Gugusan Pulau Kabui, Sisi Lain Surga Raja Ampat di Papua Barat
23 June 2022 |
13:00 WIB
Genhype, bila berkesempatan datang ke Papua Barat, tetapi tidak ada waktu lebih panjang mengunjungi Wayag, maka sempatkanlah waktu untuk pesiar ke gugusan Pulau Kabui, pulau nomor dua terindah di Raja Ampat, kabupaten yang otonom pada 9 Mei 2003 ini.
Pulau Kabui adalah salah satu spot yang juga tidak kalah menarik jika dibandingkan dengan spot-spot di gugusan pulau karst lainnya seperti Pulau Wayag yang merupakan inti kepulauan di Raja Ampat dan lebih indah dibandingkan pulau-pulau di gugusan empat pulau besar Misool, Salawati, Batanta, dan Waigeo.
Akan tetapi, sebelum pesiar, jangan lupa persiapkan perbekalan yang memadai, pastikan perlengkapan jika ingin diving atau snorkeling, dan lainnya termasuk sunblock dan sunglasses!. karena Genhype boleh jadi akan seharian di lautan.
Pulau Kabui sendiri disebut sebagai duplikatnya Pulau Wayag. Di Raja Ampat sendiri terdapat 7 kawasan konservasi laut daerah (KKLD) seluas 1.112.314 hektare (ha). Adapun, Wayag merupakan salah satu bagian dari area KKLD Kawe seluas 155.000 ha tempat bertelurnya spesies penyu hijau yang dapat bertelur hingga 40 telur per bulan.
Lokasi ini sendiri menjadi habitat bagi ikan Pelagis dan ikan lainnya. Sementara Kabui dan juga selat Mayalibit merupakan bagian dari ekosistem KKLD Mayalibit seluas 48.988 ha yang unik karena area ini merupakan lokasi pemijahan ikan, kepiting, udang, moluska, dan teripang.
Di antaranya mulai dari ikan lema hingga lumba-lumba sousa. Sesekali jika Genhype beruntung, kalian dapat menyaksikan lumba-lumba berenang riang di lautan. Setelah menyusuri laut sejauh sejam perjalanan Anda akan terpana melihat
panorama yang hampir mirip Halong Bay di Vietnam atau Krabi Island di Thailand.
Gugusan pulau karang yang ditumbuhi rimbunnya pepohonan, lengkap dengan gradasi biru muda-hijaunya laut di bawah dan juntai awan di angkasa. Sungguh pemandangan yang membuat lupa akan problematika, sekaligus membuat kita makin menyadari betapa permai dan kayanya alam Papua.
Gugusan pulau ini biasa menjadi latar belakang yang indah untuk diabadikan. Biasanya, awak kapal yang juga pemandu wisata dengan antusias membantu dan memandu. Selain ramah, mereka juga paham melayani keinginan wisatawan yaitu menepi ke salah satu pulau.
Begitu banyak pulau karst di gugusan ini, namun mereka hafal betul pulau yang baik dan aman untuk didaki. Pulau karang ini terjal dan licin dengan sudut kemiringan yang curam. Awas, jika tidak hati-hati berpijak serta berpegangan pada ranting pohon sesuai arahan pemandu, bisa-bisa tubuh Anda tergores karang, atau terpeleset ke laut.
Ketika sampai di atas pulau ini, wisatawan akan dihadapkan pada panorama yang lebih luas. Spot ini cocok untuk berfoto ria dengan berbagai gaya. Sebelum berlama-lama, Anda perlu pertimbangkan panas teriknya matahari di tengah laut Papua tersebut.
Setelah cukup berfoto-foto biasanya wisatawan akan dibawa pemandu ke spot yang aman untuk penyelaman atau snorkeling. Kita akan dibuat takjub melihat warna-warni biota laut di gugusan pulau ini. Aktivitas ini biasanya memakan waktu, disela-sela ini pula kita dapat gunakan waktu makan siang hingga tiba waktunya untuk kembali ke Waisai.
Dalam perjalanan ke Waisai, udara sejuk angin laut memberi kesan tersendiri. Sekawanan burung Camar kadang mengiringi perjalanan kami. Sang pemandu wisata pun sempat menunjukkan goa bawah laut yang dihuni kelelawar. Banyak situs-situs unik dan juga bersejarah di Raja Ampat yang bisa diagendakan dalam perjalanan wisata ke sana. Di luar ini, Anda juga bisa mampir sejenak di pulau pasir putih, sebelum matahari terbenam atau sunset.
Meskipun terus melengkapi dengan sarana pendukung, pemda setempat memilih kebijakan untuk menjadikan Raja Ampat sebagai destinasi yang eksklusif. Ide ini terinspirasi dari saran Pangeran Monaco yang pernah berkunjung ke Raja Ampat.
Pemerintah Monaco rupanya punya peran dalam membantu membiayai wilayah konservasi dan membenahi lingkungan hidup di Raja Ampat. Ini yang membuat Raja Ampat berbeda dari destinasi seperti Bali. Pemda akan mengembangkan spot-spot yang tidak sekadar untuk diving spot melainkan resor-resor.
