Ilustrasi peneliti kanker (Sumber gambar - Unsplash - National Cancer Institute)

Yuk Cegah Kanker Serviks Sejak Dini

04 July 2022   |   14:53 WIB

Kanker serviks merupakan penyakit yang patut diwaspadai, terutama oleh kaum hawa. Penyakit ini menyerang leher rahim perempuan, terutama mereka yang aktif secara seksual. Gejala awal yang paling umum biasanya pendarahan pada vagina setelah berhubungan seks atau ketika sudah memasuki masa menopause. 

Selain pendarahan setelah berhubungan seksual, gejala lainnya adalah keputihan yang mengeluarkan bau.  Apalagi jika setelah diobati tidak ada perubahan, tidak ada salahnya segera berkonsultasi ke dokter ahli.

Faktanya, kanker serviks merupakan penyakit yang menempati posisi kedua sebagai pembunuh terbanyak setelah kanker payudara. Dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 9 Oktober 2016, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan pada 2015 mencatat kanker serviks berada pada urutan teratas untuk prevalensi penyakit kanker di Indonesia.

Baca juga: Bisakah Penderita Kanker Serviks Hamil?

Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mencatat ada 20.000 kasus baru kanker serviks yang ditemukan di Indonesia setiap tahunnya. 

Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) Andriyono mengatakan, presentase penderita kanker serviks cukup tinggi. Dari 1.000 perempuan, satu di antaranya menderita kanker serviks. Data WHO juga menunjukkan terdapat lebih dari 92.000 kasus kematian akibat kanker serviks. 

Saat ini, tenaga kesehatan di seluruh dunia semakin dipusingkan dengan rata-rata umur pasien penderita kanker serviks. Jika dulu kebanyakan penderita kanker serviks menyerang perempuan berusia 50 tahun, kini perempuan muda berusia 30 tahun juga sudah menjadi korban. 
 

Penyebab kankver serviks

Kanker serviks disebabkan oleh virus human papillomavirus (HPV). Ini merupakan jenis virus yang juga menyebabkan kutil di beberapa anggota tubuh. Dari berbagai jenis virus tersebut, HPV 16 dan HPV 18 merupakan yang paling berbahaya. 
 

Pencegahan kanker serviks sejak dini

Sekali terjangkit, virus tersebut dapat berkembang dalam tubuh dalam kurun 2 tahun-3 tahun. Kendati sangat berbahaya, kata Andriyono, kanker serviks sebenarnya bisa dicegah. Salah satunya adalah dengan pemberian vaksin sejak usia 9 tahun.

Vaksin ini dipercaya mampu melindungi tubuh dari serangan kanker serviks. Andriyono menjelaskan rentang usia 9 tahun-13 tahun merupakan masa ideal pemberian vaksin karena sistem imun masih bagus. 
 

Pencegahan lewat skrining

Selain melalui vaksinasi yang merupakan pencegahan primer untuk kanker serviks, ada pula pencegahan sekunder melalui skrining berupa pap smear maupun IVA. Pap smear adalah langkah pemeriksaan sederhana, caranya dengan memasukan sebuah alat ke vagina untuk mengambil sampel. 

Sampel lalu dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan ini direkomendasikan bagi semua perempuan yang telah melakukan hubungan seksual setidaknya setiap tiga tahun sekali. 

Metode deteksi dini lainnya yaitu Inspeksi Visual dengan Asam Asetat atau IVA, dengan menyemprot asam asetat ke leher rahim lalu diamati perubahan yang terlihat. Apabila terlihat plak putih, artinya sudah ada perubahan dari sel normal menjadi abnormal akibat infeksi HPV.

 Tes IVA tergolong murah dibandingkan dengan cara lainnya. Seperti halnya pap smear, IVA hanya untuk perempuan yang sudah menikah. 
 

Mengenali gejala awal

Mengenali gejala awal kanker serviks juga bisa membantu mencegah kematian akibat kanker serviks. Semakin dini kanker serviks dikenali, maka akan mempermudah langkah pengobatannya. Andriyono menuturkan, sebagian besar pasien yang datang ke dokter justru sudah berada dalam stadium lanjut. 

Padahal, bagi perempuan yang sudah menikah, Andriyono menyarankan agar melakukan pemeriksaan IVA dan pap smear secara rutin setidaknya 3 tahun sekali. “Sebanyak 70% penderita kanker serviks di Indonesia mengunjungi dokter ketika sudah stadium lanjut,” ujarnya.

Baca juga: Punya Benjolan di Sekitar Bagian Tubuh Ini, Waspada Gejala Kanker Limfoma

 Terkait penyebaran virus HPV, selain melalui hubungan seksual, virus ini rupanya juga bisa didapatkan dari toilet. Sebuah penelitian di Inggris menyebutkan, virus HPV 16 juga ditemukan di gagang pintu toilet. Andriyono pun menyarankan agar selalu menjaga kebersihan. Salah satunya dengan rajin mencuci tangan. 

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Hampir 30 Tahun Bersahabat, Intip 5 Momen Kompak Vincent dan Desta

BERIKUTNYA

Simak! Tip Pelaku Usaha Manfaatkan TikTok Shop untuk Promosi & Penjualan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: