Studi Terbaru: ODG Omicron Kebal Booster Vaksin Pfizer & Moderna
20 January 2022 |
13:59 WIB
Layaknya Samson, Covid-19 varian Omicron kembali menunjukkan kekuatannya menghindari vaksin. Kali ini, dosis ketiga atau yang juga disebut booster vaksin berbasis RNA yang dibuat oleh Pfizer dan BioNTech gagal memblokir virus berkode B.1.1.529 pada orang dengan gejala atau ODG tersebut.
Para peneliti yang studinya disahkan University of Cape Town dan Stellenbosch University, di Afrika Selatan dan diterbitkan di jurnal medis The Lancet, Selasa lalu menyampaikan bahwa 7 orang pengunjung asal Jerman ke Cape Town, Afrika Selatan mengalami gejala infeksi Covid-19 antara 30 November dan 2 Desember meskipun sudah mendapat suntikan booster.
Wisatawan ini berusia antara 25 dan 39 tahun dengan 5 perempuan, 2 laki-laki, dan tidak ada yang berstatus gemuk atau obesitas. Peneliti mencatat 5 orang telah menerima tiga dosis vaksin Pfizer-BioNTech, dan satu menerima suntikan Moderna, diikuti oleh booster Pfizer.
Adapun yang lainnya menerima satu dosis vaksin vektor virus AstraZeneca diikuti dengan dua suntikan Pfizer. Lima orang wisatawan itu menyampaikan mereka belum pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya. Sementara booster diterima pada akhir Oktober atau awal November.
Kendati demikian, peneliti mendapati semua kasus positif Omicron menunjukkan gejala ringan atau sedang, serta meminimalisir penyakit parah, kematian, dan rawat inap apabila terinfeksi varian ini.
"Perjalanan penyakit ringan hingga sedang menunjukkan bahwa vaksinasi penuh diikuti dengan dosis booster masih memberikan perlindungan yang baik terhadap penyakit parah yang disebabkan oleh Omicron," kata para peneliti dikutip dari Straitstimes, Kamis (20/1/2022).
Sementara itu, data awal dari percobaan Israel yang melibatkan 154 petugas kesehatan menunjukkan bahwa dosis keempat suntikan Pfizer tidak mencegah infeksi Omicron. Namun, mereka yang menjalani uji coba memiliki gejala ringan atau tidak sama sekali.
Data dari Inggris juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam perlindungan terhadap infeksi bergejala dan rawat inap setelah suntikan booster. Namun demikian para peneliti di negara tersebut menilai perlu dosis keempat vaksin Covid-19 terutama bagi mereka yang berusia di atas 65 tahun.
Para peneliti yang studinya disahkan University of Cape Town dan Stellenbosch University, di Afrika Selatan dan diterbitkan di jurnal medis The Lancet, Selasa lalu menyampaikan bahwa 7 orang pengunjung asal Jerman ke Cape Town, Afrika Selatan mengalami gejala infeksi Covid-19 antara 30 November dan 2 Desember meskipun sudah mendapat suntikan booster.
Wisatawan ini berusia antara 25 dan 39 tahun dengan 5 perempuan, 2 laki-laki, dan tidak ada yang berstatus gemuk atau obesitas. Peneliti mencatat 5 orang telah menerima tiga dosis vaksin Pfizer-BioNTech, dan satu menerima suntikan Moderna, diikuti oleh booster Pfizer.
Adapun yang lainnya menerima satu dosis vaksin vektor virus AstraZeneca diikuti dengan dua suntikan Pfizer. Lima orang wisatawan itu menyampaikan mereka belum pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya. Sementara booster diterima pada akhir Oktober atau awal November.
Kendati demikian, peneliti mendapati semua kasus positif Omicron menunjukkan gejala ringan atau sedang, serta meminimalisir penyakit parah, kematian, dan rawat inap apabila terinfeksi varian ini.
"Perjalanan penyakit ringan hingga sedang menunjukkan bahwa vaksinasi penuh diikuti dengan dosis booster masih memberikan perlindungan yang baik terhadap penyakit parah yang disebabkan oleh Omicron," kata para peneliti dikutip dari Straitstimes, Kamis (20/1/2022).
Sementara itu, data awal dari percobaan Israel yang melibatkan 154 petugas kesehatan menunjukkan bahwa dosis keempat suntikan Pfizer tidak mencegah infeksi Omicron. Namun, mereka yang menjalani uji coba memiliki gejala ringan atau tidak sama sekali.
Data dari Inggris juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam perlindungan terhadap infeksi bergejala dan rawat inap setelah suntikan booster. Namun demikian para peneliti di negara tersebut menilai perlu dosis keempat vaksin Covid-19 terutama bagi mereka yang berusia di atas 65 tahun.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.