Beberapa koleksi busana muslim di acara In Store Promotion Ramadan Fashion Festival 2022 di Mal Gandaria City (Sumber gambar: Indonesian Fashion Chamber)

Jelang JFMW 2023, Kemendag Gelar Ramadan Fashion Festival

18 April 2022   |   10:07 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Kementerian Perdagangan rampung menggelar kegiatan In Store Promotion Ramadan Fashion Festival 2022 di Mal Gandaria City pada 13-17 April 2022. Pameran itu menjadi pembuka gelaran Jakarta Muslim Fashion Week Festival (JFMW) 2023 mendatang.

Sesuai dengan arahan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, pameran itu bertujuan mewujudkan Indonesia sebagai produsen halal dunia serta  mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui pengembangan fesyen muslim di pasar lokal dan global.

“Diharapkan, merek-merek yang berpartisipasi di In Store Promotion dengan cakupan lokal ini ke depannya akan semakin kuat sehingga mampu naik kelas dan mencetak merek yang dapat dikenal oleh pasar mancanegara,” ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan, dalam keterangan tertulisnya.

(Baca juga: Opsi Ide Outift Lebaran, et cetera x Puru Kambera Rilis Koleksi Forget Me Not)
 

f

Beberapa koleksi busana muslim di acara In Store Promotion Ramadan Fashion Festival 2022 di Mal Gandaria City (Sumber gambar: Indonesian Fashion Chamber)

Oke menjelaskan, JFMW 2022 memfokuskan pada penguatan merek (branding), sedangkan JMFW 2023 akan memfokuskan ekosistem yang tetap berkesinambungan dan menjadi langkah selanjutnya yakni penguatan jejaring kerja (networking) di industri fesyen internasional.

“In Store Promotion Ramadan Fashion Festival diharapkan dapat meningkatkan kesadaran publik atas perkembangan dari industri produk halal Indonesia. Selain itu, dapat mengajak konsumen untuk membeli produk fesyen muslim dalam negeri buatan usaha kecil dan menengah (UKM) yang memiliki desain dan kualitas bagus,” kata Oke.

Lebih lanjut, Oke menjelaskan bahwa  kinerja industri halal Tanah Air  menunjukkan perkembangan yang cukup pesat dalam dua tahun terakhir dan berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian nasional.

Berdasarkan data State of the Global Islamic Economy Report 2020-2021, sektor fesyen muslim Indonesia menempati posisi ke-3 dunia setelah Arab Saudi dan Turki.

Dalam nilai transaksi industri halal pada 2021, umat Muslim dunia membelanjakan sekitar dari USD 2,02 triliun untuk kebutuhan bidang makanan, farmasi, kosmetik, fesyen, pariwisata, dan sektor-sektor syariah lainnya. Jumlah tersebut meningkat 3,2 persen dibandingkan tahun 2018.

“Sebagai negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia, Indonesia merupakan pasar yang sangat prospektif. Untuk itu, Pemerintah saat ini tengah mendorong perkembangan industri halal di Indonesia. Kemendag bersama mitra strategis bekerja sama dalam mengembangkan dan mempromosikan industri halal dalam negeri agar bisa bersaing dan menjadi pemenang tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat internasional,” tutur Oke.

(Baca juga: Siasat UMKM Busana Muslim Saat Ramadan, Ikut Pameran hingga Boyongan ke Kampung Halaman)
 

Beberapa koleksi busana muslim di acara In Store Promotion Ramadan Fashion Festival 2022 di Mal Gandaria City (Sumber gambar: Indonesian Fashion Chamber)

Menurut Oke, ada dua kunci utama untuk mempercepat proses transformasi digitalisasi UKM Indonesia, yaitu dengan kolaborasi dan inovasi. Kolaborasi yang sinergis dari pemerintah dan sektor privat dapat membantu UKM memperlebar akses pasar melalui pengembangan kapasitas bagi UKM dan perluasan jaringan bekerja sama dengan pelaku usaha.

Sedangkan inovasi melalui pemanfaatan teknologi di platform niaga elektronik (e-commerce) dapat membantu para UKM beradaptasi dan meraih peluang di samping perdagangan konvensional.

“Melalui dua kunci utama kolaborasi dan inovasi, didukung regulasi yang baik, kami meyakini UKM Indonesia dapat tumbuh dan berkontribusi lebih terhadap ekonomi nasional. Dalam konteks industri produk halal, dengan adanya tren konsumsi produk halal khususnya fesyen busana muslim dan produk terkait lainnya yang cenderung meningkat, kita harus jeli dalam menangkap kesempatan emas ini,” tambah Oke.

Selain itu, lanjut Oke, Indonesia juga harus memanfaatkan kemajuan teknologi seperti sosial media dan platform e-commerce untuk menggenjot aktivitas perdagangan termasuk produk halal.

“Sebagai salah satu pemain untuk industri tekstil dan produk tekstil (TPT), Indonesia perlu terus menghasilkan beragam inovasi produk guna menjawab permintaan pasar domestik dan internasional sehingga pada akhirnya Indonesia dapat menjadi pusat produsen fesyen muslim terbesar di dunia,” kata Oke.


Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Serena Williams Ingin Buat Williamverse dari Film King Richard

BERIKUTNYA

Debut Kurang Mulus, Akankah Fantastic Beasts Berlanjut Ke Film Keempat? 

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: