Ilustrasi ibu dan anak (Dok. Kevin Liang/Unsplash)

Ramai di Twitter, Kenali Husband Stitch yang Dialami Ibu setelah Persalinan

24 January 2022   |   16:13 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Istilah husband stitch atau jahitan tambahan yang dialami perempuan setelah persalinan melalui vagina ramai dibicarakan di Twitter. Pembahasan itu muncul setelah pemilik akun Pink Ranger menuliskan cuitan bahwa banyak ibu mengalami husband stitch.

“Baru tahu ada banyak kejadian pasca kelahiran yang namanya husband stitches atau jahitan untuk suami,” cuitnya dikutip Senin, (24/1/2022).

Sampai artikel ini ditulis, cuitan itu pun telah disukai oleh lebih dari 67.000 likes dan di-retweet lebih dari 16.000 kali. Lantas, apa yang dimaksud dengan husband stitch?

Mengutip Medical News Today, husband stitch atau jahitan suami merupakan jahitan ekstra yang mungkin diterima beberapa perempuan setelah persalinan melalui vagina, yang menyebabkan perineum mereka terpotong atau robek.

Dokter Kebidanan dan Ginekologi, Valinda Riggins Nwadike, mengatakan jahitan ini justru melampaui yang seharusnya diperlukan untuk memperbaiki robekan alami saat melahirkan atau luka dari episiotomi.

“Tujuan dari jahitan suami ini adalah untuk mengencangkan vagina ke kondisi sebelum melahirkan,” tulis Dokter Nwadike.

(Baca juga: Hati-Hati, Ada Risiko Serius di Balik Persalinan Sesar)

Saat memperbaiki robekan persalinan melalui vagina atau episiotomi, dokter kandungan akan mengencangkan pintu masuk vagina dengan menambahkan jahitan ekstra.

Dokter Nwadike menjelaskan bahwa prosedur ini dapat meningkatkan kesejahteraan wanita dengan menjaga ukuran dan bentuk vagina, baik untuk meningkatkan frekuensi orgasme atau untuk meningkatkan kenikmatan pria dalam hubungan seksual. Hal itu disebut juga simpul suami atau selip vagina.

“Terkadang, lubang vagina mungkin tidak cukup lebar untuk menampung kepala bayi. Daripada mempertaruhkan robekan vagina yang serius, dokter atau bidan dapat melakukan episiotomi,” imbuh Dokter Nwadike.
 

Ilustrasi (Dok. Olivia Anne Snyder/Unsplash)

Ilustrasi (Dok. Olivia Anne Snyder/Unsplash)

Meski demikian, Dokter Nwadike menegaskan bahwa husband stitch bukanlah prosedur medis resmi. Dia mengatakan bahwa tidak ada penelitian atau dokumen medis untuk memverifikasi seberapa sering prosedur dilakukan atau berapa banyak perempuan yang menerima jahitan suami.

“Sebagian besar informasi mengenai praktik kontroversial tersebut ada di forum media sosial atau berasal dari akun wanita yang mengaku telah menerima jahitan suami tanpa persetujuan mereka,” terang Dokter Nwadike.

(Baca juga: Bayi dengan Antibodi Covid-19 Lahir Dari Ibu yang Divaksin)

Senada, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Darrell Fernando, mengatakan bahwa jika menganut pada panduan, jahitan robekan pada vagina setelah melahirkan hanya digunakan untuk menyetop pendarahan, mendekatkan jaringan yang sobek, dan menghilangkan rongga (dead space).

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu juga menjelaskan bahwa setelah melahirkan akan terjadi proses penyembuhan dan remodelling. Luka yang awalnya bengkak, kata Dokter Darrell, akan secara perlahan kempes dan diisi dengan jaringan parut.

“Buat para sejawat dokter dan bidan. Consent, kalau pasien gak setuju jangan dilakukan,” kata Dokter Darrell.

Dia juga menambahkan bahwa tindakan husband stitch bisa dilakukan jika indikasi, risiko, manfaat, alternatif telah dipahami oleh pasien tanpa paksaan. Selain itu, husband stitch juga dapat dilakukan pada situasi emergensi yang mengancam nyawa.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Terapkan Konsep Green Hospital, Cek Keunggulan Brawijaya Hospital

BERIKUTNYA

Karya Masterpiece Pablo Picasso Ini Akan Dilelang untuk Pertama Kalinya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: