Pasangan Selingkuh Sakitnya Tuh Di Sini, Ini 3 Cara Menyikapinya
13 June 2022 |
14:56 WIB
Suatu ketika Ranti bercerita bahwa dia mendapati suaminya berselingkuh dengan rekan sekantor. Hatinya hancur. Namun, kini dia dihadapkan pada kebimbangan untuk memutuskan apakah dia harus melanjutkan biduk rumah tangganya atau mengakhirinya setelah kasus itu.
Siapa saja tentunya tidak ingin mendapati pasangannya melanggar janji setia. Pada umumnya, reaksi seketika saat mengetahui pasangan yang selingkuh adalah rasa tidak percaya, marah, sedih, duka, sekaligus kehilangan.
Bagi pihak yang dikhianati, seringkali luka hati akibat perselingkuhan bersifat permanen. Tak jarang, dibutuhkan waktu hingga bertahun-tahun sebelum orang tersebut mampu memberikan maafnya, meskipun sang pasangan telah berusaha menunjukkan perubahan.
Banyak orang yang ujung-ujungnya memilih jalan perceraian sebagai solusi mengobati luka hati. Mereka berpendapat rumah tangganya tidak akan terasa sama setelah salah satu pihak berkhianat. Sebab, rasa percaya dan komitmen setia telah hancur.
Bagaimanapun, tidak sedikit juga orang yang tetap ingin mempertahankan bahtera rumah tangganya meski telah dikhianati pasangan. Namun, bagaimana caranya? Apa yang harus dilakukan untuk bisa mempertahankan keutuhan keluarga setelah terjadi perselingkuhan?
Baca juga: Perhatikan 7 Hal Ini Ketika Kalian Bertengkar dengan Pasangan
Seperti dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 25 September 2015, psychotherapist kenamaan Tammy Nelson menjelaskan ada tiga fase yang harus dilalui seseorang untuk memulihkan diri dari sakit hati akibat dikhianati pasangan, yakni fase krisis, fase pemahaman, dan fase visi.
“Pada fase ini, rasa shock karena dikhianati pasangan akan menggoyahkan rasa percaya diri seseorang. Dia akan merasa segala sesuatu yang dipercayainya selama ini runtuh dan tidak ada artinya,” paparnya.
Tahapan ini adalah yang paling sulit dihadapi. Namun, selama fase ini, pihak yang dikhianati harus tetap yakin bahwa dia akan mampu melalui cobaan tersebut. Dia harus percaya bahwa masa sulit akan berakhir dan dia bisa memasuki babak baru kehidupannya.
Selama fase ini, sebut Tammy, sebaiknya jangan gegabah membuat keputusan untuk mengakhiri hubungan. Lebih baik fokus pada diri sendiri dan keluarga, dan tahan dorongan membuat keputusan besar untuk sementara waktu.
Ketika suasana panas mulai mereda, ambillah waktu untuk berkontemplasi. Pikirkan dan pertimbangkan masak-masak apakah ingin mempertahankan hubungan atau mengakhirinya dan memulai hubungan monogami baru.
“Biasanya, setelah mengetahui perselingkuhan, seseorang akan sulit membayangkan masa depan yang lebih baik. Sebab, orang yang dipercayanya ternyata adalah orang yang menyakitinya. Dia akan merasa seolah-olah kehilangan segalanya,” kata Tammy.
Pada saat itulah, dia akan berpikir bahwa hubungannya selama ini hanya memberikan rasa ketergantungan ketimbang kekuatan. Dia akan merasa sendiri dan kebingungan, serta berharap pasangannya adalah sosok yang sama seperti sebelum perselingkuhan terjadi. Proses kesedihan tersebut adalah hal yang normal setelah kasus perselingkuhan.
Pada proses ini, berbagai kondisi emosional akan tercampur aduk; mulai dari amarah, ketakutan, pengingkaran, hingga penerimaan kembali. Untuk memutuskan apakah pernikahan tetap harus dilanjutkan setelah perselingkuhan, pastikan kedua belah pihak sama-sama menyesal atas perselingkuhan yang terjadi. Berikan ruang untuk memetakan kemungkinan memperbaiki hubungan rumah tangga.
Ini adalah momentum yang tepat untuk memutuskan apakah sebuah hubungan layak dipertahankan atau tidak. “Memahami bagaimana pasangan bisa sampai selingkuh akan membantu Anda mengerti tentang duduk permasalahan dalam hubungan. Pahamilah di mana letak tanggung jawab Anda di dalam hubungan selama ini, sampai-sampai pasangan Anda berselingkuh.”
Tammy menegaskan fase ini bukan ditujukan untuk menyalahkan diri sendiri atas perselingkuhan yang dilakukan pasangan. Namun, ini adalah tahapan di mana seseorang harus memahami akar permasalahan sebenarnya dalam hubungan rumah tangganya.
