbulkan deposit atau simpanan lemak dalam pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah dalam arteri akan tersendat sehingga jantung tidak mendapatkan suplai darah yang kaya akan oksigen itu. Risiko serangan jantung dan stroke pun meningkat.
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Vito Anggarino Damay menyampaikan makan daging berhari-hari tentu meningkatkan kadar kolesterol.
Baca juga: Daging Sapi dan Kambing, Mana yang Lebih Tinggi Kolesterolnya?
"Kolesterol akan naik. Juga risiko asam urat, darah tinggi, selain kasus keracunan makanan atau parasit yang bisa terjadi karena infeksi," ujarnya kepada Hypeabis.id belum lama ini.
Praktisi kesehatan dari Universitas Indonesia dr. Ari Fahrial Syam, memaparkan bahwa daging kambing dan daging sapi termasuk kelompok daging merah berlemak tinggi.
Lemak hewani biasanya mengandung lemak jenuh yang identik dengan low density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat. LDL ini bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah baik pembuluh darah otak dan pembuluh darah jantung.
Selain lemak, daging kambing juga mengandung protein hewani. Protein dibutuhkan manusia untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun. “Jadi daging tetap penting karena mengandung protein tinggi yang penting jangan dikonsumsi berlebihan,” tegasnya.
Namun demikian, dampak langsung akibat mengonsumsi daging kurban terutama kambing secara berlebihan adalah sembelit. Ari memaparkan daging merah merupakan salah satu makanan yang membuat usus ekstra berat untuk mengeluarkannya.
Oleh karena itu, konsumsi daging harus diimbangi oleh banyak minum dan makan buah serta sayur-sayuran. Selain untuk memperlancar buang air besar, serat yang terkandung dalam sayur dan buah-buahan akan mengurangi serapan kolesterol di usus halus.
Bagi penderita refluks asam lambung (GERD), kondisinya akan bertambah parah setelah mengkonsumsi daging kambing berlebihan. Apalagi setelah mengkonsumsi daging penderita GERD langsung tidur karena kekenyangan sehingga akan mencetuskan keluhan penyakit yang dialaminya.
“Belum lagi efek jangka panjang berupa peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah jika daging merah termasuk daging kambing ini dikonsumsi dalam jangka panjang,” tambah Ari.
Editor: Nirmala Aninda
Kolesterol tinggi atau dislipidemia dapat menimbulkan deposit atau simpanan lemak dalam pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah dalam arteri akan tersendat sehingga jantung tidak mendapatkan suplai darah yang kaya akan oksigen itu. Risiko serangan jantung dan stroke pun meningkat.
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Vito Anggarino Damay menyampaikan makan daging berhari-hari tentu meningkatkan kadar kolesterol.
Baca juga: Daging Sapi dan Kambing, Mana yang Lebih Tinggi Kolesterolnya?
"Kolesterol akan naik. Juga risiko asam urat, darah tinggi, selain kasus keracunan makanan atau parasit yang bisa terjadi karena infeksi," ujarnya kepada Hypeabis.id belum lama ini.
Praktisi kesehatan dari Universitas Indonesia dr. Ari Fahrial Syam, memaparkan bahwa daging kambing dan daging sapi termasuk kelompok daging merah berlemak tinggi.
Lemak hewani biasanya mengandung lemak jenuh yang identik dengan low density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat. LDL ini bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah baik pembuluh darah otak dan pembuluh darah jantung.
Selain lemak, daging kambing juga mengandung protein hewani. Protein dibutuhkan manusia untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun. “Jadi daging tetap penting karena mengandung protein tinggi yang penting jangan dikonsumsi berlebihan,” tegasnya.
Namun demikian, dampak langsung akibat mengonsumsi daging kurban terutama kambing secara berlebihan adalah sembelit. Ari memaparkan daging merah merupakan salah satu makanan yang membuat usus ekstra berat untuk mengeluarkannya.
Oleh karena itu, konsumsi daging harus diimbangi oleh banyak minum dan makan buah serta sayur-sayuran. Selain untuk memperlancar buang air besar, serat yang terkandung dalam sayur dan buah-buahan akan mengurangi serapan kolesterol di usus halus.
Bagi penderita refluks asam lambung (GERD), kondisinya akan bertambah parah setelah mengkonsumsi daging kambing berlebihan. Apalagi setelah mengkonsumsi daging penderita GERD langsung tidur karena kekenyangan sehingga akan mencetuskan keluhan penyakit yang dialaminya.
“Belum lagi efek jangka panjang berupa peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah jika daging merah termasuk daging kambing ini dikonsumsi dalam jangka panjang,” tambah Ari.
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.