Jejeran mobil listrik di Gedung PLN UID Jakarta Raya (Sumber gambar: Hypeabis/Dika Irawan)

Mobil Listrik Sudah Mengaspal, Pasokan Setrum pun Tersedia

26 June 2022   |   17:37 WIB
Image
Dika Irawan Asisten Konten Manajer Hypeabis.id

Apa persamaannya bum bum car dengan mobil listrik? Jawabannya adalah sama-sama bertenaga listrik. Tidak ada tuas perseneling, yang ada hanya tombol-tombol. Untuk menjalankannya, sama-sama tinggal menginjak gas, wussss, mobil langsung mengacir.

Begitulah pengalaman pertama kali menjajal mobil listrik, Hyundai Ioniq. Memang tidak apple to apple membandingkan mobil itu dengan bum-bum car. Sebab, mobil listrik seperti itu sudah didesain dengan fitur-fitur canggih, yang mengutamakan kenyamanan dan keselamatan penggunanya. Berbeda dengan bum-bum car yang hanya diperuntukkan untuk mainan.

Pada Kamis (23/6/2022), Hypeabis berkesempatan menjajal kendaraan tipe sedan ini di Jakarta. Acara ini merupakan bagian dari Press Gathering PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya.

Baca juga: Survei Perkirakan Tren Kepemilikan Kendaraan Listrik Meningkat

Sejumlah jurnalis, termasuk Hypeabis.id diajak merasakan sensasi berkendara mobil listrik. Di samping, melihat kesiapan perusahaan setrum ini menyediakan fasilitas pendukung kendaraan, yakni stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU)

Untuk rute yang ditempuh, mulai dari kantor pusat PLN Unit Induk Distribusi Jakarta di Gambir, menuju Agro Edukasi Wisata Ragunan. Kunjungan ini sekaligus memantau program Container Farming yang diinisiasi oleh PLN UID Jakarta. 

Selama mengendari mobil ini, terasa perbedaan dibandingkan dengan mengendarai mobil konvensional. Perbedaan utama tentunya dari fitur-fitur yang dihadirkan. Pada bagian dasbor, misalnya, kendaraan listrik ini secara tampilan sangat futuristik. Terdapat layar yang dapat difungsikan untuk audio dan memantau kondisi baterai. 

Kemudian, tidak ada tuas perseneling yang biasa terdapat pada mobil konvesional. Produsen menggantinya dengan tombol-tombol yang berfungsi sama, yaitu D, R, N, dan P. Begitu juga dengan rem tangan, pada mobil ini diganti dengan tombol. 

“Ini sudah seperti mobil mainan,” kata driver yang ikut mendampingi rombongan. 

Pernyataan driver itu memang benar adanya. Saat berkendara, kita tidak perlu repot-repot menarik atau menurunkan tuas. Cukup tekan tombol, injak gas, kendaraan langsung melaju. Menariknya lagi, saat gas diinjak, mobil ini segera berjalan. Sensasi ini adalah torsi instan, tersedia sejak putaran mesin (rpm) nol. Inilah kelebihan dari mobil listrik. 
 

Interior Hyundai Ioniq (Sumber gambar: Hypeabis/Dika Irawan)

Interior Hyundai Ioniq (Sumber gambar: Hypeabis/Dika Irawan)

Tenaga mobil ini sepenuhnya berasal dari listrik yang tersimpan dalam baterai Lithium-Ion Polymer. Berdasarkan informasi dari situs resminya, kapasitas baterai tersebut berjumlah 38,3 kWh, 319,4 volt, dan output 113 kW.

Di samping fitur, kendaraan listrik memiliki keunggulan pada konsumsi bahan bakar, sehingga dilabel sebagai kendaraan ramah lingkungan. Untuk hitung-hitungan sederhana, saat mengendarai Ioniq dengan jarak tempuh sekitar 15,8 kilometer dari Gambir ke Ragunan (pulang-pergi), baterai hanya turun sekitar satu bar. 
 

Masa Depan Makin Dekat

Berbekal keunggulan pada bahan bakar dan teknologi canggih, mobil listrik merupakan kendaraan masa depan. Ini tak lepas dari bahan bakar kendaraan itu mengandalkan listrik, tidak lagi energi fosil yang kian berkurang. Alhasil kendaraan ini juga lebih ramah lingkungan karena tidak memiliki emisi gas buang sebagaimana kendaraan konvesional.

