Ancaman Malware Perangkat Seluler Indonesia Turun, Tapi Masih Top Global
21 June 2022 |
10:48 WIB
Pemanfaatan perangkat seluler (mobile) yang semakin luas oleh masyarakat Indonesia, diiringi dengan maraknya ancaman siber. Salah satunya adalah malware yang banyak terjadi dan dapat merusak gawai dalam berbagai serangan.
Laporan statistik terbaru dari Kaspersky menyoroti lanskap malware seluler di Indonesia sepanjang 2019 hingga 2021. Hasilnya cukup menarik, bahwa terjadi penurunan ancaman pada periode itu, tetapi angkanya masih cukup tinggi di tingkat global.
Baca Juga : Hati-Hati, Ada 12 Juta Serangan Siber di Indonesia Awal 2022
Kaspersky mendeteksi dan memblokir sebanyak 375.547 ancaman malware seluler di Indonesia pada 2021. Angka ini turun 0,90 persen dari 2020 atau 378.967 deteksi ancaman malware. Periode tahun lalu juga turun signifikan dari 2019 yang tercatat sebanyak 556.482 ancaman seluler.
Perusahaan keamanan siber itu juga mendeteksi sebanyak 301 malware mobile banking yang terjadi di Indonesia pada 2021. Angka ini juga mengalami penurunan signifikan sebesar 75,49 persen dari periode 2019 yang mendeteksi adanya 1228 ancaman.
Kendati tercatat mengalami penurunan sepanjang periode di atas, tetapi statistik ini masih menempatkan Indonesia sebagai negara keempat dengan deteksi malware terbanyak pada 2021. Berada tepat di belakang negara tertinggi lainnya yakni Rusia, Ukraina, dan Turki.
General Manager Kaspersky Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong, menyatakan bahwa era sebelum pandemi yakni pada 2019 menjadi tahun dengan deteksi ancaman siber perangkat seluler tertinggi di dalam negeri.
Hal ini disebabkan karena beberapa kegiatan besar terjadi pada periode tersebut. Salah satunya adalah inisiasi Indonesia Making 4.0, di mana penggunaan teknologi digital ramai digaungkan, dan digunakan oleh tidak hanya perorangan tapi juga entitas perusahaan.
Siang Tiong menyebut, masa depan masyarakat Asia Tenggara sudah barang tentu ada di perangkat seluler. Pernyataan ini didukung fakta bahwa masyarakat makin terbiasa dengan aplikasi pembayaran digital dan banyak aktivitas yang memanfaatkan platform digital.
Berdasarkan laporan yang ada, lanjutnya, tampak permukaan atas terlihat bahwa serangan siber semakin kurang aktif dengan tren penurunan yang terjadi. Akan tetapi, hal itu bukan berarti bahwa kita menjadi aman dari ancaman termasuk malware mobile device.
Baca Juga : Begini Cara Menjaga Keamanan Siber & Privasi di Media Sosial
Untuk itu, dia memberikan sejumlah tip bagi para pengguna perangkat seluler di dalam negeri agar tetap waspada dan berhati-hati dari ancaman malware yang ada, sebagai berikut :
Editor : Dika Irawan
Laporan statistik terbaru dari Kaspersky menyoroti lanskap malware seluler di Indonesia sepanjang 2019 hingga 2021. Hasilnya cukup menarik, bahwa terjadi penurunan ancaman pada periode itu, tetapi angkanya masih cukup tinggi di tingkat global.
Baca Juga : Hati-Hati, Ada 12 Juta Serangan Siber di Indonesia Awal 2022
Kaspersky mendeteksi dan memblokir sebanyak 375.547 ancaman malware seluler di Indonesia pada 2021. Angka ini turun 0,90 persen dari 2020 atau 378.967 deteksi ancaman malware. Periode tahun lalu juga turun signifikan dari 2019 yang tercatat sebanyak 556.482 ancaman seluler.
Perusahaan keamanan siber itu juga mendeteksi sebanyak 301 malware mobile banking yang terjadi di Indonesia pada 2021. Angka ini juga mengalami penurunan signifikan sebesar 75,49 persen dari periode 2019 yang mendeteksi adanya 1228 ancaman.
Kendati tercatat mengalami penurunan sepanjang periode di atas, tetapi statistik ini masih menempatkan Indonesia sebagai negara keempat dengan deteksi malware terbanyak pada 2021. Berada tepat di belakang negara tertinggi lainnya yakni Rusia, Ukraina, dan Turki.
General Manager Kaspersky Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong, menyatakan bahwa era sebelum pandemi yakni pada 2019 menjadi tahun dengan deteksi ancaman siber perangkat seluler tertinggi di dalam negeri.
Hal ini disebabkan karena beberapa kegiatan besar terjadi pada periode tersebut. Salah satunya adalah inisiasi Indonesia Making 4.0, di mana penggunaan teknologi digital ramai digaungkan, dan digunakan oleh tidak hanya perorangan tapi juga entitas perusahaan.
Siang Tiong menyebut, masa depan masyarakat Asia Tenggara sudah barang tentu ada di perangkat seluler. Pernyataan ini didukung fakta bahwa masyarakat makin terbiasa dengan aplikasi pembayaran digital dan banyak aktivitas yang memanfaatkan platform digital.
Berdasarkan laporan yang ada, lanjutnya, tampak permukaan atas terlihat bahwa serangan siber semakin kurang aktif dengan tren penurunan yang terjadi. Akan tetapi, hal itu bukan berarti bahwa kita menjadi aman dari ancaman termasuk malware mobile device.
Baca Juga : Begini Cara Menjaga Keamanan Siber & Privasi di Media Sosial
Untuk itu, dia memberikan sejumlah tip bagi para pengguna perangkat seluler di dalam negeri agar tetap waspada dan berhati-hati dari ancaman malware yang ada, sebagai berikut :
- Mengunduh aplikasi dari sumber resmi. Meskipun hal ini tidak menjadi keamanan hingga 100 persen, tapi bisa mengurangi risiko dibandingkan unduhan di sembarang tempat.
- Upayakan menggunakan aplikasi dari pengembang terpercaya dengan reputasi yang bagus. Langkah ini juga dilakukan untuk meminimalisir peluang serangan malware ke peranti lunak abal-abal.
- Abaikan aplikasi yang menjanjikan pembayaran yang tidak dikenal, atau informasi mengenai hadian yang terlalu menggiurkan. Hal ini umumnya merupakan scam yang mengandung malware.
- Jangan berikan aplikasi izin yang tidak perlu untuk aplikasi tertentu. Biasanya malware tidak akan berjalan penuh tanpa permintaan izin misalnya ke akses pesan tertulis atau penginstalan aplikasi tidak dikenal.
Editor : Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.