Munggahan sampai Dugderan, Yuk Simak 8 Tradisi Unik Sambut Ramadan di Indonesia
01 April 2022 |
16:27 WIB
Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Ramadan menjadi bulan yang ditunggu dan disambut oleh banyak orang dengan suka cita. Budaya yang sangat beragam di Indonesia pun turut mempengaruhi tradisi dalam menyambut Ramadan tiap-tiap daerah di Tanah Air.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah delapan tradisi untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan di berbagai daerah di Indonesia.
Nyadran atau disebut juga nyekar adalah kegiatan ziarah ke makam leluhur. Nyadran merupakan salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat Jawa sebelum memasuki bulan Ramadan. Tradisi ini berupa ziarah dan pembersihan makam, yang dilanjutkan dengan membaca Al-Qur’an, zikir, tahlil, dan doa.
Berasal dari Aceh, meugang yakni tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama orang-orang terdekat serta anak yatim piatu. Masyarakat Aceh percaya bahwa tradisi ini adalah bentuk rasa syukur mereka karena selama 11 bulan mendapatkan kebaikan dan keberkahan.
Masyarakat Sumatera Barat juga mempunyai tradisi menyambut bulan Ramadan bernama balimau, yakni mandi menggunakan jeruk nipis. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di dekat aliran sungai atau tempat pemandian umum. Balimau dipercaya bisa membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan Ramadan.
Selain Sumatera Barat, di Boyolali juga ada tradisi serupa bernama padusan untuk menyucikan diri sebelum memasuki bulan Ramadan. Masyarakat Boyolali biasanya melakukan kegiatan berendam, mandi di laut atau sumber mata air lainnya yang dianggap keramat.
(Baca juga: Munggahan atau Punggahan, Tradisi Masyarakat Indonesia untuk Sambut Ramadan)
Di Semarang, ada tradisi dugderan untuk menyambut bulan suci Ramadan. Tradisi yang konon sudah ada sejak 1881 itu, mirip seperti pesta rakyat dengan acara tari-tarian, karnaval serta tabuh bedug. Acara ini juga biasanya diramaikan dengan kehadiran maskot dugderan bernama Warak Ngendog, kambing berkepala naga lengkap dengan kulit bersisik dari kertas warna warni dan dilengkapi dengan hiasan telur rebus.
Nyorog adalah tradisi yang biasanya dilakukan masyarakat Betawi dalam menyambut bulan Ramadan dengan membagikan bingkisan ke anggota keluarga atau tetangga. Biasanya, hal ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua, untuk meminta restu kelancaran dalam menjalan ibadah puasa selama Ramadan.
Untuk menyambut bulan Ramadan, di Surabaya biasanya dilakukan tradisi megengan. Tradisi ini berupa menyantap kue apem sebagai simbol penyucian diri sebelum menjalankan ibadah puasa. Kue apem yang ditafsirkan menjadi ‘afwan’ dalam bahasa Arab, memiliki arti maaf. Selain menyantap kue apem, acara dilanjutkan dengan tahlilan untuk mendoakan orang-orang terdekat yang sudah meninggal.
Editor: Nirmala Aninda
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah delapan tradisi untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan di berbagai daerah di Indonesia.
1. Munggahan (Jawa Barat)
Tradisi ini tentu sudah dikenal oleh banyak orang. Munggahan biasanya dilakukan oleh masyarakat Sunda pada seminggu atau dua minggu sebelum Ramadan. Tradisi ini bertujuan untuk berkumpul bersama keluarga, bersilaturahim dan saling meminta maaf sebelum memasuki bulan Ramadan.
2. Nyadran (Jawa Tengah)
Nyadran atau disebut juga nyekar adalah kegiatan ziarah ke makam leluhur. Nyadran merupakan salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat Jawa sebelum memasuki bulan Ramadan. Tradisi ini berupa ziarah dan pembersihan makam, yang dilanjutkan dengan membaca Al-Qur’an, zikir, tahlil, dan doa.
3. Meugang (Aceh)
Berasal dari Aceh, meugang yakni tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama orang-orang terdekat serta anak yatim piatu. Masyarakat Aceh percaya bahwa tradisi ini adalah bentuk rasa syukur mereka karena selama 11 bulan mendapatkan kebaikan dan keberkahan.Ilustrasi (Sumber gambar: Artur Aldyrkhanov/Unsplash)
4. Balimau (Sumatera Barat)
Masyarakat Sumatera Barat juga mempunyai tradisi menyambut bulan Ramadan bernama balimau, yakni mandi menggunakan jeruk nipis. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di dekat aliran sungai atau tempat pemandian umum. Balimau dipercaya bisa membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan Ramadan.
5. Padusan (Boyolali)
Selain Sumatera Barat, di Boyolali juga ada tradisi serupa bernama padusan untuk menyucikan diri sebelum memasuki bulan Ramadan. Masyarakat Boyolali biasanya melakukan kegiatan berendam, mandi di laut atau sumber mata air lainnya yang dianggap keramat. (Baca juga: Munggahan atau Punggahan, Tradisi Masyarakat Indonesia untuk Sambut Ramadan)
6. Dugderan (Semarang)
Di Semarang, ada tradisi dugderan untuk menyambut bulan suci Ramadan. Tradisi yang konon sudah ada sejak 1881 itu, mirip seperti pesta rakyat dengan acara tari-tarian, karnaval serta tabuh bedug. Acara ini juga biasanya diramaikan dengan kehadiran maskot dugderan bernama Warak Ngendog, kambing berkepala naga lengkap dengan kulit bersisik dari kertas warna warni dan dilengkapi dengan hiasan telur rebus.
7. Nyorog (Betawi)
Nyorog adalah tradisi yang biasanya dilakukan masyarakat Betawi dalam menyambut bulan Ramadan dengan membagikan bingkisan ke anggota keluarga atau tetangga. Biasanya, hal ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua, untuk meminta restu kelancaran dalam menjalan ibadah puasa selama Ramadan.
8. Megengan (Surabaya)
Untuk menyambut bulan Ramadan, di Surabaya biasanya dilakukan tradisi megengan. Tradisi ini berupa menyantap kue apem sebagai simbol penyucian diri sebelum menjalankan ibadah puasa. Kue apem yang ditafsirkan menjadi ‘afwan’ dalam bahasa Arab, memiliki arti maaf. Selain menyantap kue apem, acara dilanjutkan dengan tahlilan untuk mendoakan orang-orang terdekat yang sudah meninggal.Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.