Imunisasi Sejak Kecil Bakal Terdata Lewat Digitalisasi Layanan
12 May 2022 |
15:04 WIB
Kementerian Kesehatan akan mendigitalisasi layanan imunisasi yang dilakukan sejak anak-anak di Indonesia guna mempermudah masyarakat dalam memperoleh data sejarah imunisasi yang pernah dilakukan sejak kecil untuk keperluan tertentu.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan individu kerap membutuhkan sejarah vaksinasi yang pernah dilakukan sejak kecil ketika seperti untuk menempuh pendidikan tinggi di luar negeri.
Berdasarkan pengalaman, ujarnya, beberapa lembaga pendidikan tinggi di luar negeri membutuhkan sejarah vaksinasi yang telah dilakukan oleh individu seperti imunisasi Polio.
"Program kedua yang kita lakukan terkait imunisasi adalah melakukan digitalisasi penuh proses imunisasi," katanya.
Dia menuturkan anak yang sudah divaksinasi akan terdata secara digital dan mendapatkan sertfikat elektronik. Data tersebut dapat diakses oleh yang bersangkutan setiap saat ketika hendak dibutuhkan.
Dia mencontohkan individu dapat mengambil sejarah imunisasi yang telah dilakukannya di data Kementerian Kesehatan, misal, dalam 15-20 tahun kemudian. Sertifikat elektronik, lanjutnya, akan tersedia di aplikasi PeduliLindungi.
Melalui digitalisasi imunisasi ini, ujarnya, Kementerian Kesehatan ingin mengulangi kesuksesan dalam vaksinasi Covid-19 dengan cara mendaftarkan, menyimpan data-data imunisasi individu secara digital.
Layanan digitalisasi imunisasi ini juga merupakan salah satu dari 6 pilar transformasi yang dijalankan oleh Kementerian Kesehatan. Pilar-pilar transformasi tersebut antara lain transformasi sistem layanan primer.
Kemudian transformasi sistem layanan sekunder, ketahanan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, dan teknologi dan bioteknologi kesehatan.
Transformasi sistem kesehatan di Indoensia adalah salah satu dari 3 tugas yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo kepada Kementerian Kesehatan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan individu kerap membutuhkan sejarah vaksinasi yang pernah dilakukan sejak kecil ketika seperti untuk menempuh pendidikan tinggi di luar negeri.
Berdasarkan pengalaman, ujarnya, beberapa lembaga pendidikan tinggi di luar negeri membutuhkan sejarah vaksinasi yang telah dilakukan oleh individu seperti imunisasi Polio.
"Program kedua yang kita lakukan terkait imunisasi adalah melakukan digitalisasi penuh proses imunisasi," katanya.
Dia menuturkan anak yang sudah divaksinasi akan terdata secara digital dan mendapatkan sertfikat elektronik. Data tersebut dapat diakses oleh yang bersangkutan setiap saat ketika hendak dibutuhkan.
Imunisasi DT/TT untuk memberikan kekebalan anak terhadap penyakit difteri dan tetanus. (Solopos-Burhan Aris Nugraha)
Dia mencontohkan individu dapat mengambil sejarah imunisasi yang telah dilakukannya di data Kementerian Kesehatan, misal, dalam 15-20 tahun kemudian. Sertifikat elektronik, lanjutnya, akan tersedia di aplikasi PeduliLindungi.
Melalui digitalisasi imunisasi ini, ujarnya, Kementerian Kesehatan ingin mengulangi kesuksesan dalam vaksinasi Covid-19 dengan cara mendaftarkan, menyimpan data-data imunisasi individu secara digital.
Layanan digitalisasi imunisasi ini juga merupakan salah satu dari 6 pilar transformasi yang dijalankan oleh Kementerian Kesehatan. Pilar-pilar transformasi tersebut antara lain transformasi sistem layanan primer.
Kemudian transformasi sistem layanan sekunder, ketahanan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, dan teknologi dan bioteknologi kesehatan.
Transformasi sistem kesehatan di Indoensia adalah salah satu dari 3 tugas yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo kepada Kementerian Kesehatan.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.