Ada banyak jenis serangan siber yang mengintai pengguna internet (Sumber gambar: Unsplash/Stillness Inmotion)

Hati-hati, Ini 10 Serangan Siber Paling Populer yang Menyasar Pengguna Internet  

29 June 2022   |   16:20 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Peningkatan adopsi pengguna internet dan pemanfaatan platform digital oleh masyarakat, seperti banyak hal pada umumnya melahirkan sisi positif dan negatif. Menciptakan peluang dan potensi, tapi juga melahirkan tantangan dan risiko. 

Peluangnya tentu saja kemudahan-kemudahan yang ditawarkan dari perkembangan teknologi, seperti akses informasi hingga hiburan yang terbuka lebar. Akan tetapi, muncul pula ancaman yang seringkali tidak disadari terkait dengan perlindungan data dan keamanan siber. 

Serangan siber (cyber attack) makin banyak menyasar para pengguna internet. Laporan Kaspersky misalnya, menyebut ada sekitar 12 juta serangan siber yang menargetkan warganet di Indonesia hanya dalam kurun waktu tiga bulan pertama tahun ini. 

Baca juga5 Cara Terbaik Jaga Keamanan Siber & Privasi Kalian di Media Sosial

Cyber attack merupakan serangan yang diluncurkan oleh penjahat dunia maya menggunakan satu atau lebih komputer, terhadap satu atau beberapa komputer atau jaringan. Serangan siber bisa mematikan perangkat elektronik, mencuri data, atau memakai gawai pengguna untuk berbagai hal. 

Para kriminal siber ini menggunakan berbagai metode untuk meluncurkan serangan di dunia maya. Dirangkum Hypeabis.id, berikut ini adalah jenis cyber attack paling umum yang dipakai untuk menyerang pengguna internet: 
 

1. Malware 

Istilah malware mencakup berbagai jenis serangan termasuk virus, spyware, dan worm. Serangan ini menggunakan kerentanan untuk menembus jaringan ketika pengguna mengklik tautan berbahaya yang ditanamkan atau dilampirkan pada objek tertentu.

Baca jugaAncaman Malware Perangkat Seluler Indonesia Turun, Tapi Masih Top Global
 

2. Phishing

Serangan phishing umumnya melibatkan pengiriman email penipuan dalam jumlah besar kepada pengguna yang tidak menaruh curiga. Biasanya disamarkan sebagai sebagai pesan yang berasal dari sumber yang dapat dipercaya. 

Baca juga5 Tips Penting Menghindari Phishing
 

3. Man in the Middle (MitM) Attack 

Serangan siber ini terjadi ketika penyerang mencegat transaksi yang berlangsung antara dua pihak, lalu memasukkan diri mereka di tengah aktivitas tersebut. Dari sana mereka melakukan kejahatan siber mencakup pencurian hingga manipulasi data. 
 

4. Denial of Service (Dos) Attack 

Jenis serangan DoS Attack bekerja dengan cara membanjiri sistem, server, atau jaringan untuk membebani sumber daya infrastruktur target, yang kemudian menyebabkan sistem tidak dapat memproses dan memenuhi permintaan yang sah/kredibel. 
 

5. Injection SQL  

Serangan siber ini terjadi ketika penyerangan memasukkan kode berbahaya ke server menggunakan bahasa kueri server (SQL). Biasanya tugas utamanya adalah untuk memaksa server mengirimkan informasi data sensiitif yang dilindungi perusahaan atau individu. 
 

6. Zero-day Exploit 

Jenis serangan ini mengacu pada eksploitasi kerentanan jaringan saat masih baru dan diumumkan - sebelum patch dirilis atau diimplementasikan. Penyerang masuk pada kerentanan yang diungkap di mana belum ada solusi atau tindakan pencegahan dari penyedia platform. 
 

7. Password Attack 

Kata sandi sebagai metode umum autentikasi selalu menjadi target serangan siber dengan berbagai cara. Salah satu metode yang masih banyak digunakan adalah brute force, yang memakai program untuk mencoba semua kemungkinan varian dan kombinasi. 

Baca jugaWorld Password Day 2022, Ini yang Harus Diperhatikan Terkait Kata Sandi


8. Cross-site Scripting 

Serangan jenis ini mengirimkan skrip berbahaya ke konten dari situs web. Kode berbahaya itu kemudian bergabung dengan konten dinamis yang dikirimkan ke mesin pencari korban. Biasanya ini terdiri dari kode Javascript, Flash, HTML, dan XSS. 
 

9. Rootkit 

Rootkit diinstal dalam perangkat lunak yang sah, di mana mereka dapat memperoleh kendali jarak jauh dan akses tingkat administrasi melalui sistem. Para penyerang kemudian menggunakan rootkit untuk mencuri kata sandi dan informasi kredensial. 
 

10. Internet of Things Attack 

Serangan tipe ini menjadi populer karena peningkatan pesat perangkat yang saling terhubung dengan atau yang kita kenal sebagai interet segala (internet of things). Konektivitas antar berbagai perangkat, memungkinkan penyerang mengakses sebuah jaringan dari berbagai pintu masuk.


Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Digitalisasi, Prodia Kenalkan Layanan Home Service

BERIKUTNYA

Kiat Merencanakan Warisan agar Terhindar dari Konflik

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: