Apa Itu Penyakit Angin Duduk? Penyebab Kematian Mendadak pada Seseorang
04 July 2022 |
16:05 WIB
Pernah mendengar istilah angin duduk? Istilah ini merupakan frasa yang sering dipakai masyarakat umum untuk menggambarkan kematian mendadak pada seseorang. Dinamakan ‘angin duduk’ karena gejalanya mirip dengan masuk angin biasa, tetapi bisa berakibat fatal secara tiba-tiba.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan ‘angin duduk’? Dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 9 Oktober 2016, Dokter Spesialis Kardiovaskular Ario Soeryo Kuncoro menjelaskan, dunia medis sebenarnya tidak mengenal penyakit ‘angin duduk’. Namun, jika dilihat dari kondisi korban ‘angin duduk’ sebenarnya mengacu pada gejala yang ditimbulkan.
“Biasanya pasien ‘angin duduk’ mengeluhkan rasa nyeri di dada dan sesak napas,” ujarnya.
Menurut Ario, angin duduk biasanya membuat rasa tidak nyaman di bagian dada yang berlangsung selama beberapa menit. Selain keluhan sesak napas, korban juga mengalami keringat dingin. Gejala ini bahkan bisa terjadi kapanpun baik ketika korban sedang beraktivitas maupun beristirahat. Beberapa korban juga mengalami rasa nyeri di ulu hati dan terasa mual.
Baca juga: Enggak Bisa Dianggap Sepele, Yuk Kenali Kelainan Irama Jantung
Kendati sudah mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke masih menjadi pembunuh nomor satu dunia.
Setiap tahunnya tidak kurang dari 17,5 juta kematian akibat penyakit ini terjadi di seluruh dunia. Pada 2030 bahkan diprediksi angka ini meningkat hingga 23 juta kematian per tahun. Ario menuturkan, salah satu faktor penting pemicu penyakit jantung adalah obesitas.
“Pada mereka yang obesitas terjadi perubahan struktural yakni otot jantung yang menebal sehingga mengakibatkan perubahan pada fungsi jantung dalam melakukan pompa jantung atau pun dalam pengisian jantungnya,” tambahnya.
Berbagai kelainan ini bisa menyebabkan keluhan seperti cepat lelah, sesak napas, ataupun dada yang terasa berat. Keluhan nyeri dada ini lah yang sering dianggap sebagai ‘angin duduk’ oleh masyarakat awam.
Baca juga: Minum Kopi Hasil Racikan French Press Memicu Risiko Serangan Jantung
Editor: Dika Irawan
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan ‘angin duduk’? Dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 9 Oktober 2016, Dokter Spesialis Kardiovaskular Ario Soeryo Kuncoro menjelaskan, dunia medis sebenarnya tidak mengenal penyakit ‘angin duduk’. Namun, jika dilihat dari kondisi korban ‘angin duduk’ sebenarnya mengacu pada gejala yang ditimbulkan.
“Biasanya pasien ‘angin duduk’ mengeluhkan rasa nyeri di dada dan sesak napas,” ujarnya.
Menurut Ario, angin duduk biasanya membuat rasa tidak nyaman di bagian dada yang berlangsung selama beberapa menit. Selain keluhan sesak napas, korban juga mengalami keringat dingin. Gejala ini bahkan bisa terjadi kapanpun baik ketika korban sedang beraktivitas maupun beristirahat. Beberapa korban juga mengalami rasa nyeri di ulu hati dan terasa mual.
Baca juga: Enggak Bisa Dianggap Sepele, Yuk Kenali Kelainan Irama Jantung
Gejala penyakit jantung
Dari gejala yang muncul, Ario menyimpulkan angin duduk sebenarnya merupakan gejala penyakit jantung. Jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala tersebut Ario menyarankan agar secepatnya dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa.Kendati sudah mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke masih menjadi pembunuh nomor satu dunia.
Setiap tahunnya tidak kurang dari 17,5 juta kematian akibat penyakit ini terjadi di seluruh dunia. Pada 2030 bahkan diprediksi angka ini meningkat hingga 23 juta kematian per tahun. Ario menuturkan, salah satu faktor penting pemicu penyakit jantung adalah obesitas.
“Pada mereka yang obesitas terjadi perubahan struktural yakni otot jantung yang menebal sehingga mengakibatkan perubahan pada fungsi jantung dalam melakukan pompa jantung atau pun dalam pengisian jantungnya,” tambahnya.
Berbagai kelainan ini bisa menyebabkan keluhan seperti cepat lelah, sesak napas, ataupun dada yang terasa berat. Keluhan nyeri dada ini lah yang sering dianggap sebagai ‘angin duduk’ oleh masyarakat awam.
Penyebab lain sesak napas
Ario menambahkan memang tidak semua sesak napas diakibatkan oleh penyakit jantung. Sesak napas juga bisa disebabkan oleh darah tinggi yang tidak terkontrol. Selain itu, obesitas juga bisa menyebabkan berbagai penyakit lainnya seperti hipertensi, diabetes melitus, dilipidemia, gangguan pernapasan saat tidur, kanker, dan beragam penyakit jantung seperti gagal jantung, jantung koroner, kematian mendadak, serta gangguan irama jantung alias fibrilasi atrial.Baca juga: Minum Kopi Hasil Racikan French Press Memicu Risiko Serangan Jantung
Apa yang sebenarnya menyebabkan seseorang mengalami obesitas?
Ario menjelaskan kondisi tersebut bermuara pada dua faktor; pola makan yang buruk dan kurangnya aktivitas fisik. Mengonsumsi makanan tinggi kalori dalam bentuk lemak dan gula disertai gaya hidup yang kurang bergerak juga menjadi faktor risiko obesitas. Kendati demikian, obesitas juga bisa terjadi akibat kekurangan produksi hormon oleh kelenjar tiroid, obat-obatan seperti kortikosteroid, atau faktor genetika.Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.