Lika-Liku dan Perayaan Hidup dalam Album Terbaru Tulus Bertajuk Manusia
04 March 2022 |
14:55 WIB
Penafsiran rasa itu berlanjut kisah dengan mencoba membuka hati pada sosok yang baru. Alih-alih melupakan cinta pertama, dalam lagu Ingkar, justru perasaan pada cinta pertama tidak bisa hilang. Semakin menyangkal perasaan, semakin besar pula rasa rindu yang dirasakan.
“Aku coba dengan yang baru. Kukira hilang bayangmu. Namun tiap dengan yang baru, rasanya seperti ku berbohong dan curangimu,” —Ingkar.
Akhirnya dalam lagu berjudul Jatuh Suka, Tulus mengisahkan tentang perasaan seseorang yang terlanjur jatuh hati. Di depan orang yang kita sukai, kita cenderung melihat dia sebagai sosok yang sempurna tanpa cela, sehingga tiap kali kita melihatnya terasa indah dunia. Itu pun membuat kita ingin terus bersama di dekatnya.
Perasaan cinta memang tak melulu indah. Sebab, perasaan cinta bisa berjalan saat dua individu menjalin sepakat. Dalam lagu Nala, Tulus mencoba berkisah tentang seseorang yang gagal untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang dicintainya sejak lama. Nala, seseorang yang dikisahkan dalam lagu ini, mengalami cinta yang tak berbalas.
“Tentang Nala dan hati yang sedang berbunga. Tak sabarnya ingin segera malam tiba. Tujuh tepat pesan singkat diterimanya. Kabar dari yang ditunggu jadi tak bisa. Tak bisa bertemu,” —Nala.
Sejauh apapun seseorang mencoba menggapai hati sosok yang dicintainya, bila memang tak direstui untuk bersama, pasti tidak akan bertemu pada titik yang sama. Hal itulah yang setidaknya coba Tulus lantunkan dalam lagu Hati-Hati di Jalan.
Hubungan yang telah terjalin lama terkadang membuat kita beranggapan bahwa dia memang akan menjadi pasangan kita. Namun, tak jarang sebuah hubungan yang sudah terjalin lama harus berujung pada perpisahan. Seperti judulnya, Hati-Hati di Jalan adalah ungkapan seseorang pada mantan kekasihnya untuk senantiasa bahagia di kisah cinta selanjutnya.
Akhirnya, dalam dua lagu terakhirnya, Diri dan Satu Kali, Tulus mengajak para pendengarnya untuk merayakan dan mengapresiasi pencapaian diri dengan segala lika-liku kehidupan yang sudah dialami. Pada lagu Diri misalnya, Tulus mencoba menyampaikan bahwa setiap orang berhak untuk bahagia.
Semua luka yang pernah dirasakan, tidak boleh selamanya ada dan harus tergantikan dengan tentram yang ada dalam jiwa. Lagu Diri mengajak orang-orang untuk bisa berdamai dengan dirinya sendiri dan meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja.
Begitupun pada lagu Satu Kali, Tulus seolah mengajak para pendengarnya untuk merayakan kehidupan hari ini, karena setiap orang hanya punya kesempatan hidup satu kali.
Editor: Nirmala
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.