Benarkah Multivitamin Berbahaya bagi Ginjal?
26 June 2022 |
20:28 WIB
Mengonsumsi multivitamin sudah menjadi kebutuhan masyarakat urban yang memiliki aktivitas padat. Multivitamin dianggap bisa membantu memenuhi kebutuhan nutrisi yang tidak bisa didapatkan melalui makanan. Kendati demikian, banyak juga orang yang memilih untuk tidak mengonsumsinya. Alasannya, multivitamin dipercaya akan berakibat buruk bagi ginjal.
Benarkah demikian? Menurut Medical Manager PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. Michael Reo, seperti dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 6 November 2016, anggapan tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya benar.
Multivitamin adalah zat yang larut dalam air sehingga pengeluarannya diproses melalui ginjal menjadi urin. Dalam jumlah yang banyak, konsumsi multivitamin memang bisa berbahaya bagi ginjal.
Baca juga: Hadapi Pancaroba, Masyarakat Harus Siapkan Suplemen & Vitamin
Namun, jika sesuai dosis yang dianjurkan, seharusnya tidak menjadi masalah. “Jika dikonsumsi di atas 2.000 miligram per hari selama tiga bulan sampai enam bulan, tentu akan menyebabkan munculnya batu ginjal,” ujarnya.
Menurut Michael, bagi masyarakat pekerja di perkotaan yang menjalani hidup sehat dengan rutin berolahraga serta menjaga pola makan saja tidak cukup. Dengan aktivitas padat yang harus dijalani, tubuh membutuhkan asupan energi berupa vitamin dan mineral.
Sayangnya, makanan saja tidak mencukupi kebutuahan tersebut. Inilah yang menyebabkan tubuh menjadi cepat lelah saat beraktivitas. “Hasil penelitian menunjukkan faktor makanan hanya menyumbang 25% kebutuhan vitamin dan mineral,” tambahnya.
Selain padatnya aktivitas, kelelahan pada tubuh juga bisa dipicu oleh sejumlah faktor lainnya. Michael merinci beberapa faktor seperti stres dan penimbunan asam laktat. Ketika stres akibat tuntutan pekerjaan, hormon kortisol mengalami peningkatan yang membuatnya masuk ke dalam darah. Hal ini akan berdampak buruk bagi tubuh.
Michael menjelaskan, mereka yang mengalami stres biasanya masih merasa lelah meskipun setelah bangun dari tidur. Penimbuan asam laktat dalam tubuh juga bisa membuat tubuh terasa lemas. Hal ini karena saat beraktivitas, pemakaian energi menghasilkan asam laktat. Semakin banyak jumlahnya maka energi akan semakin berkurang.
Guna memenuhi kebutuhan nutrisi agar tubuh tidak cepat lelah, mengonsumsi multivitamin yang mengandung kombinasi vitamin C, vitamin B complex, dan mineral sangat diperlukan.
Setiap kandungan nutrisi tersebut memiliki manfaatnya tersendiri. Vitamin C, misalnya, bermanfaat meningkatkan sel imun dalam tubuh, vitamin B complex untuk meningkatkan proses metabolisme, sedangkan mineral berfungsi untuk mempercepat pengeluaran asam laktat.
Oleh karena itu, orangtua wajib memperhatikan asupan gizi yang diperoleh dari makanan dan minuman. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral menjadi penunjang utama kebutuhan perkembangan anak. Selain itu, masalah konsentrasi sangat erat kaitannya dengan asupan gizi ke dalam tubuh. Dengan asupan gizi yang lengkap, anak akan tumbuh sehat sehingga bisa mengembangkan kapasitas emosional, intelegensi, dan sosialnya.
Editor: Dika Irawan
Benarkah demikian? Menurut Medical Manager PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. Michael Reo, seperti dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 6 November 2016, anggapan tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya benar.
Multivitamin adalah zat yang larut dalam air sehingga pengeluarannya diproses melalui ginjal menjadi urin. Dalam jumlah yang banyak, konsumsi multivitamin memang bisa berbahaya bagi ginjal.
Baca juga: Hadapi Pancaroba, Masyarakat Harus Siapkan Suplemen & Vitamin
Namun, jika sesuai dosis yang dianjurkan, seharusnya tidak menjadi masalah. “Jika dikonsumsi di atas 2.000 miligram per hari selama tiga bulan sampai enam bulan, tentu akan menyebabkan munculnya batu ginjal,” ujarnya.
Lantas bagaimana agar multivitamin tidak membahayakan ginjal?
Michael menyarankan agar mengonsumsi poduk yang tidak memiliki kandungan acidic. Adapun porsinya di minum sekali sehari sebanyak 500 miligram. Apa sebenarnya fungsi multivitamin bagi tubuh?Menurut Michael, bagi masyarakat pekerja di perkotaan yang menjalani hidup sehat dengan rutin berolahraga serta menjaga pola makan saja tidak cukup. Dengan aktivitas padat yang harus dijalani, tubuh membutuhkan asupan energi berupa vitamin dan mineral.
Sayangnya, makanan saja tidak mencukupi kebutuahan tersebut. Inilah yang menyebabkan tubuh menjadi cepat lelah saat beraktivitas. “Hasil penelitian menunjukkan faktor makanan hanya menyumbang 25% kebutuhan vitamin dan mineral,” tambahnya.
Selain padatnya aktivitas, kelelahan pada tubuh juga bisa dipicu oleh sejumlah faktor lainnya. Michael merinci beberapa faktor seperti stres dan penimbunan asam laktat. Ketika stres akibat tuntutan pekerjaan, hormon kortisol mengalami peningkatan yang membuatnya masuk ke dalam darah. Hal ini akan berdampak buruk bagi tubuh.
Michael menjelaskan, mereka yang mengalami stres biasanya masih merasa lelah meskipun setelah bangun dari tidur. Penimbuan asam laktat dalam tubuh juga bisa membuat tubuh terasa lemas. Hal ini karena saat beraktivitas, pemakaian energi menghasilkan asam laktat. Semakin banyak jumlahnya maka energi akan semakin berkurang.
Guna memenuhi kebutuhan nutrisi agar tubuh tidak cepat lelah, mengonsumsi multivitamin yang mengandung kombinasi vitamin C, vitamin B complex, dan mineral sangat diperlukan.
Setiap kandungan nutrisi tersebut memiliki manfaatnya tersendiri. Vitamin C, misalnya, bermanfaat meningkatkan sel imun dalam tubuh, vitamin B complex untuk meningkatkan proses metabolisme, sedangkan mineral berfungsi untuk mempercepat pengeluaran asam laktat.
Bagi anak-anak
Dokter Gizi Klinik Diana F. Sugkalian menuturkan, multivitamin penting untuk menunjang kinerja otak dan kesehatan anak. Menurut dia, usia sekolah merupakan masa yang penting bagi anak karena juga merupakan masa pertumbuhan.Oleh karena itu, orangtua wajib memperhatikan asupan gizi yang diperoleh dari makanan dan minuman. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral menjadi penunjang utama kebutuhan perkembangan anak. Selain itu, masalah konsentrasi sangat erat kaitannya dengan asupan gizi ke dalam tubuh. Dengan asupan gizi yang lengkap, anak akan tumbuh sehat sehingga bisa mengembangkan kapasitas emosional, intelegensi, dan sosialnya.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.