Tampaknya masa depan itu sudah di depan mata. Berkaca pada data pasar, penjualan kendaraan ini terus mengalami peningkatan. Laporan Global Electric Vehicle (EV) Outlook 2022 dari International Energy Agency  (IEA) mencatat bahwa penjualan kendaraan ini meningkat dua kali lipat pada 2021 dari tahun sebelumnya, menjadi rekor baru sebesar 6,6 juta. Padahal, pada 2012, saat itu hanya 120.000 mobil listrik yang terjual di seluruh dunia. 

Menurut laporan itu, keberhasilan EV didorong oleh banyak faktor. Di antaranya, dukungan kebijakan yang berkelanjutan menjadi pilar utama. Pengeluaran publik untuk subsidi dan insentif untuk EV hampir dua kali lipat pada 2021 menjadi hampir US$ 30 miliar. 

Kemudian, semakin banyak negara telah berjanji untuk menghapus mesin pembakaran internal atau memiliki target elektrifikasi kendaraan yang ambisius untuk beberapa dekade mendatang. 

Sementara itu, banyak pembuat mobil memiliki rencana untuk melistriki armada mereka yang melampaui target kebijakan. Akhirnya, model EV baru lima kali lebih banyak tersedia pada 2021 dibandingkan pada tahun 2015, meningkatkan daya tarik bagi konsumen. Jumlah model EV yang tersedia di pasaran sekitar 450.

Di Indonesia, kondisinya pun tak jauh berbeda. Mengutip Bisnis.com, penjualan mobil berteknologi listrik meliputi Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug In Hybrid (PHEV), serta Electric Vehicle murni berbasis baterai (EV) mengalami lonjakan pada Februari tahun ini. 

Dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) total penjualan seluruh jenis mobil tersebut mencapai 357 unit selama bulan kedua tahun ini. Kinerja itu melonjak 172,5 persen dibandingkan 131 unit, capaian pada periode bulan sebelumnya. Alhasil secara total, dalam dua bulan pertama tahun ini, volume penjualan mobil listrik itu sebanyak 486 unit. Kenaikan penjualan didongkrak segmen HEV.
 

Jangan Takut Kehabisan Listrik

Meskipun memiliki nihil emisi gas buang, kendaraan listrik ini dianggap tidak sepenuhnya ramah lingkungan. Sebab listrik yand didapat berasal dari pembangkit-pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Salah satu sumber energi fosil yang dinilai mengotori lingkungan. 

Namun, menurut General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Doddy B. Pangaribuan, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Sebab saat ini pembangkit listrik sudah memiliki teknologi yang lebih canggih, sehingga dapat meminimalisir dampak lingkungannya. Bahkan, sudah ada uji coba pembangkit listrik menggunakan biomassa. 

“Sekarang sudah banyak teknologi melokalisir energi,” katanya di sela-sela Press Gathering  di Cirebon, Jawa Barat, Kamis (22/6). 

Di samping itu, kendaraan listrik juga memiliki pembakaran yang sempurna, sehingga tidak memiliki emisi gas buang sebagaimana mobil konvesional. Perlu diingat pula bahwa emisi gas buang merupakan salah satu kontributor dari pencemaran polusi dua.

Nah, buat kalian yang berkeinginan memiliki mobil listrik tidak perlu khawatir soal pasokan listrik. Doddy mengatakan berdasarkan catatannya, beban listrik tertinggi di Jakarta pernah mencapai angka tertingginya 5.300 megawatt. Di samping itu, pihaknya juga sudah menyediakan cadangan sebesar 3.000 mw. “Jadi enggak usah khawatir soal pasokan listrik,” katanya. 

Baca juga: Ini Dia Fakta-fakta Mobil Listrik MINI Indonesia

Hal yang tak kalah pentingnya adalah, PLN juga sudah menyiapkan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Khusus di Jakarta, PLN UID Jakarta Raya telah menyediakan SPKLU di 18 titik dan 24 anjungan yang tersebar di Jabodetabek. Jumlah ini akan bertambah, seiring target 100 SPKLU yang dicanangkan pada tahun ini. 

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Bocoran Jadwal Rilis & Spesifikasi iPhone 14 Series dari Apple 

BERIKUTNYA

Suka Bingung Saat Belanja Online? Kuy Simak Kiat Shopping Hemat & Anti Galau di E-commerce

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: