Langkah Demi Langkah Mendesain Rumah dengan Konsep Shabby Chic
30 May 2022 |
15:38 WIB
Seringkali furnitur lawas dengan kondisi fisik yang tidak maksimal akan berakhir di tempat pembuangan sampah. Perabot-perabot tersebut dibuang karena kondisi cat yang sudah terkelupas, warna yang mulai pudar, atau bentuk yang tidak lagi sempurna. Namun, bila dengan sedikit imajinasi dan daya kreasi, kalian dapat memanfaatkan kembali furnitur lawas tersebut sebagai aksen dekorasi interior di rumah.
Shabby chic adalah konsep dekorasi interior dengan menggunakan perabot lawas yang terkesan lusuh tetapi tetap elegan. Jenis desain interior ini berasal dari Inggris pada abad 19 dan pertama kali dipopulerkan oleh Rachel Ashwell.
Wanita asal Inggris itu berhasil mengeksplorasi perabot lama agar bisa tampil cantik nan elegan. Dalam perkembangannya, shabby chic berfokus pada orisinalitas yang terkesan lusuh tetapi tetap indah bila dipadupadankan dengan furnitur lain dan dengan cara yang tepat.
Baca juga: Begini Cara Mengubah Sisa Lahan Kecil di Rumah Menjadi Taman Cantik
Menurutnya, desain semi-klasik ini masih memperbolehkan furnitur-furnitur ‘sisa’ era industrial, yang lawas, kuno, dan klasik, untuk disematkan dalam desain interior ini. Kesan lembut dan feminim adalah tujuan penggunaan desain jenis ini.
Perabot jenis ini biasanya dibubuhi ukiran-ukiran berat dengan warna-warna emas atau perak. Beberapa di antaranya menggunakan pelitur gelap untuk menonjolkan kesan klasik yang berlebihan dan tidak tepat untuk gaya shabby chic yang justru menonjolkan kelembutan.
Pada umumnya, perabot bergaya shabby chic bercirikan tampilan fisik yang kuno atau antik dengan berbagai bahan dasar; besi, rotan, dan kayu. Pengaplikasian warna putih, krem, dusty pink, baby blue, dan warna-warna pastel lain adalah pilihan yang tepat untuk desain interior ini.
Untuk furnitur berwarna pastel, hindari penggunaan tiga jenis warna yang berbeda. Warna berbeda yang terlalu banyak malah akan membuat ruangan kalian terkesan berantakan. Pilihlah satu warna utama sebagai tema, kemudian kalian dapat menggunakan warna yang berbeda, tetapi masih senada, pada furnitur lain.
Beberapa soft furnishing yang cocok sebagai pemanis dalam desain bergaya shabby chic adalah gorden, sarung bantal, dan taplak meja dengan motif bunga, polkadot, dan kotak-kotak. soft furnishing menjadi aksen paduan pada perabot di ruangan. Kalian dapat memilih bahan kain yang nyaman seperti katun, linen, dan muslin.
Bahan-bahan kain tersebut dapat digunakan untuk sarung bantal dan taplak meja. Tentu pilihan warna dan motif disesuaikan dengan gaya shabby chic.
Sebagai contoh, kalian dapat menggunakan sprei dan bed cover berwarna pastel dengan motif polakdot di kamar tidur.Sebagai pemanis, kalian dapat menggunakan sarung bantal dengan kancing atau dot, renda, dan pita. Penambahan lampu meja juga menjadi solusi tambahan dalam membangun suasana shabby chic di kamar tidur.
Ornamen-ornamen pada dinding cermin berbingkai ala vintage dan beberapa foto dengan jenis pigura yang sama juga masih dinilai tepat. Namun, jangan sampai area dinding dipenuhi dengan ornamen.
“Gaya shabby chic berbeda dengan minimalis, tetapi tidak berarti dinding harus penuh dengan ornamen. Penggunaan ornamen harus sesuai dengan tema dan dengan jumlah yang tepat,” tutur Denny.
