Penasaran dengan Seni Botani? Yuk Intip Pameran Botanical Art: Evoking the Beauty of Science di Galeri Nasional
05 July 2022 |
15:00 WIB
Perkumpulan seniman botani, yakni Indonesia Society of Botanical Artists (IDSBA) bekerja sama dengan Galeri Nasional Indonesia mengadakan pameran Botanical Art: Evoking the Beauty of Science di Gedung D Galeri Nasional Indonesia pada 7 Juli - 8 Agustus 2022.
Kepala Galeri Nasional Indonesia (Galnas) Pustanto mengatakan bahwa pameran karya seni botani ini merupakan suguhan sekaligus arsip ilmiah estetis yang memberikan ruang bagi penikmat seni untuk mengagumi keindahan seni lukis botani. “Sekaligus mendapatkan informasi/pengetahuan tentang tetumbuhan dengan jarak sangat dekat dan detail-detail yang akurat,” katanya.
Para pengunjung, ujarnya, dapat menemukan pengalaman baru yang mematahkan stereotipe bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan sains adalah kaku, dingin, dan tidak indah. Menurutnya, masyarakat dapat menjadi saksi cara seni rupa bersinergi dengan sain secara apik dalam pameran ini.
Para seniman dalam pameran Botanical Art: Evoking the Beauty of Science, paparnya, telah bekerja dengan penuh perhitungan, ketelitian, ketekunan, dan pertimbangan keilmuan tanpa meninggalkan kaidah estetika dalam membuat karya seni.
Baca juga: Surealisme, Aliran Seni yang Mengeksplorasi Alam Bawah Sadar
Dia menuturkan akan terdapat 58 karya seni dan ilustrasi botani terkurasi dengan subjek tumbuhan asli Indonesia yang dibuat oleh total 37 seniman Indonesia dan mancanegara. Karya-karya seni tersebut, ujarnya, telah melalui proses seleksi ketat dari sisi seni maupun sains.
Untuk diketahui, seni botani bukan genre seni baru. Seni ini sesungguhnya dekat dan sering dijumpai oleh masyarakat. Namun, kehadirannya jarang disadari.
Baca juga: Yuk Kenalan Dengan Pop Art, Gerakan yang Mendobrak Batasan Dalam Kesenian
Masyarakat, paparnya, biasanya sering menjumpai seni botani lewat buku pelajaran, kamus bergambar, atau ensiklopedia yang tanpa disadari menggugah minat individu pada alam dan tumbuh-tumbuhan.
Dia menuturkan seni botani memiliki sejarah yang panjang di dunia, termasuk Indonesia. Para leluhur di Indonesia, ujarnya, merekam tumbuh-tumbuhan penting, berguna, atau bermakna bagi kehidupan pada panel-panel relief seperti di candi Borobudur atau ragam wastra seperti batik.
Editor: Gita Carla
Kepala Galeri Nasional Indonesia (Galnas) Pustanto mengatakan bahwa pameran karya seni botani ini merupakan suguhan sekaligus arsip ilmiah estetis yang memberikan ruang bagi penikmat seni untuk mengagumi keindahan seni lukis botani. “Sekaligus mendapatkan informasi/pengetahuan tentang tetumbuhan dengan jarak sangat dekat dan detail-detail yang akurat,” katanya.
Para pengunjung, ujarnya, dapat menemukan pengalaman baru yang mematahkan stereotipe bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan sains adalah kaku, dingin, dan tidak indah. Menurutnya, masyarakat dapat menjadi saksi cara seni rupa bersinergi dengan sain secara apik dalam pameran ini.
Para seniman dalam pameran Botanical Art: Evoking the Beauty of Science, paparnya, telah bekerja dengan penuh perhitungan, ketelitian, ketekunan, dan pertimbangan keilmuan tanpa meninggalkan kaidah estetika dalam membuat karya seni.
Baca juga: Surealisme, Aliran Seni yang Mengeksplorasi Alam Bawah Sadar
Dia menuturkan akan terdapat 58 karya seni dan ilustrasi botani terkurasi dengan subjek tumbuhan asli Indonesia yang dibuat oleh total 37 seniman Indonesia dan mancanegara. Karya-karya seni tersebut, ujarnya, telah melalui proses seleksi ketat dari sisi seni maupun sains.
Untuk diketahui, seni botani bukan genre seni baru. Seni ini sesungguhnya dekat dan sering dijumpai oleh masyarakat. Namun, kehadirannya jarang disadari.
Baca juga: Yuk Kenalan Dengan Pop Art, Gerakan yang Mendobrak Batasan Dalam Kesenian
Masyarakat, paparnya, biasanya sering menjumpai seni botani lewat buku pelajaran, kamus bergambar, atau ensiklopedia yang tanpa disadari menggugah minat individu pada alam dan tumbuh-tumbuhan.
Dia menuturkan seni botani memiliki sejarah yang panjang di dunia, termasuk Indonesia. Para leluhur di Indonesia, ujarnya, merekam tumbuh-tumbuhan penting, berguna, atau bermakna bagi kehidupan pada panel-panel relief seperti di candi Borobudur atau ragam wastra seperti batik.
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.