Punya Penghasilan Tapi Tidak Bisa Kurban, Salah Mengatur Keuangan?
03 July 2022 |
18:09 WIB
Berkurban pada momen Iduladha menjadi ibadah rutin umat muslim di seluruh dunia. Tidak wajib, namun hukumnya sunnah muakkad atau dianjurkan bagi umat Islam yang mampu dan memiliki kelebihan rezeki pada saat hari kurban tiba.
Kendati demikian, tidak sedikit mereka yang masuk ke dalam kategori mampu secara penghasilan tetapi belum bisa menunaikan ibadah berkurban. Menurut Perencana Keuangan dari OneShildt Budi Raharjo kondisi itu dikarenakan pengelolaan keuangan yang salah.
"Kalau dilihat mampu tapi tidak bisa kurban, yang salah pengelolaan uangnya," ujarnya kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Baca juga: 8 Cara Menghemat Uang Sehari-Hari
Oleh karena itu, penting mengelola keuangan terutama untuk pengeluaran besar tahunan seperti berkurban atau menghadapi hari raya keagamaan lainnya. Budi menganjurkan ada baiknya umat muslim yang sudah mampu atau memiliki penghasilan, merencanakan atau memprediksi pengeluaran besar tersebut setiap tahunnya.
Penting memiliki catatan setahun sebelumnya untuk mendapatkan pola kapan pengeluaran tahunan itu berlangsung. "Kalau ada pengeluaran besar tahunan, jatuhnya pada bulan apa. Lalu lihat kembali pola kalau sudah memiliki catatan," katanya.
Selanjutnya, buatlah perencanaan tabungan dan arus kas pengeluaran bulanan dan tahunan. Budi menyarankan agar ada tabungan terpisah untuk dana darurat, belanja rutin, dan pengeluaran tahunan.
Jika ingin berkurban, buat estimasi biaya hewan kurban yang akan dipilih. Misalnya ingin berkurban kambing seharga Rp2,5 juta-Rp3 juta, sisihkan Rp250.000 dari pendapatan setiap bulannya dan masukkan ke rekening khusus.
"Harus ada rekening khusus pengeluaran tahunan dan sudah dikalkulasi kapan akan digunakan," jelasnya.
Menurut Budi, sumber penghasilan lain seperti bonus, tunjangan hari raya (THR), atau dividen saham juga bisa disisihkan untuk berkurban. "Daripada mendadak harus menyiapkan uang kurban dengan susah payah," imbuhnya.
Selain rekening khusus, instrumen investasi reksa dana pasar uang dan deposito juga bisa dimanfaatkan untuk menyimpan uang kurban. Dengan cara yang sama, yakni menyisihkan setiap bulannya.
Baca juga: 3 Kiat Mengelola Keuangan Keluarga ala Mona Ratuliu & Indra Brasco
Budi tidak menganjurkan untuk menggunakan instrumen saham. Dikhawatirkan ketika dibutuhkan, nilai saham tidak sesuai harapan atau anjlok.
"Uang kurban butuh kestabilan dan harus likuid (mudah dicairkan) karena sifatnya jangka pendek, rutin tahunan. Jadi, tidak cukup waktu membuat uang berkembang secara aman di saham," tuturnya.
Editor: Fajar Sidik
Kendati demikian, tidak sedikit mereka yang masuk ke dalam kategori mampu secara penghasilan tetapi belum bisa menunaikan ibadah berkurban. Menurut Perencana Keuangan dari OneShildt Budi Raharjo kondisi itu dikarenakan pengelolaan keuangan yang salah.
"Kalau dilihat mampu tapi tidak bisa kurban, yang salah pengelolaan uangnya," ujarnya kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Baca juga: 8 Cara Menghemat Uang Sehari-Hari
Oleh karena itu, penting mengelola keuangan terutama untuk pengeluaran besar tahunan seperti berkurban atau menghadapi hari raya keagamaan lainnya. Budi menganjurkan ada baiknya umat muslim yang sudah mampu atau memiliki penghasilan, merencanakan atau memprediksi pengeluaran besar tersebut setiap tahunnya.
Penting memiliki catatan setahun sebelumnya untuk mendapatkan pola kapan pengeluaran tahunan itu berlangsung. "Kalau ada pengeluaran besar tahunan, jatuhnya pada bulan apa. Lalu lihat kembali pola kalau sudah memiliki catatan," katanya.
Selanjutnya, buatlah perencanaan tabungan dan arus kas pengeluaran bulanan dan tahunan. Budi menyarankan agar ada tabungan terpisah untuk dana darurat, belanja rutin, dan pengeluaran tahunan.
Jika ingin berkurban, buat estimasi biaya hewan kurban yang akan dipilih. Misalnya ingin berkurban kambing seharga Rp2,5 juta-Rp3 juta, sisihkan Rp250.000 dari pendapatan setiap bulannya dan masukkan ke rekening khusus.
"Harus ada rekening khusus pengeluaran tahunan dan sudah dikalkulasi kapan akan digunakan," jelasnya.
Menurut Budi, sumber penghasilan lain seperti bonus, tunjangan hari raya (THR), atau dividen saham juga bisa disisihkan untuk berkurban. "Daripada mendadak harus menyiapkan uang kurban dengan susah payah," imbuhnya.
Selain rekening khusus, instrumen investasi reksa dana pasar uang dan deposito juga bisa dimanfaatkan untuk menyimpan uang kurban. Dengan cara yang sama, yakni menyisihkan setiap bulannya.
Baca juga: 3 Kiat Mengelola Keuangan Keluarga ala Mona Ratuliu & Indra Brasco
Budi tidak menganjurkan untuk menggunakan instrumen saham. Dikhawatirkan ketika dibutuhkan, nilai saham tidak sesuai harapan atau anjlok.
"Uang kurban butuh kestabilan dan harus likuid (mudah dicairkan) karena sifatnya jangka pendek, rutin tahunan. Jadi, tidak cukup waktu membuat uang berkembang secara aman di saham," tuturnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.