Yang membedakan adalah furnitur seperti lemari piring, rak-rak, wastafel yang digunakan harus bergaya vintage atau kuno dengan paduan warna pastel. Kalian juga dapat berkreasi pada dinding dapur dengan menggunakan kertas dinding bermotif ringan.
Bila meja makan kalian menyatu dengan dapur, jangan lupa untuk menggunakan taplak dengan motif dan warna yang senada dengan perabot lain yang berada di sekitarnya. Sama dengan ruang tamu dan kamar tidur, hindari penggunaan ornamen dekoratif yang berlebihan karena akan membuat dapur kalian terkesan sumpek atau penuh.
Motif lantai dan dinding di seluruh ruangan di atas, dapat dikreasikan menjadi dasar bagi tema desain shabby chic. Lantai marmer dinilai masih cocok untuk desain ini.
Namun bagi kalian yang ingin menggunakan lantai berbahan dasar kayu atau bata juga masih dapat diaplikasikan. Yang terpenting adalah kesan semi-klasik masih timbul dengan berbagai tambahan furnitur yang tepat.
Penempatan di sekitar bangku taman berbahan besi atau kayu dapat mempercantik area taman. Kalian juga dapat menggunakan jenis tanaman bunga lain tetapi diusahakan dengan warna bunga yang lembut.
Baca juga: 6 Tips Perawatan Tanaman Indoor untuk Pemula
“Shabby chic menjadi pilihan tepat untuk mereka yang ingin mendapatkan suasana formal klasik tetapi tetap fun tetapi terlihat feminim di seluruh area hunian,” tutut Denny.
Editor: Dika Irawan
Shabby chic adalah konsep dekorasi interior dengan menggunakan perabot lawas yang terkesan lusuh tetapi tetap elegan. Jenis desain interior ini berasal dari Inggris pada abad 19 dan pertama kali dipopulerkan oleh Rachel Ashwell.
Wanita asal Inggris itu berhasil mengeksplorasi perabot lama agar bisa tampil cantik nan elegan. Dalam perkembangannya, shabby chic berfokus pada orisinalitas yang terkesan lusuh tetapi tetap indah bila dipadupadankan dengan furnitur lain dan dengan cara yang tepat.
Baca juga: Begini Cara Mengubah Sisa Lahan Kecil di Rumah Menjadi Taman Cantik
Tips desain rumah ala shabby chic
Dihimpun dari Bisnis Indonesia Weekly edisi Mei 2018, menurut arsitek Denny Setiawan, desain interior shabby chic banyak diaplikasikan oleh beberapa kalangan yang ingin bernostalgia pada suasana desain di tahun 70 hingga 80-an.Menurutnya, desain semi-klasik ini masih memperbolehkan furnitur-furnitur ‘sisa’ era industrial, yang lawas, kuno, dan klasik, untuk disematkan dalam desain interior ini. Kesan lembut dan feminim adalah tujuan penggunaan desain jenis ini.
Furnitur shabby chic
Kalian tidak perlu pusing bila tidak memiliki stok furnitur lawas yang telah termakan usia. Saat ini telah banyak furnitur bernuansa shabby chic yang dijual di pasaran. Namun, jangan terjebak dengan furnitur lawas yang akan membuat ruangan kalian terkesan klasik tetapi cenderung mewah.Perabot jenis ini biasanya dibubuhi ukiran-ukiran berat dengan warna-warna emas atau perak. Beberapa di antaranya menggunakan pelitur gelap untuk menonjolkan kesan klasik yang berlebihan dan tidak tepat untuk gaya shabby chic yang justru menonjolkan kelembutan.
Pada umumnya, perabot bergaya shabby chic bercirikan tampilan fisik yang kuno atau antik dengan berbagai bahan dasar; besi, rotan, dan kayu. Pengaplikasian warna putih, krem, dusty pink, baby blue, dan warna-warna pastel lain adalah pilihan yang tepat untuk desain interior ini.
Untuk furnitur berwarna pastel, hindari penggunaan tiga jenis warna yang berbeda. Warna berbeda yang terlalu banyak malah akan membuat ruangan kalian terkesan berantakan. Pilihlah satu warna utama sebagai tema, kemudian kalian dapat menggunakan warna yang berbeda, tetapi masih senada, pada furnitur lain.
