Makan Enak Tetap Sehat, Jaga Kadar Kolesterol dengan Kiat Berikut Ini
11 July 2022 |
07:45 WIB
Kolesterol tinggi atau dislipidemia dapat menimbulkan deposit atau simpanan lemak dalam pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah dalam arteri akan tersendat sehingga jantung tidak mendapatkan suplai darah yang kaya akan oksigen itu. Risiko serangan jantung dan stroke pun meningkat.
Saat ini risiko peningkatan kolesterol mengintai masyarakat Indonesia. Hal ini tidak lepas dari meningkatnya konsumsi daging terutama sapi dam kambing di tengah perayaan Iduladha.
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Vito Anggarino Damay mengimbau agar tidak mengkonsumsinya secara berlebihan. Untuk antisipasi peningkatan kolesterol, dia menyarankan agar daging kurban sebaiknya direbus dan diolah menjadi masakan dengan kuah bening.
Baca juga: Kalap Makan Daging Kurban, Hati-hati Risiko Penyakit Ini Mengintai
Apabila ternyata yang disediakan olahan dengan kuah santan, dia menyarankan dikonsumsi dengan porsi yang sedikit. “Makan dengan sayuran yang banyak , kira kira setengah isi piring makan. Buka dan tutup sesi makan dengan buah-buahan,” sarannya kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Untuk pasien dengan masalah jantung dan pembuluh darah juga perlu memperhatikan konsumsi daging pada momen Iduladha. Mereka wajib minum obat pengendali dan penurun kolesterol secara rutin.
Statin, misalnya, sebagai penurun kolesterol jahat, biasanya diminum malam hari. “Lalu ada juga plant stanol ester yang bisa diminum sesudah makan, fungsinya mengurangi penyerapan kolesterol,” tambah Vito.
Medical Affairs Kalbe Nutritionals dr. Adeline Devita menyebut sejatinya daging kambil memiliki jumlah kolesterol yang jauh lebih sedikit daripada daging sapi dan ayam. “Tetapi cara memasak dan jenis masakan akan mempengaruhi jumlah kolesterol dari bahan makanan itu,” imbuhnya.
Oleh karena itu, menurut Adel tidak perlu khawatir untuk mengkonsumsi hewan kurban terutama kambing. Asalkan dimasak dengan tidak menggunakan bahan yang menambah kadar kolesterol dari kambing atau sapi. Sebagai contoh tidak menggunakan santan, susu full cream, keju, atau minyak dalam jumlah banyak.
“Untuk kurangi kolesterol, air rebusan pertama dibuang. Cara memasaknya dipanggang. Bisa ditumis yang tidak mengandung banyak minyak,” tuturnya.
Dalam mengonsumsinya pun harus moderat. Jangan kalap karena ketersediaan daging yang melimpah. Sebisa mungkin jika mengkonsumsi daging yang disate, cukup 3-4 tusuk saja.
Namun demikian, sesuaikan dengan kebutuhan nutrisi dan kalori yang berbeda-beda setiap orang. Kebutuhan kalori harian kata Adel tergantung dari tinggi badan, berat badan, aktivitas fisik, dan penyakit yang diderita.
Selain itu, penting untuk memperhatikan konsumsi makanan lain yang mengandung kolesterol tinggi seperti jeroan apalagi digoreng dan produk turunan susu seperti yogurt, keju, dan susu full cream.
Jangan lupa juga untuk tetap menerapkan gaya hidup sehat selama momen Iduladha seperti beraktivitas fisik atau berolahraga, serta menghindari merokok juga minuman beralkohol.
Kolesterol sendiri sejatinya dibutuhkan tubuh, terutama jenis high density lipoprotein (HDL) atau yang dikenal sebagai kolesterol baik. HDL berfungsi untuk mencegah terjadinya ateroma atau penyempitan pembuluh darah akibat lemak. Kolesterol juga diproduksi organ hati. Sebanyak 75 persen organ hati memproduksi kolesterol untuk pembentukan hormon progesteron, testosteron, hingga kortisol.
Kolesterol yang terbentuk dari hati membantu pembentukan cairan yang berperan penting di saluran cerna. Namun kadar kolesterol di dalam tubuh tetap ada batas aman untuk mencegah penyakit yang berkaitan dengan pembuluh darah.
Untuk mengetahui kadar tersebut, Adel menyarankan agar melakukan cek kolesterol secara rutin minimal satu tahun sekali. “Disarankan semenjak usia 20 tahun. Per tahun sekali saja cek kadar kolesterol untuk tahu kolesterol normal atau tidak,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan banyak masyarakat Indonesia yang tidak sadar bahwa kadar kolesterol di dalam darahnya tinggi karena memang tidak timbulnya gejala pada tahap awal kondisi ini. Namun jika sudah menumpuk, yang terjadi banyak orang tiba-tiba mengalami stroke hingga serangan jantung.
Kerap kali pasien mengabaikan gejala kolesterol tinggi seperti bisa seperti pegal apalagi di area tengkuk, pundak, sakit kepala, cepat lelah, dan kesemutan.
