Rosemary bisa mencegah infeksi Covid-19 (dok. Pexels)

Penelitian Terbaru, Senyawa dalam Rosemary Bisa Tangkal Covid-19

02 February 2022   |   08:23 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Rosemary dikenal sebagai tumbuhan yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan otak. Tumbuhan ini mengandung antioksidan dan senyawa antiinflamasi yang membantu meningkatkan sistem kekebalan serta melancarkan sirkulasi darah. 

Baru-baru ini, para ilmuwan di Scripps Research menemukan bahwa senyawa asam carnosic di dalam rosemary dapat memblokir interaksi antara protein lonjakan luar SARS-CoV-2 dan protein reseptor, ACE2, yang digunakan virus untuk masuk ke dalam sel tubuh loh.

Tim tersebut juga mempresentasikan bukti dan meninjau bukti dari penelitian sebelumnya, bahwa asam carnosic memiliki efek terpisah dalam menghambat jalur inflamasi yang kuat, jalur yang aktif pada Covid-19 gejala parah serta pada penyakit lain termasuk Alzheimer.

"Kami pikir asam carnosic, atau turunan yang dioptimalkan, layak diselidiki sebagai pengobatan yang berpotensi murah, aman, dan efektif untuk Covid-19 dan beberapa gangguan terkait peradangan lainnya," ujar penulis senior studi Stuart Lipton seperti dilansir dari Live Science.

Dalam sebuah studi tahun 2016, Lipton dan rekan menunjukkan bahwa asam carnosic mengaktifkan kaskade pensinyalan antioksidan anti-inflamasi yang disebut jalur Nrf2, dan menemukan bukti bahwa itu mengurangi tanda-tanda seperti Alzheimer pada model tikus yang dikenal memiliki peradangan otak. 

Pada studi baru, Lipton bersama dengan kedua stafnya di laboratorium Chang-ki Oh dan Dorit Trudler, juga  Takumi Satoh dari Universitas Teknologi Tokyo, menemukan efek anti-inflamasi ini pada sel-sel kekebalan yang mendorong peradangan pada Covid-19 dan Alzheimer. 

Para peneliti juga meninjau bukti dari studi peneliti lain yang menunjukkan bahwa asam carnosic menghambat peradangan pada model penyakit lain. Mereka mengusulkan bahwa efek ini dapat bermanfaat terhadap peradangan yang diamati pada Covid-19 dan efek long Covid, yang gejalanya termasuk kesulitan kognitif dan sering digambarkan sebagai kabut otak.

Selain itu, para ilmuwan khususnya Chang-ki Oh menggambarkan eksperimen pemblokiran infeksi Covid-19. Dengan menggunakan uji infektivitas standar, dia menunjukkan bahwa asam carnosic dapat secara langsung memblokir kemampuan SARS-CoV-2 untuk menginfeksi sel, dengan aktivitas penghambatan infeksi yang semakin besar pada dosis yang lebih tinggi.

Menurutnya carnosic merupakan senyawa yang aman dan relatif tidak reaktif, dia menjadi aktif  oleh peradangan dan oksidasi yang ditemukan di tempat infeksi. Dalam bentuk aktif itu, senyawa tersebut memodifikasi reseptor ACE2 untuk SARS-CoV-2, membuat reseptor tersebut tidak dapat ditembus oleh virus dan dengan demikian menghalangi infeksi.

"Asam carnosic mewakili terapi yang diaktifkan secara patologis dalam model penyakit praklinis , tidak aktif dan tidak berbahaya dalam keadaan normal, tetapi diubah menjadi bentuk aktif di mana ia perlu aktif," kata Lipton.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Wow, Ada Kawah Es Mirip Tunggul Pohon Raksasa di Mars

BERIKUTNYA

Pengembang Game Enggan Manfaatkan NFT, Ini Alasannya!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: