Hati-Hati Bestie, Laporan Ini Menyebut Ada Sekitar 12 Juta Serangan Siber di Indonesia Awal Tahun Ini
25 April 2022 |
19:03 WIB
Adopsi teknologi di berbagai sektor aktivitas masyarakat dalam negeri terus meningkat. Laporan Bank Dunia belum lama ini bahkan menyatakan bahwa adopsi teknologi dalam dunia bisnis di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia.
Akan tetapi, adopsi teknologi ini masih belum diiringi dengan tingkat keamanan dan kewaspadaan yang lebih besar baik dari pelaku usaha, pemerintah, maupun penggunanya. Ini menjadi peluang bagi para pelaku kejahatan siber.
Laporan terbaru dari perusahaan keamanan siber Kaspersky menyatakan bahwa ada sekitar 12 juta ancaman daring yang menargetkan pengguna di Indonesia selama periode tiga bulan pertama 2022, atau kuartal pertama tahun ini.
Laporan mencatat, pada periode Januari hingga Maret 2022, Kaspersky mendeteksi dan memblokir sebanyak 11.82.558 ancaman dunia maya berbeda yang ditularkan melalui internet pada pengguna di dalam negeri.
Secara umum, 27,6 persen pengguna di Tanah Air menjadi sasaran ancaman berbasis web pada periode tersebut. Angka ini ternyata meningkat 22 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya dengan catatan 9.639.740 serangan daring.
Dengan jumlah ini, Indonesia menempati urutan ke-60 negara di dunia yang paling banyak mendapat serangan siber, dan menempati urutan teratas untuk wilayah Asia Tenggara dalam hal bahaya ang ditimbulkan dari berselancar di situs web.
General Manager Kaspersky Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong, mengatakan bahwa serangan siber baik yang dilakukan melalui taktik daring atau luring terbukti menargetkan individu dan bisnis dalam segala bentuk dan ukuran.
Dia melanjutkan, kemunculan berbagai tren digitalisasi di Indonesia beberapa waktu terakhir merupakan perkembangan yang menggembirakan. Ini termasuk kesadaran dan adopsi teknologi mutakhir seperti non-fungible token (NFT), metaverse, hingga mata uang kripto.
“Tren ini seharusnya juga disambut dengan kewaspadaan dari semua pihak yang terlibat, karena para pelaku kejahatan siber selalu menunggu tren berikutnya dieksploitasi,” katanya.
Secara berurutan, berikut ini adalah jumlah ancaman berbasis web per negara di kawasan pada periode kuartal pertama 2022 :
Editor: Gita Carla
Akan tetapi, adopsi teknologi ini masih belum diiringi dengan tingkat keamanan dan kewaspadaan yang lebih besar baik dari pelaku usaha, pemerintah, maupun penggunanya. Ini menjadi peluang bagi para pelaku kejahatan siber.
Laporan terbaru dari perusahaan keamanan siber Kaspersky menyatakan bahwa ada sekitar 12 juta ancaman daring yang menargetkan pengguna di Indonesia selama periode tiga bulan pertama 2022, atau kuartal pertama tahun ini.
Laporan mencatat, pada periode Januari hingga Maret 2022, Kaspersky mendeteksi dan memblokir sebanyak 11.82.558 ancaman dunia maya berbeda yang ditularkan melalui internet pada pengguna di dalam negeri.
Secara umum, 27,6 persen pengguna di Tanah Air menjadi sasaran ancaman berbasis web pada periode tersebut. Angka ini ternyata meningkat 22 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya dengan catatan 9.639.740 serangan daring.
Dengan jumlah ini, Indonesia menempati urutan ke-60 negara di dunia yang paling banyak mendapat serangan siber, dan menempati urutan teratas untuk wilayah Asia Tenggara dalam hal bahaya ang ditimbulkan dari berselancar di situs web.
General Manager Kaspersky Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong, mengatakan bahwa serangan siber baik yang dilakukan melalui taktik daring atau luring terbukti menargetkan individu dan bisnis dalam segala bentuk dan ukuran.
Dia melanjutkan, kemunculan berbagai tren digitalisasi di Indonesia beberapa waktu terakhir merupakan perkembangan yang menggembirakan. Ini termasuk kesadaran dan adopsi teknologi mutakhir seperti non-fungible token (NFT), metaverse, hingga mata uang kripto.
“Tren ini seharusnya juga disambut dengan kewaspadaan dari semua pihak yang terlibat, karena para pelaku kejahatan siber selalu menunggu tren berikutnya dieksploitasi,” katanya.
Secara berurutan, berikut ini adalah jumlah ancaman berbasis web per negara di kawasan pada periode kuartal pertama 2022 :
- Indonesia : 11.802.558
- Vietnam : 11.571.877
- Malaysia : 9.875.009
- Filipina : 9.238.163
- Thailand : 4.617.733
- Singapura : 1.545.762
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.