Surealisme muncul pada era 1920an (sumber gambar ilustrasi:pexels/ Pavel Danilyuk)

Surealisme, Aliran Seni yang Mengeksplorasi Alam Bawah Sadar

29 June 2022   |   18:50 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Genhype mungkin pernah mendengar salah satu aliran dalam seni lukis yakni surealisme. Aliran ini merupakan gerakan budaya yang disebut berusaha menantang konvensi melalui eksplorasi pikiran bawah sadar dan mengaplikasikan kekuatan mimpi.

Dilansir dari National Galleries Scotland, bibit-bibit surealisme berawal dari para seniman beraliran dadaisme. Saat itu, para seniman dengan aliran dadaisme berdiskusi tentang keingian untuk mencipta hal-hal yang tidak rasional dan tidak masuk akal, termasuk dalam seni.

Prinsip utama surealisme kemudian ada pada awal 1920-an. Istilah ini diciptakan oleh penyair Prancis Guillaume Apollinaire pada tahun 1917, dan terdapat sekelompok pelukis yang tertarik untuk mengeksplorasinya.

Baca juga: Paul Cézanne, Seniman yang Karyanya Berpengaruh Pada Perkembangan Seni Abad ke-20

Pada 1924, Breton menerbitkan manifesto surealismenya. Dalam manifesto itu, dia mendefinisikan surealisme sebagai otomatisisme psikis murni untuk mengekespresikan fungsi pemikiran yang sebenarnya, baik secara lisan atau tertulis.

Dia hampir tidak menyebutkan lukisan dan memperhatikan tulisan. Hanya saja, keduanya cepat berkembang bersamaan, dan hari ini surealisme lebih dikaitkan dengan aspek-aspek visual daripada sastra. Buku Breton berjudul Surrealisme dan Lukisan muncul pada 1928 dan Manifesto Kedua Surealisme ada pada 1930.

Manifesto kedua yang dikeluarkan oleh Breton memperjelas sifat dan ambisi gerakan surealis. Dalam seni visual, saat manifesto kedua tersebut terbit, Salvador Dali yang menjadi salah satu pelukis surealisme paling terkenal.
 

Breton pada saat itu menyatakan bahwa karya-karya Dali adalah karya yang paling berhalusinasi yang diketahuinya. Surealisme pada 1930-an telah menjadi kekuatan di banyak negara. Di Inggris, pada 1936, seniman dan kolektor muda di Inggris Roland Penrose, David Gascoyne, dan Herbert Read menyelenggarakan pameran surealis internasional di London.

Sekitar 400 karya seniman dari 13 negara yang berbeda ditampilkan di pameran internasional itu. Karya-karya seperti dari Max Ernst, René Magritte, Joan Miró, dan Dalí mewarnai pameran internasional tersebut. Lebih dari 1.000 orang disebutkan menghadiri pembukaan dan sekitar 23.000 orang melihat pameran selama dua puluh tiga hari.

Perang Dunia II yang terjadi pada 1939 membuat banyak seniman surealis pindah ke luar negeri, dan berakhir sebagai sebuah kekuatan vital pada 1947. Banyak yang mengaitkan berakhirnya kekuatan surealis sebagai kekuatan vital dengan pameran Le Surréalisme.

Seniman-seniman muda seperti Francis Bacon, Alan Davie, Eduardo Paolozzi dan Richard Hamilton, pada 1947 menunjukkan pergerakan ke arah yang berbeda. Saat ini, surealisme terus eksis, dan warisan serta pengaruh seniman-senimannya dapat dirasakan sampai hari ini.

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Cover Me Not Pamerkan Pesona Kain Tradisional Lurik dalam Koleksi Terbaru

BERIKUTNYA

Positif Covid-19, Yuta NCT Bakal Absen dari Konser NCT 127 di Singapura

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: