Jadi Tradisi Tiap Lebaran, Begini Asal-Usul Istilah Mudik
27 April 2022 |
16:35 WIB
Tak seperti tahun sebelumnya, tahun ini pemerintah telah mengizinkan masyarakat untuk mudik pada libur Lebaran. Hal ini pun disambut antusias oleh masyarakat yang dua tahun belakangan tidak bisa mudik. Kementerian Perhubungan memperkirakan ada 79,4 juta orang yang akan mudik pada Lebaran tahun ini.
Mudik memang identik dengan salah satu tradisi yang kerap dilakukan menjelang Hari Raya Lebaran. Kegiatan mudik berupa pulang ke kampung halaman untuk bertemu dan bersilaturahim dengan keluarga dan kerabat.
Meski kita telah mengenal istilah mudik sejak lama, tak sedikit orang yang masih belum mengetahui asal-usul istilah mudik itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata mudik dipadankan dengan istilah pulang kampung, yakni kegiatan perantau/pekerja migran untuk pulang ke kampung halamannya.
Jika ditinjau dari sudut pandang sejarah, mudik telah ada sejak masyarakat Indonesia mulai berurbanisasi. Hal itu karena banyak kota yang menjadi orientasi orang desa untuk mencari pekerjaan.
(Baca juga: Perhatikan 5 Hal Penting Ini Sebelum Kalian Berangkat Mudik)
Menurut Guru Besar Fakultas llmu Budaya Universitas Airlangga, Prof. Dr. Purnawan Basundoro, urbanisasi membuat masyarakat mulai merindukan kampung halamannya. Hal ini terjadi, paparnya, setelah masa kemerdekaan tepatnya setelah banyak orang mulai mencari pekerjaan di kota.
“Mungkin tahun 1960-an dan 1970-an dimana kota Jakarta mulai didatangi orang dari berbagai desa,” katanya seperti dikutip dari laman resmi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, Rabu (27/4/2022).
Prof. Purnawan mengibaratkan desa seperti sumber air. Hal itu karena sehubungan dengan konteks urbanisasi, di mana desa merupakan asal dari orang-orang kota.
(Baca juga: 5 Kiat Hilangkan Rasa Kantuk untuk Mudik Aman)
Terkait dengan asal-usul istilahnya, mudik berasal dari kata ‘udik’ yang berarti ujung. “Jadi orang desa dianggap udik gitu, jadi kita kembali kepada ujung, sehingga kalau kita pulang kampung dikatakan mudik atau ‘menuju ke udik,” kata dosen Program Studi Ilmu Sejarah tersebut.
Sementara itu, terkait tradisi yang biasa terjadi dalam mudik, Prof. Purnawan menuturkan bahwa yang utama yakni bersilaturahim dan reuni yang diikuti dengan makan-makan bersama. Di samping itu, terdapat pula tradisi ziarah kubur serta berkebun bagi yang memiliki kebun.
Prof. Purnawan pun menambahkan bahwa mudik pada momen Lebaran dianggap sebagai sesuatu yang spesial oleh sebagian besar masyarakat. Sebab, mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam maka momen tersebut juga dijadikan sebagai penyambung tradisi meminta maaf kepada keluarga, sanak saudara, dan kerabat terdekat.
Adapun, kegiatan mudik atau pulang ke kampung halaman pun tidak hanya terjadi di Indonesia. Menurut Prof. Purnawan, fenomena semacam itu terjadi di banyak negara juga.
"Jadi ketika ada liburan-liburan tertentu yang dianggap bisa untuk ketemu keluarga ya mereka berbondong-bondong untuk pulang,” tambahnya.
Editor: Nirmala Aninda
Mudik memang identik dengan salah satu tradisi yang kerap dilakukan menjelang Hari Raya Lebaran. Kegiatan mudik berupa pulang ke kampung halaman untuk bertemu dan bersilaturahim dengan keluarga dan kerabat.
Meski kita telah mengenal istilah mudik sejak lama, tak sedikit orang yang masih belum mengetahui asal-usul istilah mudik itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata mudik dipadankan dengan istilah pulang kampung, yakni kegiatan perantau/pekerja migran untuk pulang ke kampung halamannya.
Jika ditinjau dari sudut pandang sejarah, mudik telah ada sejak masyarakat Indonesia mulai berurbanisasi. Hal itu karena banyak kota yang menjadi orientasi orang desa untuk mencari pekerjaan.
(Baca juga: Perhatikan 5 Hal Penting Ini Sebelum Kalian Berangkat Mudik)
Aktivitas para penumpang di bandara (Sumber gambar: Bisnis)
“Mungkin tahun 1960-an dan 1970-an dimana kota Jakarta mulai didatangi orang dari berbagai desa,” katanya seperti dikutip dari laman resmi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, Rabu (27/4/2022).
Prof. Purnawan mengibaratkan desa seperti sumber air. Hal itu karena sehubungan dengan konteks urbanisasi, di mana desa merupakan asal dari orang-orang kota.
(Baca juga: 5 Kiat Hilangkan Rasa Kantuk untuk Mudik Aman)
Terkait dengan asal-usul istilahnya, mudik berasal dari kata ‘udik’ yang berarti ujung. “Jadi orang desa dianggap udik gitu, jadi kita kembali kepada ujung, sehingga kalau kita pulang kampung dikatakan mudik atau ‘menuju ke udik,” kata dosen Program Studi Ilmu Sejarah tersebut.
Sementara itu, terkait tradisi yang biasa terjadi dalam mudik, Prof. Purnawan menuturkan bahwa yang utama yakni bersilaturahim dan reuni yang diikuti dengan makan-makan bersama. Di samping itu, terdapat pula tradisi ziarah kubur serta berkebun bagi yang memiliki kebun.
Prof. Purnawan pun menambahkan bahwa mudik pada momen Lebaran dianggap sebagai sesuatu yang spesial oleh sebagian besar masyarakat. Sebab, mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam maka momen tersebut juga dijadikan sebagai penyambung tradisi meminta maaf kepada keluarga, sanak saudara, dan kerabat terdekat.
Adapun, kegiatan mudik atau pulang ke kampung halaman pun tidak hanya terjadi di Indonesia. Menurut Prof. Purnawan, fenomena semacam itu terjadi di banyak negara juga.
"Jadi ketika ada liburan-liburan tertentu yang dianggap bisa untuk ketemu keluarga ya mereka berbondong-bondong untuk pulang,” tambahnya.
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.