Ini Alasan Kenapa Kecerdasan Buatan Bisa Digunakan untuk Pengembangan Bisnis
15 May 2022 |
20:59 WIB
Ungkapan data is the new oil menggambarkan betapa pentingnya data sebagai salah satu sumber daya yang dibutuhkan oleh masyarakat luas, layaknya minyak yang juga menjadi komoditas vital penunjang banyak aktivitas dan bisnis.
Selain itu, sama seperti minyak yang lebih bernilai ketika diubah menjadi objek yang lebih konstruktif, data pun demikian. Data yang telah dilakukan proses, dianalisis, dan digunakan secara efisien bisa memberikan dampak yang besar.
Hanya , pada era digitalisasi seperti dewasa ini ada volume data dalam jumlah sangat besar yang perlu diproses untuk menghasilkan wawasan (insight) spesifik dan berguna, termasuk dalam pengambilan keputusan yang akan mendorong para pelaku usaha.
Dalam hal ini dibutuhkan perangkat atau alat yang mampu memproses kumpulan data dengan jumlah yang besar tersebut karena pemrosesan manual akan membutuhkan banyak waktu dan memiliki keterbatasan. Di sinilah kecerdasan buatan (artificial intelligence) mengambil peran.
Baca juga: Ini 3 Etika Kunci dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan
Nabil Badjri, Chief Business Development Officer IYKRA - perusahaan yang berfokus pada teknologi dan talenta AI - mengatakan bahwa adopsi perangkat dan platform digital yang masif menghasilkan akumulasi data yang semakin hari semakin besar.
Sulit untuk menghitung jumlah pasti data yang diproduksi, tetapi beberapa penelitian menyebutkan bahwa sekiranya ada sekitar 2,5 triliun byte atau 2.500 gigabyte data yang dihasilkan setiap hari secara global dan terus meningkat.
“Dengan adanya data yang sangat besar, bagaimana memanfaatkannya? Melalui keilmuan matematika, statistik, pemrograman dan lain-lain sehingga muncul AI, yang intinya mencari jalan gimana mesin atau algoritma bisa membantu kita memberikan insight yang sesuai dengan yang dibutuhkan,” katanya.
Dia menyebut bahwa data menjadi tulang punggung sistem kecerdasan buatan yang dihasilkan dari pembelajaran mesin (machine learning). Dalam konteks yang lebih praktis di tingkat pelaku usaha atau bisnis, salah satu pemanfaatan paling banyak dari AI adalah untuk optimalisasi pemasaran.
Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan memungkinkan pelaku usaha untuk melihat kecenderungan konsumen, yang kemudian bisa digunakan untuk membuat kampanye yang bersifat personal atau tertarget, tidak lagi membabi buta dengan satu program yang sama untuk semua orang.
Biasanya, hal ini dilakukan dengan mengumpulkan data konsumen dari platform situs web yang dimiliki, melakukan klasifikasi atau pengkategorian konsumen, dan membuat rekomendasi atau program untuk setiap individu.
Semua hal ini sejatinya bisa dilakukan secara manual oleh perorangan, tetapi AI membantu prosesnya menjadi lebih praktis, efisien dan otonom.
Baca juga: Tesla Kembangkan Robot Manusia Berbasis Kecerdasan Buatan
Dia mengatakan bahwa di Korea Selatan - di mana Biginsight memiliki pasar yang besar di wilayah tersebut - para pelaku usaha bahkan yang kecil atau baru merintis sekalipun telah memiliki situs web tersendiri.
Hal ini penting, katanya, karena keberadaan situs web menunjukkan keseriusan, kredibilitas, hingga ciri khas dari para pelaku usaha. Selain itu, adanya situs juga memungkinkan mereka untuk mengumpulkan data yang nantinya bisa diolah guna kepentingan operasional bisnis.
Sementara di Indonesia, Salma menyebut masih banyak pelaku usaha khususnya dari kelompok mikro, kecil, dan menengah yang hanya memanfaatkan platform dagang-el atau lokapasar (e-commerce) sebagai kanal utamanya.
Baca juga: 4 Ide Bisnis Tanpa Modal, Kenapa Enggak
“Di Indonesia, saya melihat pelaku usaha itu masih dominan di marketplace, tapi sekarang sudah mulai berubah juga untuk punya website sendiri. Sudah mulai tumbuh kesadaran tentang hal ini, dan itu merupakan hal yang bagus untuk mereka bisa mengadopsi tools penting lain seperti AI,” katanya.
Dia mengatakan bahwa Biginsight memiliki komitmen untuk mendorong para pelaku bisnis di dalam negeri, mulai dari pemain kecil hingga besar untuk lebih memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan guna memaksimalkan pemasaran yang dilakukan.
Dalam rangka itu, perusahaan menghadirkan layanan free plan kepada usaha kecil dan menengah sebagai jalan edukasi yang memungkinkan mereka untuk memakai solusi Biginsight secara gratis, mulai dari analisa data pelanggan, segmentasi, personalisasi pemasaran, hingga laporan otomatis dari hasil pelaku pelanggan.
