Bangga! Batik Jadi Incaran Kolektor Dunia di Expo 2020 Dubai
17 February 2022 |
21:01 WIB
Gelaran Expo 2020 Dubai jadi ajang untuk memamerkan produk khas Indonesia ke mata dunia, salah satunya batik. Produk warisan budaya ini jadi incaran kolektor dunia yang berkunjung di Paviliun Indonesia. Aneka motif batik pun dapat ditemukan di berbagai penjuru Paviliun, salah satunya di area Rolling Exhibition.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional dan Komisioner Jenderal Paviliun Indonesia, Didi Sumedi, mengatakan pada Expo 2020 Dubai, batik menjadi salah satu incaran kolektor dari Amerika, Australia, hingga Prancis.
Berbagai produk batik yang dipajang sebagai souvenir di area Rolling Exhibition, lanjut Didi, berasal dari produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) siap ekspor. Selain dalam bentuk kain, produk batik yang juga dipamerkan adalah dalam bentuk kemeja, blazer, dan syal melalui peragaan busana yang telah dikurasi PT Sarinah sebagai pengelola souvenir Paviliun Indonesia.
“Kami terus menggencarkan promosi produk batik ke kancah internasional. Saat ini, Paviliun Indonesia telah menjual lebih dari 150 produk fesyen batik yang menarik bagi sejumlah kolektor asing. Dengan menampilkan aneka batik dari berbagai daerah Indonesia di Expo 2020 Dubai, kami optimistis batik makin berperan dalam perekonomian nasional,” kata Didi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/2/2022).
(Baca juga: Tobatenun Buka Pameran Tenun Batak di Adiwastra 2022)
Menurut data Kementerian Perindustrian, industri batik merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional dengan kontribusi sebesar Rp7,5 triliun selama kuartal I 2021. Tidak hanya itu, sektor yang didominasi industri kecil menengah (IKM) ini juga menyerap tenaga kerja sebanyak 200.000 orang dari 47.000 unit usaha yang tersebar di 101 sentra wilayah Indonesia.
Salah satu yang ditampilkan di area Rolling Exhibition di Paviliun Indonesia yakni batik warisan dengan motif rapi dan unik asal Pekalongan, Jawa Tengah. Batik ini memiliki motif yang didominasi corak bunga kombinasi dari budaya Tiongkok dan Jawa.
Motif batik warisan ini juga dibuat menggunakan canting nol persen seukuran jarum oleh perajin batik berpengalaman. Dengan menggunakan canting nol persen tersebut, maka corak yang dihasilkan menjadi lebih kecil dan rapat, sehingga motif batik yang dihasilkan terlihat sangat rapi.
Selain batik warisan, Paviliun Indonesia juga memamerkan batik berbahan daun nila yang ramah lingkungan. Batik ini dikenal dengan nama batik indigo karena warna biru yang menjadi ciri khasnya. Batik lain yang juga dipamerkan adalah batik motif mega mendung yang mendunia dan memiliki filosofi kental akan nilai ketuhanan.
Mariam, salah satu pengunjung asal Dubai, mengaku dirinya merasa tertarik dengan beragam batik yang dipajang ketika menjelajahi area Rolling Exhibition Paviliun Indonesia.
"Batik Indonesia memiliki warna yang cantik dan setelah saya cari tahu, ternyata motifnya memiliki filosofi tersendiri. Saya juga sempat melihat produk fesyen yang terbuat dari kain batik dan saya memilih untuk membeli satu syal batik ini,” ujarnya.
Editor: M R Purboyo
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional dan Komisioner Jenderal Paviliun Indonesia, Didi Sumedi, mengatakan pada Expo 2020 Dubai, batik menjadi salah satu incaran kolektor dari Amerika, Australia, hingga Prancis.
Berbagai produk batik yang dipajang sebagai souvenir di area Rolling Exhibition, lanjut Didi, berasal dari produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) siap ekspor. Selain dalam bentuk kain, produk batik yang juga dipamerkan adalah dalam bentuk kemeja, blazer, dan syal melalui peragaan busana yang telah dikurasi PT Sarinah sebagai pengelola souvenir Paviliun Indonesia.
“Kami terus menggencarkan promosi produk batik ke kancah internasional. Saat ini, Paviliun Indonesia telah menjual lebih dari 150 produk fesyen batik yang menarik bagi sejumlah kolektor asing. Dengan menampilkan aneka batik dari berbagai daerah Indonesia di Expo 2020 Dubai, kami optimistis batik makin berperan dalam perekonomian nasional,” kata Didi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/2/2022).
Dok. Kementerian Perdagangan
Menurut data Kementerian Perindustrian, industri batik merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional dengan kontribusi sebesar Rp7,5 triliun selama kuartal I 2021. Tidak hanya itu, sektor yang didominasi industri kecil menengah (IKM) ini juga menyerap tenaga kerja sebanyak 200.000 orang dari 47.000 unit usaha yang tersebar di 101 sentra wilayah Indonesia.
Salah satu yang ditampilkan di area Rolling Exhibition di Paviliun Indonesia yakni batik warisan dengan motif rapi dan unik asal Pekalongan, Jawa Tengah. Batik ini memiliki motif yang didominasi corak bunga kombinasi dari budaya Tiongkok dan Jawa.
Motif batik warisan ini juga dibuat menggunakan canting nol persen seukuran jarum oleh perajin batik berpengalaman. Dengan menggunakan canting nol persen tersebut, maka corak yang dihasilkan menjadi lebih kecil dan rapat, sehingga motif batik yang dihasilkan terlihat sangat rapi.
Selain batik warisan, Paviliun Indonesia juga memamerkan batik berbahan daun nila yang ramah lingkungan. Batik ini dikenal dengan nama batik indigo karena warna biru yang menjadi ciri khasnya. Batik lain yang juga dipamerkan adalah batik motif mega mendung yang mendunia dan memiliki filosofi kental akan nilai ketuhanan.
Mariam, salah satu pengunjung asal Dubai, mengaku dirinya merasa tertarik dengan beragam batik yang dipajang ketika menjelajahi area Rolling Exhibition Paviliun Indonesia.
"Batik Indonesia memiliki warna yang cantik dan setelah saya cari tahu, ternyata motifnya memiliki filosofi tersendiri. Saya juga sempat melihat produk fesyen yang terbuat dari kain batik dan saya memilih untuk membeli satu syal batik ini,” ujarnya.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.