Siapa saja tentunya tidak ingin mendapati pasangannya melanggar janji setia. Pada umumnya, reaksi seketika saat mengetahui pasangan yang selingkuh adalah rasa tidak percaya, marah, sedih, duka, sekaligus kehilangan.
Bagi pihak yang dikhianati, seringkali luka hati akibat perselingkuhan bersifat permanen. Tak jarang, dibutuhkan waktu hingga bertahun-tahun sebelum orang tersebut mampu memberikan maafnya, meskipun sang pasangan telah berusaha menunjukkan perubahan.
Banyak orang yang ujung-ujungnya memilih jalan perceraian sebagai solusi mengobati luka hati. Mereka berpendapat rumah tangganya tidak akan terasa sama setelah salah satu pihak berkhianat. Sebab, rasa percaya dan komitmen setia telah hancur.
Bagaimanapun, tidak sedikit juga orang yang tetap ingin mempertahankan bahtera rumah tangganya meski telah dikhianati pasangan. Namun, bagaimana caranya? Apa yang harus dilakukan untuk bisa mempertahankan keutuhan keluarga setelah terjadi perselingkuhan?
Baca juga: Perhatikan 7 Hal Ini Ketika Kalian Bertengkar dengan Pasangan
Seperti dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 25 September 2015, psychotherapist kenamaan Tammy Nelson menjelaskan ada tiga fase yang harus dilalui seseorang untuk memulihkan diri dari sakit hati akibat dikhianati pasangan, yakni fase krisis, fase pemahaman, dan fase visi.
Fase krisis
Dalam bukunya yang berjudul The New Monogamy: Redefining Your Relationship After Infidelity, Tammy menjabarkan fase krisis adalah periode awal yang terjadi tepat setelah seseorang mengetahui pasangannya berselingkuh.“Pada fase ini, rasa shock karena dikhianati pasangan akan menggoyahkan rasa percaya diri seseorang. Dia akan merasa segala sesuatu yang dipercayainya selama ini runtuh dan tidak ada artinya,” paparnya.
Tahapan ini adalah yang paling sulit dihadapi. Namun, selama fase ini, pihak yang dikhianati harus tetap yakin bahwa dia akan mampu melalui cobaan tersebut. Dia harus percaya bahwa masa sulit akan berakhir dan dia bisa memasuki babak baru kehidupannya.
Selama fase ini, sebut Tammy, sebaiknya jangan gegabah membuat keputusan untuk mengakhiri hubungan. Lebih baik fokus pada diri sendiri dan keluarga, dan tahan dorongan membuat keputusan besar untuk sementara waktu.
Ketika suasana panas mulai mereda, ambillah waktu untuk berkontemplasi. Pikirkan dan pertimbangkan masak-masak apakah ingin mempertahankan hubungan atau mengakhirinya dan memulai hubungan monogami baru.
“Biasanya, setelah mengetahui perselingkuhan, seseorang akan sulit membayangkan masa depan yang lebih baik. Sebab, orang yang dipercayanya ternyata adalah orang yang menyakitinya. Dia akan merasa seolah-olah kehilangan segalanya,” kata Tammy.
Pada saat itulah, dia akan berpikir bahwa hubungannya selama ini hanya memberikan rasa ketergantungan ketimbang kekuatan. Dia akan merasa sendiri dan kebingungan, serta berharap pasangannya adalah sosok yang sama seperti sebelum perselingkuhan terjadi. Proses kesedihan tersebut adalah hal yang normal setelah kasus perselingkuhan.
Pada proses ini, berbagai kondisi emosional akan tercampur aduk; mulai dari amarah, ketakutan, pengingkaran, hingga penerimaan kembali. Untuk memutuskan apakah pernikahan tetap harus dilanjutkan setelah perselingkuhan, pastikan kedua belah pihak sama-sama menyesal atas perselingkuhan yang terjadi. Berikan ruang untuk memetakan kemungkinan memperbaiki hubungan rumah tangga.
Fase memahami
Setelah melalui fase krisis, orang yang dikhianati akan memasuki fase pemahaman. Pada tahapan ini, dia akan mulai belajar memahami bagaimana dan apa penyebab perselingkuhan tersebut. Pada fase ini, biasanya orang tersebut mulai bisa mengendalikan amarahnya dan mulai menumbuhkan kembali empati terhadap pasangannya.Ini adalah momentum yang tepat untuk memutuskan apakah sebuah hubungan layak dipertahankan atau tidak. “Memahami bagaimana pasangan bisa sampai selingkuh akan membantu Anda mengerti tentang duduk permasalahan dalam hubungan. Pahamilah di mana letak tanggung jawab Anda di dalam hubungan selama ini, sampai-sampai pasangan Anda berselingkuh.”
Tammy menegaskan fase ini bukan ditujukan untuk menyalahkan diri sendiri atas perselingkuhan yang dilakukan pasangan. Namun, ini adalah tahapan di mana seseorang harus memahami akar permasalahan sebenarnya dalam hubungan rumah tangganya.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.