Platform OTT Video Streaming Semakin Diminati
28 March 2022 |
08:55 WIB
Platform over the top (OTT) video streaming makin diminati oleh para penikmat film di Indonesia. Sebut saja nama platform seperti Netflix, Disney Hotstar, Viu, WeTV, Goplay, dan lain sebagainya yang sudah sangat familiar dan menjadi alternatif atau bahkan medium hiburan utama.
Riset terbaru dari The Trade Desk - perusahaan otomatisasi pemasaran - dan Kantar - perusahaan konsultan merek dan analisis data - bertajuk Future of TV Indonesia 2022 menunjukkan hal tersebut.
Laporan menyatakan penetrasi layanan OTT di Indonesia mengalami pertumbuhan 25% tahunan (yoy). Disebutkan juga bahwa 1 dari 3 (30%) penduduk Indonesia telah mengonsumsi layanan platform video streaming dengan 83 juta pengguna OTT di pasar dalam negeri.
Produser dan sutradara film, Verdi Solaiman mengatakan, bahwa pandemi telah berdampak terhadap industri perfilman cukup signifikan, termasuk kepopuleran platform video streaming sebagai alternatif sarana bioskop.
Menurutnya, OTT bisa menjadi peluang bagi seluruh insan film baik itu pelaku kreatifnya maupun para penikmat. Bagi pembuat konten, platform tersebut bisa menjadi perpenjangan tangan hasil produksi. Misalnya setelah menempatkan film di panggung layar lebar, konten itu juga bisa ‘dijual’ ke pihak platform.
Selain itu, layanan video streaming juga bisa menjadi wadah baru untuk perkembangan konten serial yang bersifat original. “Sebelumnya kan hanya televisi saja misalnya, tapi dengan adanya OTT, insan film bisa bikin karya yang lebih well prepared dan original,” katanya kepada Hypeabis.
Platform OTT tak hanya berdampak positif bagi para pelaku perfilman, tapi juga penikmat. Dengan banyaknya layanan yang beredar, masyarakat juga memiliki lebih banyak alternatif menikmati konten film dan serial.
“Jadi memang there is a new way untuk menikmati sebuah tontonan, bahwa sekarang kita sudah grab penonton sampai di genggaman tangan. Ini akan menarik untuk melihat bagaimana perkembangan ke depan,” katanya.
Verdi optimistis bahwa maraknya platform OTT video streaming saat ini akan memberikan wadah yang lebih luas untuk pelaku industri perfilman membuat karya-karya lokal berkualitas.
Hanya saja, dia juga menyoroti masih belum memadainya sumber daya perfilman. Menurutnya, talenta film dalam negeri seperti kru masih bisa dibilang sangat terbatas, sehingga berdampak pada sisi produksi dalam hal kuantitas maupun kualitas.
Verdi yang kini tengah mengerjakan serial adaptasi dari Webtoon, menyatakan bahwa satu platform bisa memproduksi puluhan konten original per tahun, yang tentunya membutuhkan sumber daya dalam jumlah besar.
“Talenta film kita ini masih terbatas, pendidikan film juga demikian. Padahal sekarang demand-nya cukup tinggi baik untuk konten film atau series. Jadi harus ada regenerasi cepat untuk seluruh talent, kru, pemain juga. Ini yang masih jadi pekerjaan besar,” katanya.
Editor : Gita Carla
Riset terbaru dari The Trade Desk - perusahaan otomatisasi pemasaran - dan Kantar - perusahaan konsultan merek dan analisis data - bertajuk Future of TV Indonesia 2022 menunjukkan hal tersebut.
Laporan menyatakan penetrasi layanan OTT di Indonesia mengalami pertumbuhan 25% tahunan (yoy). Disebutkan juga bahwa 1 dari 3 (30%) penduduk Indonesia telah mengonsumsi layanan platform video streaming dengan 83 juta pengguna OTT di pasar dalam negeri.
Produser dan sutradara film, Verdi Solaiman mengatakan, bahwa pandemi telah berdampak terhadap industri perfilman cukup signifikan, termasuk kepopuleran platform video streaming sebagai alternatif sarana bioskop.
Menurutnya, OTT bisa menjadi peluang bagi seluruh insan film baik itu pelaku kreatifnya maupun para penikmat. Bagi pembuat konten, platform tersebut bisa menjadi perpenjangan tangan hasil produksi. Misalnya setelah menempatkan film di panggung layar lebar, konten itu juga bisa ‘dijual’ ke pihak platform.
Selain itu, layanan video streaming juga bisa menjadi wadah baru untuk perkembangan konten serial yang bersifat original. “Sebelumnya kan hanya televisi saja misalnya, tapi dengan adanya OTT, insan film bisa bikin karya yang lebih well prepared dan original,” katanya kepada Hypeabis.
Platform OTT tak hanya berdampak positif bagi para pelaku perfilman, tapi juga penikmat. Dengan banyaknya layanan yang beredar, masyarakat juga memiliki lebih banyak alternatif menikmati konten film dan serial.
“Jadi memang there is a new way untuk menikmati sebuah tontonan, bahwa sekarang kita sudah grab penonton sampai di genggaman tangan. Ini akan menarik untuk melihat bagaimana perkembangan ke depan,” katanya.
Verdi optimistis bahwa maraknya platform OTT video streaming saat ini akan memberikan wadah yang lebih luas untuk pelaku industri perfilman membuat karya-karya lokal berkualitas.
Hanya saja, dia juga menyoroti masih belum memadainya sumber daya perfilman. Menurutnya, talenta film dalam negeri seperti kru masih bisa dibilang sangat terbatas, sehingga berdampak pada sisi produksi dalam hal kuantitas maupun kualitas.
Verdi yang kini tengah mengerjakan serial adaptasi dari Webtoon, menyatakan bahwa satu platform bisa memproduksi puluhan konten original per tahun, yang tentunya membutuhkan sumber daya dalam jumlah besar.
“Talenta film kita ini masih terbatas, pendidikan film juga demikian. Padahal sekarang demand-nya cukup tinggi baik untuk konten film atau series. Jadi harus ada regenerasi cepat untuk seluruh talent, kru, pemain juga. Ini yang masih jadi pekerjaan besar,” katanya.
Editor : Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.