"Ketahui sebelum muncul gejala. Kadar tinggi kolesterol di atas 200 miligram per desiliter (mg/dl). Di atas 200 (mg/dl) apalagi 240 (mg/dl) harus konsultasi ke dokter,” paparnya.
Editor: Nirmala Aninda
Saat ini risiko peningkatan kolesterol mengintai masyarakat Indonesia. Hal ini tidak lepas dari meningkatnya konsumsi daging terutama sapi dam kambing di tengah perayaan Iduladha.
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Vito Anggarino Damay mengimbau agar tidak mengkonsumsinya secara berlebihan. Untuk antisipasi peningkatan kolesterol, dia menyarankan agar daging kurban sebaiknya direbus dan diolah menjadi masakan dengan kuah bening.
Baca juga: Kalap Makan Daging Kurban, Hati-hati Risiko Penyakit Ini Mengintai
Apabila ternyata yang disediakan olahan dengan kuah santan, dia menyarankan dikonsumsi dengan porsi yang sedikit. “Makan dengan sayuran yang banyak , kira kira setengah isi piring makan. Buka dan tutup sesi makan dengan buah-buahan,” sarannya kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Untuk pasien dengan masalah jantung dan pembuluh darah juga perlu memperhatikan konsumsi daging pada momen Iduladha. Mereka wajib minum obat pengendali dan penurun kolesterol secara rutin.
Statin, misalnya, sebagai penurun kolesterol jahat, biasanya diminum malam hari. “Lalu ada juga plant stanol ester yang bisa diminum sesudah makan, fungsinya mengurangi penyerapan kolesterol,” tambah Vito.
Medical Affairs Kalbe Nutritionals dr. Adeline Devita menyebut sejatinya daging kambil memiliki jumlah kolesterol yang jauh lebih sedikit daripada daging sapi dan ayam. “Tetapi cara memasak dan jenis masakan akan mempengaruhi jumlah kolesterol dari bahan makanan itu,” imbuhnya.
Oleh karena itu, menurut Adel tidak perlu khawatir untuk mengkonsumsi hewan kurban terutama kambing. Asalkan dimasak dengan tidak menggunakan bahan yang menambah kadar kolesterol dari kambing atau sapi. Sebagai contoh tidak menggunakan santan, susu full cream, keju, atau minyak dalam jumlah banyak.
“Untuk kurangi kolesterol, air rebusan pertama dibuang. Cara memasaknya dipanggang. Bisa ditumis yang tidak mengandung banyak minyak,” tuturnya.
Dalam mengonsumsinya pun harus moderat. Jangan kalap karena ketersediaan daging yang melimpah. Sebisa mungkin jika mengkonsumsi daging yang disate, cukup 3-4 tusuk saja.
Namun demikian, sesuaikan dengan kebutuhan nutrisi dan kalori yang berbeda-beda setiap orang. Kebutuhan kalori harian kata Adel tergantung dari tinggi badan, berat badan, aktivitas fisik, dan penyakit yang diderita.
Selain itu, penting untuk memperhatikan konsumsi makanan lain yang mengandung kolesterol tinggi seperti jeroan apalagi digoreng dan produk turunan susu seperti yogurt, keju, dan susu full cream.
Jangan lupa juga untuk tetap menerapkan gaya hidup sehat selama momen Iduladha seperti beraktivitas fisik atau berolahraga, serta menghindari merokok juga minuman beralkohol.
Kolesterol sendiri sejatinya dibutuhkan tubuh, terutama jenis high density lipoprotein (HDL) atau yang dikenal sebagai kolesterol baik. HDL berfungsi untuk mencegah terjadinya ateroma atau penyempitan pembuluh darah akibat lemak. Kolesterol juga diproduksi organ hati. Sebanyak 75 persen organ hati memproduksi kolesterol untuk pembentukan hormon progesteron, testosteron, hingga kortisol.
Kolesterol yang terbentuk dari hati membantu pembentukan cairan yang berperan penting di saluran cerna. Namun kadar kolesterol di dalam tubuh tetap ada batas aman untuk mencegah penyakit yang berkaitan dengan pembuluh darah.
Untuk mengetahui kadar tersebut, Adel menyarankan agar melakukan cek kolesterol secara rutin minimal satu tahun sekali. “Disarankan semenjak usia 20 tahun. Per tahun sekali saja cek kadar kolesterol untuk tahu kolesterol normal atau tidak,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan banyak masyarakat Indonesia yang tidak sadar bahwa kadar kolesterol di dalam darahnya tinggi karena memang tidak timbulnya gejala pada tahap awal kondisi ini. Namun jika sudah menumpuk, yang terjadi banyak orang tiba-tiba mengalami stroke hingga serangan jantung.
Kerap kali pasien mengabaikan gejala kolesterol tinggi seperti bisa seperti pegal apalagi di area tengkuk, pundak, sakit kepala, cepat lelah, dan kesemutan.
"Ketahui sebelum muncul gejala. Kadar tinggi kolesterol di atas 200 miligram per desiliter (mg/dl). Di atas 200 (mg/dl) apalagi 240 (mg/dl) harus konsultasi ke dokter,” paparnya.
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.