Jalan Berbatu Netflix di Industri Video Streaming
19 May 2022 |
17:30 WIB
Platform video streaming Netflix menjadi pilihan banyak penikmat film dan serial di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir. Akses hiburan video yang mudah serta koleksi orisinal yang beragam dan menarik menjadi daya tarik utamanya. Akan tetapi, kedigdayaan platform itu kini tengah diuji.
Sebagaimana telah banyak dilaporkan sebelumnya, pada kuartal pertama tahun ini Netflix secara gamblang melaporkan kehilangan sekitar 200.000 pelanggan (subscriber). Ini menandai pertama kalinya perusahaan itu kehilangan penggemar selama lebih dari 10 tahun operasionalnya.
Tidak berhenti sampai disitu, raksasa streaming tersebut juga memperkirakan bakal kehilangan sekitar dua juta pelanggan lagi pada kuartal kedua tahun ini. Dua juta tentunya bukan merupakan angka yang kecil kendati Netflix masih memiliki total pengguna lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia.
Baca juga : Netflix kehilangan ratusan ribu pengguna untuk pertama kalinya
Hal ini disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu yang utama adalah penghentian layanan Netflix di Rusia sebagai aksi perusahaan mengecam tindakan negara tersebut melakukan invasi ke Ukraina. Hal ini menyebabkan hilangnya sekitar satu juta pelanggan dari negara itu.
Selain itu, faktor besar lainnya yang menjadi turning point bagi banyak konsumen adalah peningkatan harga langganan pada semua level atau tingkatan layanan di Netflix. Kendati harga terakhir naik hanya berkisar US$1-US$2, tapi perusahaan telah secara bertahap dan berkali-kali melakukan hal tersebut dalam beberapa waktu terakhir.
Sementara itu, laporan terbaru disampaikan oleh The Information menyatakan bahwa akan ada lebih banyak pembatalan langganan dari konsumen terhadap layanan Netflix pada masa mendatang.
Data yang ada menunjukkan mereka telah kehilangan sekitar 3,6 juta orang pengguna pada kuartal terakhir. Angka ini jauh meningkat dari catatan sebelumnya yakni sekitar 2,5 juta pembatalan dalam kurun waktu lima kuartal terakhir.
Laporan The Information yang bersumber dari perusahaan analitik Antenna menemukan hal menarik lainnya. Bahwa sebanyak 13 persen pembatalan pada kuartal pertama tahun ini dilakukan oleh konsumen yang telah menggunakan layanan selama lebih dari 3 tahun.
Ini mengindikasikan adanya kekecewaan atau ketidakpuasan para pelanggan lamanya terhadap layanan saat ini. Bisa jadi karena isu harga yang terus meningkat tadi, atau karena konten yang dinilai kurang menarik, atau juga karena makin banyaknya pemain yang memikat hati.
Baca juga : Platform video streaming makin diminati pengguna internet di Indonesia
Sebagaimana telah banyak dilaporkan sebelumnya, pada kuartal pertama tahun ini Netflix secara gamblang melaporkan kehilangan sekitar 200.000 pelanggan (subscriber). Ini menandai pertama kalinya perusahaan itu kehilangan penggemar selama lebih dari 10 tahun operasionalnya.
Tidak berhenti sampai disitu, raksasa streaming tersebut juga memperkirakan bakal kehilangan sekitar dua juta pelanggan lagi pada kuartal kedua tahun ini. Dua juta tentunya bukan merupakan angka yang kecil kendati Netflix masih memiliki total pengguna lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia.
Baca juga : Netflix kehilangan ratusan ribu pengguna untuk pertama kalinya
Hal ini disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu yang utama adalah penghentian layanan Netflix di Rusia sebagai aksi perusahaan mengecam tindakan negara tersebut melakukan invasi ke Ukraina. Hal ini menyebabkan hilangnya sekitar satu juta pelanggan dari negara itu.
Selain itu, faktor besar lainnya yang menjadi turning point bagi banyak konsumen adalah peningkatan harga langganan pada semua level atau tingkatan layanan di Netflix. Kendati harga terakhir naik hanya berkisar US$1-US$2, tapi perusahaan telah secara bertahap dan berkali-kali melakukan hal tersebut dalam beberapa waktu terakhir.
