Toxic Parenting, Ketika Orang Tua Jadi 'Racun' bagi Anak
28 January 2022 |
09:56 WIB
Bukan hanya pada teman, pasangan dan lingkungan, istilah toxic juga bisa berlaku pada orang tua yang menjadi 'racun' untuk anaknya sendiri. Jika dibiarkan berlarut-larut, anak bisa mengalami berbagai masalah baik secara fisik maupun mental.
Toxic parents sendiri adalah orang tua yang tidak menghormati dan memperlakukan anaknya dengan baik sebagai individu. Mereka bisa melakukan berbagai kekerasan pada anak bahkan membuat kondisi psikologis atau kesehatan mentalnya terganggu.
Psikiater Brawijaya Hospital Saharjo, Dokter Dian Pitawati, menuturkan hubungan toksik antara orang tua dan anak berkembang ketika anak-anak mengalami stres yang signifikan di tangan orang tua mereka, atau ketika orang tua gagal melindungi anak-anak mereka dari lingkungan yang penuh tekanan.
"Hubungan toksik antara orang tua dan anak ini sering dimulai pada masa kanak-kanak dan berlanjut hingga dewasa," tuturnya dalam acara Parenting Class di Brawijaya Hospital Saharjo, Kamis (27/1/2022).
(Baca juga: Terapkan Konsep Green Hospital, Cek Keunggulan Brawijaya Hospital)
Dokter Dian juga menjelaskan dalam hubungan toksik antara orang tua dan anak bisa melibatkan kekerasan fisik, emosional atau seksual, dan penyalahgunaan zat oleh orang tua serta masalah kesehatan mental. Hubungan semacam ini, katanya, akhirnya berdampak negatif pada anak-anak baik secara fisik maupun mental.
"Kalau tidak ditangani, secara fisik, pasien itu bisa bereaksi seperti sakit kepala, nyeri badan atau sesak yang kalau diperiksa tidak akan terlihat kelainan tetapi sebenarnya ada masalah psikis," jelasnya.
Dokter Dian pun menjelaskan beberapa tanda orang tua yang toksik yakni selalu bersikap semaunya, sering melakukan kekerasan secara fisik, verbal dan emosional, selalu menyalahkan anak, kerap memanipulasi anak, dan tidak menghormati batasan yang dibuat anak.
"Ketika anak itu sudah setting boundaries atau membuat batasan, orang tua [toksik] itu tidak bisa menghargai batasan yang dibuat anak karena sikapnya yang otoritas," kata Dokter Dian.
Editor: Avicenna
Toxic parents sendiri adalah orang tua yang tidak menghormati dan memperlakukan anaknya dengan baik sebagai individu. Mereka bisa melakukan berbagai kekerasan pada anak bahkan membuat kondisi psikologis atau kesehatan mentalnya terganggu.
Psikiater Brawijaya Hospital Saharjo, Dokter Dian Pitawati, menuturkan hubungan toksik antara orang tua dan anak berkembang ketika anak-anak mengalami stres yang signifikan di tangan orang tua mereka, atau ketika orang tua gagal melindungi anak-anak mereka dari lingkungan yang penuh tekanan.
"Hubungan toksik antara orang tua dan anak ini sering dimulai pada masa kanak-kanak dan berlanjut hingga dewasa," tuturnya dalam acara Parenting Class di Brawijaya Hospital Saharjo, Kamis (27/1/2022).
(Baca juga: Terapkan Konsep Green Hospital, Cek Keunggulan Brawijaya Hospital)
Ilustrasi (Dok. Rodnae Production/Pexels)
"Kalau tidak ditangani, secara fisik, pasien itu bisa bereaksi seperti sakit kepala, nyeri badan atau sesak yang kalau diperiksa tidak akan terlihat kelainan tetapi sebenarnya ada masalah psikis," jelasnya.
Dokter Dian pun menjelaskan beberapa tanda orang tua yang toksik yakni selalu bersikap semaunya, sering melakukan kekerasan secara fisik, verbal dan emosional, selalu menyalahkan anak, kerap memanipulasi anak, dan tidak menghormati batasan yang dibuat anak.
"Ketika anak itu sudah setting boundaries atau membuat batasan, orang tua [toksik] itu tidak bisa menghargai batasan yang dibuat anak karena sikapnya yang otoritas," kata Dokter Dian.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.