Apakah Butuh Vaksin Booster Menghadapi Varian Omicron? Simak Penjelasannya!
01 December 2021 |
19:59 WIB
Pemerintah menilai suntikan vaksin Covid-19 dosis ketiga alias booster belum dibutuhkan seiring dengan adanya varian B.1.1.529 atau Omicron. Adapun yang paling penting saat ini adalah memenuhi target sasaran vaksinasi dua dosis.
“Untuk vaksinasi booster itu sampai saat ini belum diperlukan, yang paling penting adalah seluruh sasaran vaksinasi itu mendapatkan vaksinasi dosis lengkap kesatu dan kedua,” ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi virtual, Rabu (1/12/2021).
Nadia menerangkan berkaca dari sejumlah negara yang menghadapi gelombang ketiga, penyebabnya adalah kelompok sasaran yanga belum mendapatkan vaksinasi. “Itulah yang menjadi celah atau peluang,” tuturnya.
Dia menjelaskan dengan adanya celah tersebut, virus kemudiaan menyebar dan menginfeksi lebih banyak orang. “Dia akan lebih mudah membuat mutasi atau varian baru itu adalah bagian dari pada adaptasinya,” jelas Nadia.
Oleh karena itu, Nadia tidak henti-hentinya mengimbau agar masyarakat segera melakukan vaksinasi lengkap dua dosis. Tidak perlu pilih-plih vaksin. Gunakan vaksin yang tersedia agar risiko keparahan penyakit apabila terinfeksi varian baru bisa dihindari.
”Varian ini kita ketahui dikatakan bahwa tidak meningkatkan tingkat keparahan pada orang yang sudah divaksin. Walaupun kita tahu masih banyak hal yang harus diteliti misalnya dikarenakan dia sangat sedikit menurunkan efikasi dari vaksin, tapi tetap proteksinya itu masih sangat banyak dan manfaatnya juga jauh lebih besar,” tegasnya.
Selain itu, Nadia menerangkan semakin cepat cakupan vaksinasi terwujud, semakin cepat pula tercipta kekebalan kelompok untuk melawan varian-varian baru covid-19.
“Untuk vaksinasi booster itu sampai saat ini belum diperlukan, yang paling penting adalah seluruh sasaran vaksinasi itu mendapatkan vaksinasi dosis lengkap kesatu dan kedua,” ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi virtual, Rabu (1/12/2021).
Nadia menerangkan berkaca dari sejumlah negara yang menghadapi gelombang ketiga, penyebabnya adalah kelompok sasaran yanga belum mendapatkan vaksinasi. “Itulah yang menjadi celah atau peluang,” tuturnya.
Dia menjelaskan dengan adanya celah tersebut, virus kemudiaan menyebar dan menginfeksi lebih banyak orang. “Dia akan lebih mudah membuat mutasi atau varian baru itu adalah bagian dari pada adaptasinya,” jelas Nadia.
Oleh karena itu, Nadia tidak henti-hentinya mengimbau agar masyarakat segera melakukan vaksinasi lengkap dua dosis. Tidak perlu pilih-plih vaksin. Gunakan vaksin yang tersedia agar risiko keparahan penyakit apabila terinfeksi varian baru bisa dihindari.
”Varian ini kita ketahui dikatakan bahwa tidak meningkatkan tingkat keparahan pada orang yang sudah divaksin. Walaupun kita tahu masih banyak hal yang harus diteliti misalnya dikarenakan dia sangat sedikit menurunkan efikasi dari vaksin, tapi tetap proteksinya itu masih sangat banyak dan manfaatnya juga jauh lebih besar,” tegasnya.
Selain itu, Nadia menerangkan semakin cepat cakupan vaksinasi terwujud, semakin cepat pula tercipta kekebalan kelompok untuk melawan varian-varian baru covid-19.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.