Pulau Kabui adalah salah satu spot yang juga tidak kalah menarik jika dibandingkan dengan spot-spot di gugusan pulau karst lainnya seperti Pulau Wayag yang merupakan inti kepulauan di Raja Ampat dan lebih indah dibandingkan pulau-pulau di gugusan empat pulau besar Misool, Salawati, Batanta, dan Waigeo.
Pemandangan di dermaga Waiwo Dive Resort, Waisai, Raja Ampat (sumber gambar: Hypeabis/Roni Yunianto)
Dari perbandingan jarak tempuh, jauhnya Wayag bisa berselisih waktu lebih dari 4 jam dihitung dari Waisai. Namun, semua itu bergantung pada daya pacu mesin kapal wisata yang disewa. Satu kapal kecil fi bre speed boat dengan dua mesin penggerak bisa menampung 10 penumpang termasuk awak kapal.
Pulau Kabui sendiri disebut sebagai duplikatnya Pulau Wayag. Di Raja Ampat sendiri terdapat 7 kawasan konservasi laut daerah (KKLD) seluas 1.112.314 hektare (ha). Adapun, Wayag merupakan salah satu bagian dari area KKLD Kawe seluas 155.000 ha tempat bertelurnya spesies penyu hijau yang dapat bertelur hingga 40 telur per bulan.
Lansekap karst di Teluk-Selat Kabui yang mempesona (sumber gambar: Hypeabis/Roni Yunianto)
Lokasi ini sendiri menjadi habitat bagi ikan Pelagis dan ikan lainnya. Sementara Kabui dan juga selat Mayalibit merupakan bagian dari ekosistem KKLD Mayalibit seluas 48.988 ha yang unik karena area ini merupakan lokasi pemijahan ikan, kepiting, udang, moluska, dan teripang.
Di antaranya mulai dari ikan lema hingga lumba-lumba sousa. Sesekali jika Genhype beruntung, kalian dapat menyaksikan lumba-lumba berenang riang di lautan. Setelah menyusuri laut sejauh sejam perjalanan Anda akan terpana melihat
panorama yang hampir mirip Halong Bay di Vietnam atau Krabi Island di Thailand.
Karst yang menjadi daya tarik Kabui, Raja Ampat, Papua Barat (sumber gambar: Hypeabis/Roni Yunianto)
Gugusan pulau karang yang ditumbuhi rimbunnya pepohonan, lengkap dengan gradasi biru muda-hijaunya laut di bawah dan juntai awan di angkasa. Sungguh pemandangan yang membuat lupa akan problematika, sekaligus membuat kita makin menyadari betapa permai dan kayanya alam Papua.
Gugusan pulau ini biasa menjadi latar belakang yang indah untuk diabadikan. Biasanya, awak kapal yang juga pemandu wisata dengan antusias membantu dan memandu. Selain ramah, mereka juga paham melayani keinginan wisatawan yaitu menepi ke salah satu pulau.
Begitu banyak pulau karst di gugusan ini, namun mereka hafal betul pulau yang baik dan aman untuk didaki. Pulau karang ini terjal dan licin dengan sudut kemiringan yang curam. Awas, jika tidak hati-hati berpijak serta berpegangan pada ranting pohon sesuai arahan pemandu, bisa-bisa tubuh Anda tergores karang, atau terpeleset ke laut.
Ketika sampai di atas pulau ini, wisatawan akan dihadapkan pada panorama yang lebih luas. Spot ini cocok untuk berfoto ria dengan berbagai gaya. Sebelum berlama-lama, Anda perlu pertimbangkan panas teriknya matahari di tengah laut Papua tersebut.
Setelah cukup berfoto-foto biasanya wisatawan akan dibawa pemandu ke spot yang aman untuk penyelaman atau snorkeling. Kita akan dibuat takjub melihat warna-warni biota laut di gugusan pulau ini. Aktivitas ini biasanya memakan waktu, disela-sela ini pula kita dapat gunakan waktu makan siang hingga tiba waktunya untuk kembali ke Waisai.
Dalam perjalanan ke Waisai, udara sejuk angin laut memberi kesan tersendiri. Sekawanan burung Camar kadang mengiringi perjalanan kami. Sang pemandu wisata pun sempat menunjukkan goa bawah laut yang dihuni kelelawar. Banyak situs-situs unik dan juga bersejarah di Raja Ampat yang bisa diagendakan dalam perjalanan wisata ke sana. Di luar ini, Anda juga bisa mampir sejenak di pulau pasir putih, sebelum matahari terbenam atau sunset.
Destinasi eksklusif
Meskipun terus melengkapi dengan sarana pendukung, pemda setempat memilih kebijakan untuk menjadikan Raja Ampat sebagai destinasi yang eksklusif. Ide ini terinspirasi dari saran Pangeran Monaco yang pernah berkunjung ke Raja Ampat.Pemerintah Monaco rupanya punya peran dalam membantu membiayai wilayah konservasi dan membenahi lingkungan hidup di Raja Ampat. Ini yang membuat Raja Ampat berbeda dari destinasi seperti Bali. Pemda akan mengembangkan spot-spot yang tidak sekadar untuk diving spot melainkan resor-resor.
Karst Kabui (sumber gambar: Hypeabis/Roni Yunianto)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.