Meneladani Kisah Nabi Ibrahim, Begini Sejarah Hari Raya Iduladha Tiap 10 Zulhijah
05 July 2022 |
20:31 WIB
Iduladha merupakan hari raya bagi umat Muslim di seluruh dunia yang jatuh tiap tanggal 10 Zulhijah. Hari Raya Iduladha juga disebut sebagai Lebaran Haji atau Hari Raya Kurban. Tahun ini, perayaan tersebut jatuh pada 10 Juli 2022 masehi.
Pada saat Iduladha, umat Muslim yang mampu akan menunaikan ibadah terakhir rukun Islam yakni haji. Selain itu, pada momentum itu, mereka juga biasanya berkumpul pada pagi hari untuk melaksanakan salat Ied, dan dilanjutkan dengan proses penyembelihan hewan kurban seperti sapi, kambing, domba atau unta.
Baca Juga : 10 Makanan Khas Indonesia Pada Saat Perayaan Iduladha
Melansir laman Kementerian Agama Jawa Barat, sejarah perayaan Iduladha berdasarkan kisah teladan Nabi Ibrahim AS. Ketika itu, beliau diperintahkan untuk menempatkan istrinya, Siti Hajar, bersama Nabi Ismail, putranya yang saat itu masih menyusu, di satu lembah tandus, gersang, dan tak berpenghuni.
Nabi Ibrahim sendiri tidak mengetahui apa maksud sebenarnya dari wahyu yang diberikan kepadanya itu, di mana dia diperintahkan untuk menempatkan istri dan putranya yang masih bayi tempatasing. Tapi baik Nabi Ibrahim maupun Siti Hajar, menerima perintah itu dengan ikhlas dan penuh tawakal.
Seperti yang diceritakan oleh Ibnu Abbas bahwa tatkala Siti Hajar kehabisan air minum hingga tidak bisa menyusui Nabi Ismail, beliau mencari air kesana kemari sambil lari-lari kecil (sa’i) antara bukit Sofa dan Marwah sebanyak 7 kali.
Tiba-tiba Allah SWT mengutus malaikat Jibril untuk membuat mata air Zam Zam. Siti Hajar dan Nabi Ismail memperoleh sumber kehidupan. Lembah yang dulunya gersang itu, mempunyai persediaan air yang melimpah ruah.
Iduladha juga dinamakan sebagai "Idul Nahr" yang artinya hari raya penyembelihan. Hal ini menjadi ujian paling berat yang menimpa Nabi Ibrahim. Namun, karena dia sabar dan tabah dalam menghadapi ujian tersebut, maka Allah SWT memberinya sebuah kehormatan sebagai kekasih Allah atau disebut dengan "Khalilullah,"
Setelah Nabi Ibrahim menyandang gelar tersebut, Allah SWT mengizinkan para malaikat menguji keimanan serta ketakwaan Nabi Ibrahim. Mulai dari kekayaan hingga keluarga, tetapi hal itu tidak membuat Nabi Ibrahim lalai dari perintah Allah.
Ibnu Katsir dalam tafsir Al-Qur'anul Adzim mengatakan, pernyataan Nabi Ibrahim yang akan mengorbankan anaknya jika dikehendaki oleh Allah itulah yang kemudian dijadikan sebagai bahan ujian, Allah menguji keimanan Nabi Ibrahim melalui mimpinya. Dalam mimpi tersebut, dia diperintahkan mengorbankan putranya, Nabi Ismail yang pada saat itu masih berusia 7 tahun.
Baca Juga : Menengok 5 Tradisi Unik Perayaan Iduladha di Berbagai Negara
Nabi Ibrahim diperintahkan untuk mengorbankan Nabi Ismail dengan tangannya sendiri. Peristiwa tersebut tertuang dalam surat As Saffat ayat 102.
Pada saat Iduladha, umat Muslim yang mampu akan menunaikan ibadah terakhir rukun Islam yakni haji. Selain itu, pada momentum itu, mereka juga biasanya berkumpul pada pagi hari untuk melaksanakan salat Ied, dan dilanjutkan dengan proses penyembelihan hewan kurban seperti sapi, kambing, domba atau unta.
Baca Juga : 10 Makanan Khas Indonesia Pada Saat Perayaan Iduladha
Melansir laman Kementerian Agama Jawa Barat, sejarah perayaan Iduladha berdasarkan kisah teladan Nabi Ibrahim AS. Ketika itu, beliau diperintahkan untuk menempatkan istrinya, Siti Hajar, bersama Nabi Ismail, putranya yang saat itu masih menyusu, di satu lembah tandus, gersang, dan tak berpenghuni.
Nabi Ibrahim sendiri tidak mengetahui apa maksud sebenarnya dari wahyu yang diberikan kepadanya itu, di mana dia diperintahkan untuk menempatkan istri dan putranya yang masih bayi tempatasing. Tapi baik Nabi Ibrahim maupun Siti Hajar, menerima perintah itu dengan ikhlas dan penuh tawakal.
Seperti yang diceritakan oleh Ibnu Abbas bahwa tatkala Siti Hajar kehabisan air minum hingga tidak bisa menyusui Nabi Ismail, beliau mencari air kesana kemari sambil lari-lari kecil (sa’i) antara bukit Sofa dan Marwah sebanyak 7 kali.
Tiba-tiba Allah SWT mengutus malaikat Jibril untuk membuat mata air Zam Zam. Siti Hajar dan Nabi Ismail memperoleh sumber kehidupan. Lembah yang dulunya gersang itu, mempunyai persediaan air yang melimpah ruah.
Kisah Nabi Ibrahim bisa menjadi suri tauladan dalam meningkatkan ketakwaan kepada Allah (SUmber gambar: Masjid Pogung Dalangan/Unsplash)
Setelah Nabi Ibrahim menyandang gelar tersebut, Allah SWT mengizinkan para malaikat menguji keimanan serta ketakwaan Nabi Ibrahim. Mulai dari kekayaan hingga keluarga, tetapi hal itu tidak membuat Nabi Ibrahim lalai dari perintah Allah.
Ibnu Katsir dalam tafsir Al-Qur'anul Adzim mengatakan, pernyataan Nabi Ibrahim yang akan mengorbankan anaknya jika dikehendaki oleh Allah itulah yang kemudian dijadikan sebagai bahan ujian, Allah menguji keimanan Nabi Ibrahim melalui mimpinya. Dalam mimpi tersebut, dia diperintahkan mengorbankan putranya, Nabi Ismail yang pada saat itu masih berusia 7 tahun.
Baca Juga : Menengok 5 Tradisi Unik Perayaan Iduladha di Berbagai Negara
Nabi Ibrahim diperintahkan untuk mengorbankan Nabi Ismail dengan tangannya sendiri. Peristiwa tersebut tertuang dalam surat As Saffat ayat 102.
"Ibrahim berkata : Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu "maka pikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar," QS. As Saffat ayat 102.
Setelah Nabi Ibrahim memantapkan niatnya dan pisau nyaris digerakkan, tiba-tiba Allah berseru dengan firman-Nya, menyuruh menghentikan perbuatannya. Allah telah meridai tawakal mereka dan menggantinya dengan seekor kambing sebagai kurban.
Pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang paling besar dalam sejarah umat manusia membuatnya menjadi seorang Nabi dan Rasul yang besar pula. Ketabahan dan ketakwaan Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Nabi Ismail pun bisa menjadi suri tauladan bagi umat Muslim.
Editor : Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.