Catat, Ini Gejala Virus Covid Omicron yang Sering Dilaporkan
20 January 2022 |
12:31 WIB
Varian Covid-19 Omicron dengan cepat menyebar di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia. Saat ini, tercatat ada 856 kasus positif Omicron di Tanah Air. Selain dianggap jauh lebih menular, Omicron juga memiliki beberapa gejala yang berbeda dari jenis varian Covid-19 sebelumnya.
Sebuah studi baru-baru ini mengevaluasi perbedaan antara gejala varian Omicron dan Delta. Data dikumpulkan pada Desember 2021 dari survei infeksi Covid di Inggris. Studi ini menganalisis data dari 182.133 kasus Omicron dan 87.920 di antaranya terjadi di Inggris.
Melansir dari Express UK, Kamis (20/1/2022), penelitian yang dipimpin oleh Universitas Oxford dan Kantor Statistik Nasional Inggris itu memeriksa orang-orang yang dites positif Covid-19, untuk membantu menentukan gejala yang menonjol dari infeksi Omicron.
Para responden yang terlibat dalam penelitian melaporkan gejala Covid-19 yang mereka rasakan seperti sakit tenggorokan, demam, batuk, sesak napas, kelelahan, sakit kepala, kehilangan penciuman atau rasa, serta kehilangan nafsu makan.
(Baca juga: Kenali Jenis Masker yang Tepat untuk Menangkal Omicron)
Hasil penelitian menemukan bahwa sakit tenggorokan umumnya dilaporkan ketika orang-orang mengalami gejala infeksi Omicron. Sementara gejala yang jarang dikeluhkan adalah hilangnya penciuman dan perasa, yang cenderung terjadi pada infeksi varian Delta.
Dokter Spesialis Penyakit Menular dan anggota Komite Penasihat Praktik Imunisasi CDC, Katherine Poehling, mengatakan bahwa batuk, hidung tersumbat, pilek, dan kelelahan menjadi gejala yang menonjol pada varian Omicron.
“Namun, tidak seperti varian Delta, banyak pasien tidak kehilangan rasa atau penciumannya. Bahkan pada infeksi ringan, sakit tenggorokan tetap menjadi gejala yang paling banyak dilaporkan,” katanya.
Adapun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), gejala utama Covid-19 meliputi demam atau kedinginan, batuk, sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala, hilangnya penciuman atau rasa, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah serta diare.
Dokter Poehling juga menganjurkan jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera lakukan tes dan melakukan isolasi sampai mendapatkan hasil tes. Hal ini akan membantu menghentikan penyebaran Covid.
Selain itu, bagi kamu yang tinggal di daerah yang mengalami tingkat infeksi yang tinggi, lanjut Dokter Poehling, dianjurkan untuk tetap berada di rumah dan mengurangi kontak sosial dengan orang lain.
Editor: M R Purboyo
Sebuah studi baru-baru ini mengevaluasi perbedaan antara gejala varian Omicron dan Delta. Data dikumpulkan pada Desember 2021 dari survei infeksi Covid di Inggris. Studi ini menganalisis data dari 182.133 kasus Omicron dan 87.920 di antaranya terjadi di Inggris.
Melansir dari Express UK, Kamis (20/1/2022), penelitian yang dipimpin oleh Universitas Oxford dan Kantor Statistik Nasional Inggris itu memeriksa orang-orang yang dites positif Covid-19, untuk membantu menentukan gejala yang menonjol dari infeksi Omicron.
Para responden yang terlibat dalam penelitian melaporkan gejala Covid-19 yang mereka rasakan seperti sakit tenggorokan, demam, batuk, sesak napas, kelelahan, sakit kepala, kehilangan penciuman atau rasa, serta kehilangan nafsu makan.
Ilustrasi seseorang mengenakan masker (Dok. Dapiki Moto/Unsplash)
Hasil penelitian menemukan bahwa sakit tenggorokan umumnya dilaporkan ketika orang-orang mengalami gejala infeksi Omicron. Sementara gejala yang jarang dikeluhkan adalah hilangnya penciuman dan perasa, yang cenderung terjadi pada infeksi varian Delta.
Dokter Spesialis Penyakit Menular dan anggota Komite Penasihat Praktik Imunisasi CDC, Katherine Poehling, mengatakan bahwa batuk, hidung tersumbat, pilek, dan kelelahan menjadi gejala yang menonjol pada varian Omicron.
“Namun, tidak seperti varian Delta, banyak pasien tidak kehilangan rasa atau penciumannya. Bahkan pada infeksi ringan, sakit tenggorokan tetap menjadi gejala yang paling banyak dilaporkan,” katanya.
Adapun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), gejala utama Covid-19 meliputi demam atau kedinginan, batuk, sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala, hilangnya penciuman atau rasa, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah serta diare.
Dokter Poehling juga menganjurkan jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera lakukan tes dan melakukan isolasi sampai mendapatkan hasil tes. Hal ini akan membantu menghentikan penyebaran Covid.
Selain itu, bagi kamu yang tinggal di daerah yang mengalami tingkat infeksi yang tinggi, lanjut Dokter Poehling, dianjurkan untuk tetap berada di rumah dan mengurangi kontak sosial dengan orang lain.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.