Sementara itu, laporan terbaru disampaikan oleh The Information menyatakan bahwa akan ada lebih banyak pembatalan langganan dari konsumen terhadap layanan Netflix pada masa mendatang.
Data yang ada menunjukkan mereka telah kehilangan sekitar 3,6 juta orang pengguna pada kuartal terakhir. Angka ini jauh meningkat dari catatan sebelumnya yakni sekitar 2,5 juta pembatalan dalam kurun waktu lima kuartal terakhir.
Laporan The Information yang bersumber dari perusahaan analitik Antenna menemukan hal menarik lainnya. Bahwa sebanyak 13 persen pembatalan pada kuartal pertama tahun ini dilakukan oleh konsumen yang telah menggunakan layanan selama lebih dari 3 tahun.
Ini mengindikasikan adanya kekecewaan atau ketidakpuasan para pelanggan lamanya terhadap layanan saat ini. Bisa jadi karena isu harga yang terus meningkat tadi, atau karena konten yang dinilai kurang menarik, atau juga karena makin banyaknya pemain yang memikat hati.
Baca juga : Platform video streaming makin diminati pengguna internet di Indonesia
Persaingan Ketat
Ya, tidak bisa dipungkiri bahwa industri video streaming saat ini telah diisi oleh para pemain besar global. Mereka adalah perusahaan raksasa hiburan dan media yang telah lama berkecimpung di industri ini. Sebut saja Warner Bros dengan HBO Max/GO dan Disney dengan Disney Plus/Hotstar, dan banyak pemain lainnya.
Di tengah kemerosotan bisnis yang dialami oleh Netflix, pesaing terkuatnya yakni Disney Plus mengambil keuntungan. Dalam paparan laporan pendapatan kuartal kedua tahun fiskalnya belum lama ini, perusahaan mengumumkan pertumbuhan pengguna yang sangat signifikan.
Dibilang sangat signifikan karena hanya dalam tiga bulan pertama tahun ini atau pada kuartal pertama 2022, Disney Plus mencatatkan pertumbuhan pengguna hingga 7,9 juta pelanggan baru ke dalam layanannya.
Angka ini membuat penikmat layanan utama dari perusahaan tersebut meningkat menjadi 87,6 juta orang di seluruh dunia. Bahkan, Disney yang juga memiliki layanan streaming Hulu dan ESPN Plus mencatatkan pertumbuhan dari 196,4 juta pengguna menjadi 205 juta pelanggan pada periode yang sama.
Baca juga : 16 judul film yang bakal dirilis Disney pada 2022-2023
Pesaing lainnya yakni Home Box Office (HBO) juga mencatatkan peningkatan jumlah pengguna yang besar. Pada laporan pendapatan kuartalan April lalu, perusahaan menunjukkan penambahan hingga 13 juta pelanggan anyar.
Angka itu disumbangkan dari dua layanan utamanya yakni HBO (regular/tradisional) dan HBO Max. Dengan tambahan pengguna tersebut, kedua platform itu telah mencatatkan total sebanyak 76,8 juta pelanggan di seluruh dunia.
Perusahaan menyatakan bahwa pertumbuhan besar yang tercatat utamanya didorong oleh keuntungan pelanggan ritel internasional dan domestik, yang makin menikmati program film dan serial di dalam platform.
Kendati demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa Netflix masih menjadi raja di industri video streaming dengan sekitar 221,64 juta pelanggan, diikuti oleh Disney Plus (termasuk Hotstar) dengan 129,8 juta pelanggan, dan HBO & HBO Max dengan 76,8 juta pelanggan.
Di tengah kemerosotan bisnis yang dialami oleh Netflix, pesaing terkuatnya yakni Disney Plus mengambil keuntungan. Dalam paparan laporan pendapatan kuartal kedua tahun fiskalnya belum lama ini, perusahaan mengumumkan pertumbuhan pengguna yang sangat signifikan.
Dibilang sangat signifikan karena hanya dalam tiga bulan pertama tahun ini atau pada kuartal pertama 2022, Disney Plus mencatatkan pertumbuhan pengguna hingga 7,9 juta pelanggan baru ke dalam layanannya.
