Ilustrasi phishing di aplikasi WhatsApp (Kaspersky)

Waspadai Phishing di Aplikasi Pesan Instan, Simak Tips Berikut Ini

14 July 2021   |   14:25 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Like
Aplikasi perpesanan atau pesan instan telah menjadi alat yang banyak digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia sepanjang tahun lalu. Data dari perusahaan pengembang platform percakapan Spectrm, aplikasi perpesanan bahkan telah melampaui popularitas jejaring sosial tahun lalu.

Selain itu, data dari Statista juga menunjukkan pada tahun lalu, audiens global untuk aplikasi perpesanan telah mencapai angka 2,7 miliar orang. Diperkirakan pada 2023, jumlahnya akan naik menjadi 3,1 miliar atau hampir 40 persen dari total populasi dunia.

Maraknya penggunaan aplikasi ini tidak lepas dari berbagai ancaman keamanan siber. Kaspersky Internet Security menganalisis klik anonim pada tautan phishing di seluruh aplikasi perpesanan dan mendeteksi adanya 91.242 tautan dalam periode Desember 2020 hingga mei 2021.

Menurut statistik Kaspersky, jumlah tautan berbahaya paling banyak ditemukan pada platform WhatsApp dengan persentase 84,9 persen. Hal ini memang tidak mengejutkan mengingat platform ini merupakan aplikasi perpesanan paling populer di dunia.

Selanjutnya, jumlah pesan berbahaya paling banyak terdeteksi pada platform Telegram dengan persentase sebesar 5,7 persen, diikuti oleh Viber dengan 4,9 persen, dan aplikasi Hangouts dengan kurang dari 1 persen.

Secara global, jumlah pesan berbahaya paling banyak ditemukan di Rusia yang memiliki persentase 42 persen, lalu Brasil dengan 17 persen, dan India dengan 7 persen.

Adapun, statistik Kaspersky untuk Indonesia menunjukkan sebanyak 738 deteksi terjadi di WhatsApp dan 39 deteksi untuk Telegram, selama periode yang sama dari Desember 2020 hingga Mei 2021.

Analis konten web senior di Kaspersky Tatyana Shcherbakova mengatakan statistik menunjukkan bahwa phising di aplikasi perpesanan instan masih menjadi salah satu alat paling populer di kalangan scammer.

Sebagian karena popularitas aplikasi ini makin luas di kalangan pengguna, serta kemampuan fungsionalitas bawaan pada aplikasi untuk meluncurkan serangan misalnya dengan mengirimkan link berbahaya atau dokumen palsu.

Dia melanjutkan bahwa terkadang sulit untuk menemukan apakah suatu serangan adalah phishing, karena perbedaannya bisa hanya satu karakter atau satu kesalahan kecil.

"Kewaspadaan yang didukung dengan bentuk teknologi anti-phishing adalah solusi paling andal dalam memerangi phishing di aplikasi messenger," ujarnya.

Untuk mengurangi risiko penipuan dan menerima tautan berbahaya di aplikasi perpesanan, coba beberapa tips berikut ini :

- Waspada dan perhatikan kesalahan pada ejaan atau penyimpangan lainnya di sebuah tautan

- Ketahui skema rantai, di mana scammer meminta pengguna membagikan tautan berbahaya dengan kontaknya yang terlihat sah bagi orang lain

- Tetap waspada karena scammer sering menggunakan aplikasi perpesanan untuk berkomunikasi dengan pengguna yang ditemukan dari sumber sah seperti marketplace atau layanan pemesan akomodasi

- Jika pun pesan datang dari salah satu teman dekat, ingat bahwa akun mereka bisa jadi diretas. Tetap berhati-hati dalam situasi apa pun

- Gunakan solusi keamanan terpercaya, yang bisa menyelesaikan sebagian besar masalah secara otomatis dan memperingatkan pengguna dalam situasi genting.

Editor: M R Purboyo

SEBELUMNYA

7 Tips Bantu Tingkatkan Kemampuan Sosial pada Anak Selama PPKM

BERIKUTNYA

Tindakan Rasis Pemain Sepak Bola Inggris, Bukti Rasisme Masih Menjadi Ancaman

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: