Kasus Covid-19 pada Anak Meningkat, Ini Kiat yang Bisa Dilakukan Orangtua
17 February 2022 |
18:51 WIB
Angka kasus positif Covid-19 pada anak-anak di Indonesia telah mengalami peningkatan sebesar 1.000 persen pada awal Februari 2022 dibandingkan pada awal Januari 2022. Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), dalam webinar bertajuk Covid-19 Gelombang Ke-3: Jangan Panik Namun Tetap Waspada.
Berdasarkan data IDAI, tercatat kasus Covid-19 pada anak-anak per 7 Februari 2022, meningkat 1.000 persen atau 10 kali lipat dari kasus pada Januari 2022. Kasus Covid-19 anak tercatat sebanyak 676 kasus pada 24 Januari 2022, di mana kasus konfirmasi positif Covid-19 pada anak ini terus mengalami tren naik yang cukup tajam.
Data per 31 Januari 2022, konfirmasi positif Covid-19 pada anak di Indonesia menjadi 2.775 kasus dan meningkat signifikan lagi sampai pada 7 Februari 2022 yang sudah mencapai 7.190 kasus
"Artinya, Indonesia telah resmi memasuki gelombang ke-3 Covid-19 dengan adanya peningkatan kasus luar biasa seperti yang tengah kita alami saat ini," ujar dr. Pipim.
Meski begitu, dr. Pipim menjelaskan bahwa sekitar 70% di antara anak-anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 mengalami gejala ringan atau bahkan tanpa gejala. Oleh karena itu, dr. Pipim menghimbau orang tua untuk tidak panik dan tetap waspada dengan memperketat protokol kesehatan dimana pun anak-anak berada, serta memenuhi vaksinasi jika mereka sudah mencukupi syarat usianya.
Tidak semua anak perlu mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit saat terpapar Covid-19. Ketua Satgas Covid-19 IDAI, dr. Yogi Prawira, Sp.A(K), menjelaskan ada beberapa kriteria pasien yang dapat melakukan isolasi mandiri dengan pemantauan ketat dari orang tua seperti berikut.
“Isolasi mandiri dapat dilakukan di rumah guna menghindari rumah sakit atau fasilitas kesehatan penuh, dengan catatan orang tua atau pengasuh harus memantau ketat anak yang terpapar Covid-19," ujar dr. Yogi.
(Baca juga: Mungkinkah Terinfeksi Omicron Lebih dari Satu Kali? Ini Pendapat Para Ahli)
Saat menangani anak yang sedang terinfeksi Covid-19, dr. Yogi menjelaskan beberapa hal yang harus dilakukan orang tua seperti memantau suhu badan, laju nafas, cek saturasi secara rutin, memberikan asupan makanan dan nutrisi yang baik, serta mendampingi aktivitas anak.
Selain itu, berikan juga pengertian kepada anak kenapa mereka harus menjalani isolasi agar mereka lebih mengerti situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Jika diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis anak, lanjut dr. Yogi, bisa melakukan telekonsultasi dengan berbagai platform yang sudah tersedia.
"Orang tua dianjurkan ke fasilitas atau layanan kesehatan yang melayani pasien Covid-19, jika anak memiliki komorbid atau tidak kunjung membaik setelah isolasi mandiri,” tambah dr. Yogi.
Editor: M R Purboyo
Berdasarkan data IDAI, tercatat kasus Covid-19 pada anak-anak per 7 Februari 2022, meningkat 1.000 persen atau 10 kali lipat dari kasus pada Januari 2022. Kasus Covid-19 anak tercatat sebanyak 676 kasus pada 24 Januari 2022, di mana kasus konfirmasi positif Covid-19 pada anak ini terus mengalami tren naik yang cukup tajam.
Data per 31 Januari 2022, konfirmasi positif Covid-19 pada anak di Indonesia menjadi 2.775 kasus dan meningkat signifikan lagi sampai pada 7 Februari 2022 yang sudah mencapai 7.190 kasus
"Artinya, Indonesia telah resmi memasuki gelombang ke-3 Covid-19 dengan adanya peningkatan kasus luar biasa seperti yang tengah kita alami saat ini," ujar dr. Pipim.
Meski begitu, dr. Pipim menjelaskan bahwa sekitar 70% di antara anak-anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 mengalami gejala ringan atau bahkan tanpa gejala. Oleh karena itu, dr. Pipim menghimbau orang tua untuk tidak panik dan tetap waspada dengan memperketat protokol kesehatan dimana pun anak-anak berada, serta memenuhi vaksinasi jika mereka sudah mencukupi syarat usianya.
Ilustrasi ibu dan anak (Dok. Gustavo Fring/Pexels)
- Anak yang tidak mengalami gejala apapun (OTG)
- Anak dengan gejala ringan (batuk, pilek, demam, diare, muntah dan ruam-ruam)
- Anak yang masih aktif, dapat makan dan minum
- Saturasi oksigen dalam keadaan istirahat >95%
- Tidak ada desaturasi saat aktivitas
- Tidak mengalami sesak nafas
- Lingkungan rumah atau kamar dengan ventilasi yang baik
- Tidak memiliki komorbid seperti obesitas
“Isolasi mandiri dapat dilakukan di rumah guna menghindari rumah sakit atau fasilitas kesehatan penuh, dengan catatan orang tua atau pengasuh harus memantau ketat anak yang terpapar Covid-19," ujar dr. Yogi.
(Baca juga: Mungkinkah Terinfeksi Omicron Lebih dari Satu Kali? Ini Pendapat Para Ahli)
Saat menangani anak yang sedang terinfeksi Covid-19, dr. Yogi menjelaskan beberapa hal yang harus dilakukan orang tua seperti memantau suhu badan, laju nafas, cek saturasi secara rutin, memberikan asupan makanan dan nutrisi yang baik, serta mendampingi aktivitas anak.
Selain itu, berikan juga pengertian kepada anak kenapa mereka harus menjalani isolasi agar mereka lebih mengerti situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Jika diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis anak, lanjut dr. Yogi, bisa melakukan telekonsultasi dengan berbagai platform yang sudah tersedia.
"Orang tua dianjurkan ke fasilitas atau layanan kesehatan yang melayani pasien Covid-19, jika anak memiliki komorbid atau tidak kunjung membaik setelah isolasi mandiri,” tambah dr. Yogi.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.