Ilustrasi anak yang sedang tantrum (Sumber gambar : Unsplash/Zachary Kadolph)

Jangan Emosi Ya Bun, Begini Cara Mengatasi Anak Tantrum

29 June 2022   |   09:42 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Pola asuh sangat penting untuk menentukan kepribadian anak di masa mendatang. Dimulai sejak dini terutama belajar mengendalikan emosi agar mereka mengerti saat dewasa nanti tidak semua hal bisa didapatkan. Namun anak-anak terutama di usia balita, kerap kali belum bisa mengekspresikan emosinya. Alhasil mereka mencoba berbagai macam cara, frustasi dengan dirinya, tidak nyaman, kesal, marah, menjerit, hingga memberontak.

"Jadinya tantrum, yakni ledakan emosi, ada perasaan menekan kemudian dikeluarkan," ujar Psikolog Klinis dari Enlightmind Nirmala Ika kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu. 

Biasanya tantrum muncul ketika balita tidak bisa mendapatkan atau mengungkapkan apa yang diinginkan, terutama mereka yang masih memiliki keterbatasan dalam berbicara. Paling sering, mereka meluapkannya dengan menangis.

Pada kondisi ini, menurut Ika beri kesempatan anak untuk mengekspresikan emosinya. "Jangan marahkan anak, biarkan dia mengeluarkan," tegas Nirmala.

Ajari secara perlahan bagaimana mengekspresikan emosi sebagaimana mestinya. Apabila si anak tantrum dengan menjerit, beritahu bahwa dengan seperti itu, sulit untuk memdengar apa yang membuat dia emosi. 

Kata Nirmala tunggu anak diam atau selesai dengan tindakan tantrumnya, baru tanyakan mengapa mereka menangis atau menjerit. Jelaskan bahwa dengan sikap tantrum seperti itu, tidak membuat dia mendapatkan apa yang diinginkan. 

Dia juga mengimbau agar orang tua jangan langsung memenuhi keinginan anak ketika mereka tantrum. "Anak-anak tetap perlu tau cara ekspresikan emosi seperti itu tidak pasti mendapatkan apa yang dia inginkan. Ada cara lain mendapatkan keinginan tanpa harus tantrum," tutur Nirmala.

Apabila tantrum terjadi di ruang publik, dia menyarankan untuk menerapkan langkah yang sama. Orang tua jangan ikut kalang kabut dan gelisah. Tetap bersikap tenang itu menjadi kunci utama.

Ketika anak sudah dalam kondisi yang lebih baik, tanyakan keinginannya. Jika mereka menangis karena ingin dibelikan mainan, diskusikan kembali apakah itu benar-benar diperlukan. 

"Yang pasti jangan turuti keinginan saat itu. Kalau dituruti besok, dia akan ikuti cara itu lagi. Yang kita lakukan, kita tenang dan kemudian tegas," saran Nirmala.

Namun sebelum menghadapi balita atau toodler yang tantrum ini, mencegah mereka dalam kondisi tersebut menjadi hal yang lebih penting. Ya, pengenalan emosi sangat penting untuk diajarkan dan berikan rasa aman kepada anak untuk leluasa bercerita.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Gejala Tidak Biasa Cacar Monyet, Lesi Muncul di Area Ini

BERIKUTNYA

ATEEZ Rilis Teaser Album & Lagu Misterius Menjelang Comeback

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: