Gedung Tugu Kunstkring Paleis (Sumber gambar: Hypeabis/Dika Irawan)

Mengintip Isi Gedung Tugu Kunstkring Paleis Menteng, Tempat Prestisius Seniman pada Masa Lalu

23 May 2022   |   15:07 WIB
Image
Dika Irawan Asisten Konten Manajer Hypeabis.id

Suzie Wong Lounge

Berdekatan dengan ruang Multatulli, terdapat ruang yang membawa pengunjung pada memori Hong Kong awal abad 20. Lampion bercahaya temaram bergantungan, becak dibiarkan tanpa tuannya, dan unsur-unsur merah ada di tiap sudut. 

Ruang ini bernama Suzie Wong Lounge yang terinspirasi dari kisah novel dan film terkenal karya Richard Mason, The World of Suzie Wong. Kisah tentang cinta yang pahit antara gadis cantik Suzie Wong dan pelukis Inggris Robert Marx di Hong Kong pada akhir 1950-an.

Berangkat dari kisah itu, sang pemilik ingin menghadirkan cerita tersebut ke ruangan ini dengan sentuhan perabotan, aksesoris dan desain interior bergaya China. Bahkan becak di ruangan ini diambil langsung dari Wanchai, Hong Kong yang mengingatkan pada suasana romantis Hong Kong era 1950-an. 

Tak tanggung-tanggung dua poster raksasa film tersebut yang berasal dari bioskop legendaris di Menteng pada 1960-an juga turut dipasang di dinding untuk menambah kesan Hong Kong tempo dulu. 
 

Ruang Soekarno

Beranjak ke lantai II, suasana keindonesiaan semakin terasa. Di area ini pengunjung dapat menikmati hidangan sembari mengenang perjuangan Bung Karno di Soekarno 1950 Room. 

Ruang VIP yang mampu menampung tempat duduk 24 orang ini tidak sekadar meminjam nama Presiden Indonesia pertama itu. Namun, berbagai benda memorabilia Soekarno juga dihadirkan untuk menghiasi ruangan ini seperti foto dan lukisan. Alhasil ketika masuk ke dalamnya seolah berada di rumah sang proklamator. 

Tak jauh dari ruangan Soekarno,  terdapat ruangan Raden Saleh. Beberapa lukisan klasik terpacak di ruangan ini termasuk lukisan repro karya Raden Saleh berjudul Antara Hidup dan Mati. Ruangan ini berkapasitas tempat duduk 18 orang ini memang didedikasikan untuk sang maestro. 

Baik ruangan Soekarno maupun Raden Saleh memiliki desain interior bergaya tradisional. Hal itu tampak dari dinding dan lantai berwarna cokelat tua kayu. Sedangkan aksen merah yang terdapat pada lampu gantung dan kursi-kursi menambah kesan mewah ruangan tersebut. 

Dari Soekarno dan Raden Saleh, pengunjung dapat menikmati nuansa klasik Eropa abad pertengahan di ruang Hercules. Patung kekar seperti Hercules berdiri di sudut ruang seakan menyapa para tamu. Kesan klasik semakin terasa berkat kehadiran lukisan-lukisan bergaya romantisme. 


Editor: Gita Carla
1
2


SEBELUMNYA

Kenali Tanda Orang Tua Mulai Overparenting

BERIKUTNYA

Mengenal Material Bata Merah, Hebel & Batako, Mana yang Lebih Tangguh

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: