Pengembang Game Enggan Manfaatkan NFT, Ini Alasannya!
02 February 2022 |
09:36 WIB
Industri gim terus berkembang dengan pesat. Saat ini, industri sedang diramaikan dengan kehadiran non-fungible token (NFT) yang implementasinya tak terbatas pada dunia seni, tapi juga pasar permainan video gim. Namun hal itu menimbulkan dua tren besar.
Di satu sisi, muncul konsep permainan baru yakni play to earn (P2E) yang memungkinkan para pemain mendapatkan keuntungan finansial dari bermain sebuah gim. Secara sederhana, gim-gim P2E berbasis teknologi blockchain dan memanfaatkan NFT serta mata uang kripto.
[Baca juga: Penjelasan dan contoh game NFT]
Sementara di sisi lain, sejumlah pengembang dan penerbit gim hingga komunitas gamers menolak keras pemanfaatan NFT karena dapat mengubah kesenangan bermain dan berpotensi terjadinya hal-hal negatif.
Pengembang dan penerbit gim indie Team17 misalnya yang belum lama ini mengumumkan proyek gim NFT berjudul MetaWorms. Gim ini dikembangkan berdasarkan seri Worms besutan mereka sendiri yang telah eksis selama 23 tahun dan terjual lebih dari 75 juta kopi.
Tim MetaWorms sebelumnya menyatakan bahwa NFT akan memberikan penggemar kesempatan untuk memiliki bagian yang unik dari memorabilia video gim yang dimainkan. Akan tetapi, ini mendapatkan sejumlah protes dari para penggemar.
Tak berselang lama, Team17 mengumumkan secara resmi bahwa proyek NFT MetaWorms telah dihentikan. Perusahaan menyebut bahwa mereka telah mendengarkan teamsters - sebutan komunitas penggemar - hingga para mitra mengenai kekhawatiran NFT.
Sebelum Team17, pengembang gim raksasa seperti Ubisoft juga pernah mengumumkan proyek permainan video dengan memanfaatkan NFT merek yakni item Stalker 2 di gim Ghost Recon. Akan tetapi, perusahaan juga mendapatkan respon negatif atas keputusannya itu.
Selain itu, beberapa pengembang gim terkemuka lainnya juga menentang adanya unsur NFT di dalam proyek permainan yang sedang dikembangkan. Ghost Town Game memastikan tidak akan ada NFT dalam gim Overcooked 2 yang tengah dikerjakan.
Mereka menekankan bahwa NFT memiliki konsekuensi yang tidak baik di kalangan komunitas pencinta gim. Selain itu, pemanfaatan aset digital berbasis blockchain itu juga membawa terlalu banyak dampak bagi lingkungan dan komunitas sosial.
Pengembang Playtonic Games yang telah menghasilkan judul Yooka-Laylee hingga Impossible Lair juga menyatakan tidak tertarik untuk menggunakan NFT dalam aspek apa pun dari bisnis mereka sekarang dan di masa mendatang.
Pengembang lainnya seperti seperti Aggro Crab Games yang merupakan studio di balik gim Going Under juga tidak setuju pemanfaatan NFT di industri gim. Mereka menyebut bahwa NTF tidak ramah lingkungan dan menciptakan banyak masalah lain.
Editor : Fajar Sidik
Di satu sisi, muncul konsep permainan baru yakni play to earn (P2E) yang memungkinkan para pemain mendapatkan keuntungan finansial dari bermain sebuah gim. Secara sederhana, gim-gim P2E berbasis teknologi blockchain dan memanfaatkan NFT serta mata uang kripto.
[Baca juga: Penjelasan dan contoh game NFT]
Sementara di sisi lain, sejumlah pengembang dan penerbit gim hingga komunitas gamers menolak keras pemanfaatan NFT karena dapat mengubah kesenangan bermain dan berpotensi terjadinya hal-hal negatif.
Pengembang dan penerbit gim indie Team17 misalnya yang belum lama ini mengumumkan proyek gim NFT berjudul MetaWorms. Gim ini dikembangkan berdasarkan seri Worms besutan mereka sendiri yang telah eksis selama 23 tahun dan terjual lebih dari 75 juta kopi.
Tim MetaWorms sebelumnya menyatakan bahwa NFT akan memberikan penggemar kesempatan untuk memiliki bagian yang unik dari memorabilia video gim yang dimainkan. Akan tetapi, ini mendapatkan sejumlah protes dari para penggemar.
Tak berselang lama, Team17 mengumumkan secara resmi bahwa proyek NFT MetaWorms telah dihentikan. Perusahaan menyebut bahwa mereka telah mendengarkan teamsters - sebutan komunitas penggemar - hingga para mitra mengenai kekhawatiran NFT.
Team17 is today announcing an end to the MetaWorms NFT project.
— Team17 (@Team17) February 1, 2022
We have listened to our Teamsters, development partners, and our games’ communities, and the concerns they’ve expressed, and have therefore taken the decision to step back from the NFT space.
Sebelum Team17, pengembang gim raksasa seperti Ubisoft juga pernah mengumumkan proyek permainan video dengan memanfaatkan NFT merek yakni item Stalker 2 di gim Ghost Recon. Akan tetapi, perusahaan juga mendapatkan respon negatif atas keputusannya itu.
Selain itu, beberapa pengembang gim terkemuka lainnya juga menentang adanya unsur NFT di dalam proyek permainan yang sedang dikembangkan. Ghost Town Game memastikan tidak akan ada NFT dalam gim Overcooked 2 yang tengah dikerjakan.
Mereka menekankan bahwa NFT memiliki konsekuensi yang tidak baik di kalangan komunitas pencinta gim. Selain itu, pemanfaatan aset digital berbasis blockchain itu juga membawa terlalu banyak dampak bagi lingkungan dan komunitas sosial.
— Overcooked (@Overcookedgame) February 1, 2022
Pengembang Playtonic Games yang telah menghasilkan judul Yooka-Laylee hingga Impossible Lair juga menyatakan tidak tertarik untuk menggunakan NFT dalam aspek apa pun dari bisnis mereka sekarang dan di masa mendatang.
Pengembang lainnya seperti seperti Aggro Crab Games yang merupakan studio di balik gim Going Under juga tidak setuju pemanfaatan NFT di industri gim. Mereka menyebut bahwa NTF tidak ramah lingkungan dan menciptakan banyak masalah lain.
sigh pic.twitter.com/I4PIQB6o1H
— AGGRO CRAB (@AggroCrabGames) January 31, 2022
Editor : Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.