Kenali Ragam Mainan Bayi sampai Balita, Ada Bel hingga Puzzle
16 June 2022 |
15:46 WIB
Salah satu kegiatan yang disukai anak-anak ketika mereka masih kecil adalah bermain, di mana kegiatan ini bisa menjadi hiburan sekaligus edukasi pada usia dini. Akan tetapi, ada beragam mainan yang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya.
Dalam webinar Manfaat mainan sebagai media pembelajaran untuk anak usia dini, Kamis (16/6/2022), psikolog Cecilia Sinaga bercerita bahwa mainan anak-anak harus disesuaikan dengan proses tumbuh kembangnya. Yuk simak pemaparan psikolog anak dan remaja ini tentang ragam mainan berdasarkan usia anak.
Dalam webinar Manfaat mainan sebagai media pembelajaran untuk anak usia dini, Kamis (16/6/2022), psikolog Cecilia Sinaga bercerita bahwa mainan anak-anak harus disesuaikan dengan proses tumbuh kembangnya. Yuk simak pemaparan psikolog anak dan remaja ini tentang ragam mainan berdasarkan usia anak.
1. Bayi (0-12 bulan)
Untuk usia bayi yang berkisar pada 0-12 bulan, ragam mainan yang diberikan pada anak-anak usia ini bisa menggunakan mainan yang memicu stimulasi sensorik si kecil. Beberapa hal yang dicapai dari mainan pada anak-anak usia ini adalah kemampuan kontak mata, merasakan, hingga kemampuan untuk bisa berdiri.
Cecil menjelaskan bahwa anak-anak usia 0-3 bulan disarankan untuk memberikan mainan yang memicu sensorik mereka, misalnya mainan gantungan, bel, dan kotak musik. Karena pada tahapan ini anak-anak usia tersebut cenderung tertarik pada hal-hal yang tampak, maka penggunaan mainan dengan warna cerah, variasi tekstur, dan suara bisa jadi opsi.
Masih dengan ciri khas mainan bagi bayi berusia 0-3 bulan, anak-anak usia 3-6 bulan bisa diberikan mainan yang memicu keinginan unutk menggenggam, meremas, merasakan, dan menggigit. Pilihan ini dipilih sebagai pertimbangan akan rasa keingintahuan anak-anak bayi yang ingin merasakan pengalaman sensorik yang lebih banyak.
Lalu pada anak-anak usia 6-12 bulan, beberapa mainan yang ditujukan untuk perkembangan fisiknya bisa mulai diberikan. Biasanya, mainan untuk anak-anak usia ini bisa melatih mereka untuk berdiri dan makan sendiri. Bahkan, psikolog yang bekerja di Rumah Sakit Mitra Keluarga ini turut menyebut bahwa bayi pada usia ini sudah bisa diberikan makanan kecil berupa finger food.
Cecil menjelaskan bahwa anak-anak usia 0-3 bulan disarankan untuk memberikan mainan yang memicu sensorik mereka, misalnya mainan gantungan, bel, dan kotak musik. Karena pada tahapan ini anak-anak usia tersebut cenderung tertarik pada hal-hal yang tampak, maka penggunaan mainan dengan warna cerah, variasi tekstur, dan suara bisa jadi opsi.
Masih dengan ciri khas mainan bagi bayi berusia 0-3 bulan, anak-anak usia 3-6 bulan bisa diberikan mainan yang memicu keinginan unutk menggenggam, meremas, merasakan, dan menggigit. Pilihan ini dipilih sebagai pertimbangan akan rasa keingintahuan anak-anak bayi yang ingin merasakan pengalaman sensorik yang lebih banyak.
Lalu pada anak-anak usia 6-12 bulan, beberapa mainan yang ditujukan untuk perkembangan fisiknya bisa mulai diberikan. Biasanya, mainan untuk anak-anak usia ini bisa melatih mereka untuk berdiri dan makan sendiri. Bahkan, psikolog yang bekerja di Rumah Sakit Mitra Keluarga ini turut menyebut bahwa bayi pada usia ini sudah bisa diberikan makanan kecil berupa finger food.
2. Batita (1-3 tahun)
Ketika anak-anak beranjak pada usia satu tahun, biasanya mereka akan mulai tertarik pada mainan yang mengeluarkan bunyi, bertekstur, dan mengandung informasi dasar yang bisa mereka kenali. Di usia yang sudah bukan bayi tapi belum masuk ke dalam kategori toddler, mereka biasanya sudah mulai mencoba berjalan, berbicara, beraktivitas simpel.
Karena itulah, mainan untuk tahapan usia ini disarankan menggunakan mainan yang memicu aktivitas fisik ringan seperti menendang, mengejar sesuatu, dan menumpuk beberapa barang. Contoh dari mainan ini adalah bola, stacking ring atau cincin tumpuk, mainan kayu berbentuk kubus, hingga alat musik ringan seperti xylophone.
Mulai usia dua tahun, mainan ini bisa dikembangkan tidak jauh dari sebelumnya seperti tambahan cat lukis. Tapi, catatan yang harus diperhatikan adalah adanya pengawasan orang tua sebab anak-anak usia 1-2 tahun cenderung belum paham dengan bedanya makanan dan bukan makanan.
Editor: Indyah Sutriningrum
Karena itulah, mainan untuk tahapan usia ini disarankan menggunakan mainan yang memicu aktivitas fisik ringan seperti menendang, mengejar sesuatu, dan menumpuk beberapa barang. Contoh dari mainan ini adalah bola, stacking ring atau cincin tumpuk, mainan kayu berbentuk kubus, hingga alat musik ringan seperti xylophone.
Mulai usia dua tahun, mainan ini bisa dikembangkan tidak jauh dari sebelumnya seperti tambahan cat lukis. Tapi, catatan yang harus diperhatikan adalah adanya pengawasan orang tua sebab anak-anak usia 1-2 tahun cenderung belum paham dengan bedanya makanan dan bukan makanan.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.