Editor : Dika Irawan
Selain itu, sama seperti minyak yang lebih bernilai ketika diubah menjadi objek yang lebih konstruktif, data pun demikian. Data yang telah dilakukan proses, dianalisis, dan digunakan secara efisien bisa memberikan dampak yang besar.
Hanya , pada era digitalisasi seperti dewasa ini ada volume data dalam jumlah sangat besar yang perlu diproses untuk menghasilkan wawasan (insight) spesifik dan berguna, termasuk dalam pengambilan keputusan yang akan mendorong para pelaku usaha.
Dalam hal ini dibutuhkan perangkat atau alat yang mampu memproses kumpulan data dengan jumlah yang besar tersebut karena pemrosesan manual akan membutuhkan banyak waktu dan memiliki keterbatasan. Di sinilah kecerdasan buatan (artificial intelligence) mengambil peran.
Baca juga: Ini 3 Etika Kunci dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan
Nabil Badjri, Chief Business Development Officer IYKRA - perusahaan yang berfokus pada teknologi dan talenta AI - mengatakan bahwa adopsi perangkat dan platform digital yang masif menghasilkan akumulasi data yang semakin hari semakin besar.
Sulit untuk menghitung jumlah pasti data yang diproduksi, tetapi beberapa penelitian menyebutkan bahwa sekiranya ada sekitar 2,5 triliun byte atau 2.500 gigabyte data yang dihasilkan setiap hari secara global dan terus meningkat.
“Dengan adanya data yang sangat besar, bagaimana memanfaatkannya? Melalui keilmuan matematika, statistik, pemrograman dan lain-lain sehingga muncul AI, yang intinya mencari jalan gimana mesin atau algoritma bisa membantu kita memberikan insight yang sesuai dengan yang dibutuhkan,” katanya.
Dia menyebut bahwa data menjadi tulang punggung sistem kecerdasan buatan yang dihasilkan dari pembelajaran mesin (machine learning). Dalam konteks yang lebih praktis di tingkat pelaku usaha atau bisnis, salah satu pemanfaatan paling banyak dari AI adalah untuk optimalisasi pemasaran.
Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan memungkinkan pelaku usaha untuk melihat kecenderungan konsumen, yang kemudian bisa digunakan untuk membuat kampanye yang bersifat personal atau tertarget, tidak lagi membabi buta dengan satu program yang sama untuk semua orang.
Biasanya, hal ini dilakukan dengan mengumpulkan data konsumen dari platform situs web yang dimiliki, melakukan klasifikasi atau pengkategorian konsumen, dan membuat rekomendasi atau program untuk setiap individu.
Semua hal ini sejatinya bisa dilakukan secara manual oleh perorangan, tetapi AI membantu prosesnya menjadi lebih praktis, efisien dan otonom.
Baca juga: Tesla Kembangkan Robot Manusia Berbasis Kecerdasan Buatan
Platform Digital Pelaku Usaha
Salah satu kunci utama penggunaan teknologi AI untuk kepentingan bisnis adalah adanya platform digital yang digunakan oleh para pelaku usaha. Salma Tarizka Noor, GTM Strategy & Operational Manager Biginsight - perusahaan solusi manajemen hubungan pelanggan (CRM) - mengamini hal tersebut.Dia mengatakan bahwa di Korea Selatan - di mana Biginsight memiliki pasar yang besar di wilayah tersebut - para pelaku usaha bahkan yang kecil atau baru merintis sekalipun telah memiliki situs web tersendiri.
Hal ini penting, katanya, karena keberadaan situs web menunjukkan keseriusan, kredibilitas, hingga ciri khas dari para pelaku usaha. Selain itu, adanya situs juga memungkinkan mereka untuk mengumpulkan data yang nantinya bisa diolah guna kepentingan operasional bisnis.
Sementara di Indonesia, Salma menyebut masih banyak pelaku usaha khususnya dari kelompok mikro, kecil, dan menengah yang hanya memanfaatkan platform dagang-el atau lokapasar (e-commerce) sebagai kanal utamanya.
Baca juga: 4 Ide Bisnis Tanpa Modal, Kenapa Enggak
“Di Indonesia, saya melihat pelaku usaha itu masih dominan di marketplace, tapi sekarang sudah mulai berubah juga untuk punya website sendiri. Sudah mulai tumbuh kesadaran tentang hal ini, dan itu merupakan hal yang bagus untuk mereka bisa mengadopsi tools penting lain seperti AI,” katanya.
Dia mengatakan bahwa Biginsight memiliki komitmen untuk mendorong para pelaku bisnis di dalam negeri, mulai dari pemain kecil hingga besar untuk lebih memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan guna memaksimalkan pemasaran yang dilakukan.
Dalam rangka itu, perusahaan menghadirkan layanan free plan kepada usaha kecil dan menengah sebagai jalan edukasi yang memungkinkan mereka untuk memakai solusi Biginsight secara gratis, mulai dari analisa data pelanggan, segmentasi, personalisasi pemasaran, hingga laporan otomatis dari hasil pelaku pelanggan.
Editor : Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.