Angka ini membuat penikmat layanan utama dari perusahaan tersebut meningkat menjadi 87,6 juta orang di seluruh dunia. Bahkan, Disney yang juga memiliki layanan streaming Hulu dan ESPN Plus mencatatkan pertumbuhan dari 196,4 juta pengguna menjadi 205 juta pelanggan pada periode yang sama.
Baca juga : 16 judul film yang bakal dirilis Disney pada 2022-2023
Pesaing lainnya yakni Home Box Office (HBO) juga mencatatkan peningkatan jumlah pengguna yang besar. Pada laporan pendapatan kuartalan April lalu, perusahaan menunjukkan penambahan hingga 13 juta pelanggan anyar.
Angka itu disumbangkan dari dua layanan utamanya yakni HBO (regular/tradisional) dan HBO Max. Dengan tambahan pengguna tersebut, kedua platform itu telah mencatatkan total sebanyak 76,8 juta pelanggan di seluruh dunia.
Perusahaan menyatakan bahwa pertumbuhan besar yang tercatat utamanya didorong oleh keuntungan pelanggan ritel internasional dan domestik, yang makin menikmati program film dan serial di dalam platform.
Kendati demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa Netflix masih menjadi raja di industri video streaming dengan sekitar 221,64 juta pelanggan, diikuti oleh Disney Plus (termasuk Hotstar) dengan 129,8 juta pelanggan, dan HBO & HBO Max dengan 76,8 juta pelanggan.
Strategi Netflix
Walaupun masih memiliki jumlah pelanggan terbesar, tapi ada banyak pukulan bagi pihak Netflix yang diterimanya saat ini. Untuk itu, perusahaan tengah menyiapkan sejumlah strategi dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan jumlah pelanggannya.
Salah satu yang tengah diuji coba adalah menghadirkan layanan paket yang lebih murah dengan dukungan iklan. Ini disampaikan langsung oleh bos Netflix Reed Hastings beberapa waktu lalu, kendati pada awalnya dia merupakan salah satu penentang konsep tersebut.
Hastings juga semakin tegas mengenai praktik bagi-bagi kata sandi, sehingga meluncurkan layanan yang akan mengatasi isu tersebut. Chili, Kosta Rika, dan Peru menjadi negara uji coba layanan yang memungkinkan pengguna membuat sub-akun untuk siapa saja yang memakai layanan di luar rumah, guna pengecekan.
Baca juga : Netflix bakal kenakan biaya tambahan untuk fitur berbagi akun
Tidak berhenti sampai disitu, Netflix juga diketahui tengah mengerjakan opsi live streaming untuk pertunjukan stand-up comedy special, konten seperti reality show, hingga pemungutan suara untuk acara kompetisi.
Sejumlah fitur yang tengah disiapkan Netflix seperti berlangganan murah dengan iklan dan konten live streaming sejatinya telah dilakukan terlebih dahulu oleh para kompetitor. Ini tampaknya menjadi pertimbangan perusahaan untuk kembali menggaet hati penggemar lewat fitur yang sudah cukup familiar.
Salah satu yang tengah diuji coba adalah menghadirkan layanan paket yang lebih murah dengan dukungan iklan. Ini disampaikan langsung oleh bos Netflix Reed Hastings beberapa waktu lalu, kendati pada awalnya dia merupakan salah satu penentang konsep tersebut.
Hastings juga semakin tegas mengenai praktik bagi-bagi kata sandi, sehingga meluncurkan layanan yang akan mengatasi isu tersebut. Chili, Kosta Rika, dan Peru menjadi negara uji coba layanan yang memungkinkan pengguna membuat sub-akun untuk siapa saja yang memakai layanan di luar rumah, guna pengecekan.
Baca juga : Netflix bakal kenakan biaya tambahan untuk fitur berbagi akun
Tidak berhenti sampai disitu, Netflix juga diketahui tengah mengerjakan opsi live streaming untuk pertunjukan stand-up comedy special, konten seperti reality show, hingga pemungutan suara untuk acara kompetisi.
Sejumlah fitur yang tengah disiapkan Netflix seperti berlangganan murah dengan iklan dan konten live streaming sejatinya telah dilakukan terlebih dahulu oleh para kompetitor. Ini tampaknya menjadi pertimbangan perusahaan untuk kembali menggaet hati penggemar lewat fitur yang sudah cukup familiar.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.