Beberapa soft furnishing yang cocok sebagai pemanis dalam desain bergaya shabby chic adalah gorden, sarung bantal, dan taplak meja dengan motif bunga, polkadot, dan kotak-kotak. soft furnishing menjadi aksen paduan pada perabot di ruangan. Kalian dapat memilih bahan kain yang nyaman seperti katun, linen, dan muslin.
Bahan-bahan kain tersebut dapat digunakan untuk sarung bantal dan taplak meja. Tentu pilihan warna dan motif disesuaikan dengan gaya shabby chic.
Penerapan shabby chic
Paduan furnitur dengan soft furnishing bergaya shabby chic dapat kalian aplikasikan di seluruh ruangan, mulai dari kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, hingga bagian taman.Sebagai contoh, kalian dapat menggunakan sprei dan bed cover berwarna pastel dengan motif polakdot di kamar tidur.Sebagai pemanis, kalian dapat menggunakan sarung bantal dengan kancing atau dot, renda, dan pita. Penambahan lampu meja juga menjadi solusi tambahan dalam membangun suasana shabby chic di kamar tidur.
Shabby chic di ruang keluarta atau tamu
Untuk ruang keluarga atau ruang tamu, kalian dapat menggunakan slipcover berwarna pastel sebagai penutup sofa. Penggunaan chandelier dapat menjadi solusi penerangan ruang bertemunya kalian dengan keluarga atau tamu.Ornamen-ornamen pada dinding cermin berbingkai ala vintage dan beberapa foto dengan jenis pigura yang sama juga masih dinilai tepat. Namun, jangan sampai area dinding dipenuhi dengan ornamen.
“Gaya shabby chic berbeda dengan minimalis, tetapi tidak berarti dinding harus penuh dengan ornamen. Penggunaan ornamen harus sesuai dengan tema dan dengan jumlah yang tepat,” tutur Denny.
Area dapur shabby chic
Area dapur pun dapat kalian sulap menjadi dapur ala shabby chic. Dapur dengan gaya ini memiliki kelengkapan furnitur yang sama dengan dapur pada umumnya.Yang membedakan adalah furnitur seperti lemari piring, rak-rak, wastafel yang digunakan harus bergaya vintage atau kuno dengan paduan warna pastel. Kalian juga dapat berkreasi pada dinding dapur dengan menggunakan kertas dinding bermotif ringan.
Bila meja makan kalian menyatu dengan dapur, jangan lupa untuk menggunakan taplak dengan motif dan warna yang senada dengan perabot lain yang berada di sekitarnya. Sama dengan ruang tamu dan kamar tidur, hindari penggunaan ornamen dekoratif yang berlebihan karena akan membuat dapur kalian terkesan sumpek atau penuh.
Motif lantai dan dinding di seluruh ruangan di atas, dapat dikreasikan menjadi dasar bagi tema desain shabby chic. Lantai marmer dinilai masih cocok untuk desain ini.
Namun bagi kalian yang ingin menggunakan lantai berbahan dasar kayu atau bata juga masih dapat diaplikasikan. Yang terpenting adalah kesan semi-klasik masih timbul dengan berbagai tambahan furnitur yang tepat.
Taman ala shabby chic
Area terakhir yang dapat kalian kreasikan adalah area taman. Tanaman mawar adalah pilihan paling tepat untuk menciptakan suasana kuno bergaya shabby chic. Kalian dapat menggunakan pot-pot besar dengan sedikit ukiran sebagai media tanaman.Penempatan di sekitar bangku taman berbahan besi atau kayu dapat mempercantik area taman. Kalian juga dapat menggunakan jenis tanaman bunga lain tetapi diusahakan dengan warna bunga yang lembut.
Baca juga: 6 Tips Perawatan Tanaman Indoor untuk Pemula
“Shabby chic menjadi pilihan tepat untuk mereka yang ingin mendapatkan suasana formal klasik tetapi tetap fun tetapi terlihat feminim di seluruh area hunian,” tutut Denny.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.