Simak 3 Tren Periklanan Global yang Sukses Versi Nielsen
19 January 2022 |
09:46 WIB
Tren periklanan untuk berbagai barang dan jasa terus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan kecenderungan yang ada di dalam masyarakat. Penyesuaian ini bertujuan agar iklan yang dipasarkan bisa efektif menjangkau masyarakat yang menjadi target dari pelaku usaha.
Senin (17/01/2022), Nielsen merilis studi terbaru tentang periklanan global dengan judul Trust in Advertising Study 2021 yang merincikan tentang kecenderungan masyarakat terkait dengan iklan-iklan beserta tren periklanan yang populer pada 2021. Riset ini dilakukan pada 40.000 orang di 6 kawasan selama Agustus-September 2021.
"Studi ini didesain untuk merincikan insight mendalam tentang persepsi konsumen terkait dengan format iklan, pesan dan medium agar [pelaku usaha] bisa paham tentang apa yang mempercepat kepercayaan, dan sebagai konsekuensi, hadirnya tindakan konsumen," tutur Nielsen dalam pengantar studi tersebut.
Yuk intip 3 tren periklanan global yang populer pada 2021 di berbagai kawasan di Asia Pasifik, Timur Tengah, Afrika, Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Latin.
Senin (17/01/2022), Nielsen merilis studi terbaru tentang periklanan global dengan judul Trust in Advertising Study 2021 yang merincikan tentang kecenderungan masyarakat terkait dengan iklan-iklan beserta tren periklanan yang populer pada 2021. Riset ini dilakukan pada 40.000 orang di 6 kawasan selama Agustus-September 2021.
"Studi ini didesain untuk merincikan insight mendalam tentang persepsi konsumen terkait dengan format iklan, pesan dan medium agar [pelaku usaha] bisa paham tentang apa yang mempercepat kepercayaan, dan sebagai konsekuensi, hadirnya tindakan konsumen," tutur Nielsen dalam pengantar studi tersebut.
Yuk intip 3 tren periklanan global yang populer pada 2021 di berbagai kawasan di Asia Pasifik, Timur Tengah, Afrika, Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Latin.
1. Konsep situasi kehidupan nyata dengan humor
Konsep iklan yang menjadi tren di tahun 2021 adalah iklan yang menggambarkan kehidupan dan situasi nyata dengan adanya bumbu humor di dalamnya. Menurut International Media Analytics Lead Nielsen Cathy Heeley, iklan berkonsep ini ada karena kekuatan tawa dan relevansi kepada konsumen.
"Tertawa mampu merekatkan hubungan sosial dan ikatan antarmanusia. Penelitian pun telah menunjukkan bahwa tertawa dapat meningkatkan kesehatan kita. Tidak mengherankan ketika humor dan situasi kehidupan nyata menjadi konten yang paling dekat dengan audiens," jelasnya.
Tidak hanya iklan dengan humor, dia menambahkan bahwa iklan yang memiliki kesan menyentuh hati dengan esensi menjadi manusia juga menarik perhatian dan mempertahankan konsumen.
2. Rekomendasi mulut ke mulut
Percayakah Genhype kalau ternyata rekomendasi orang dari mulut ke mulut ternyata lebih dipercaya ketimbang medium penyampaian lain?
Nielsen menemukan bahwa setidaknya 88 persen orang percaya dengan rekomendasi orang yang mereka kenal ketimbang saluran lain seperti spanduk daring, iklan video di gawai, iklan SMS, dan iklan mesin pencari yang hanya dipercaya sebanyak lebih dari 50 persen.
Percaya enggak percaya juga, rekomendasi dari influencer atau orang yang memiliki pengaruh tertentu ternyata hanya dipercaya sebanyak 71 persen.
"Tampaknya ada kesenjangan (promise gap) antara manusia dan iklan berbayar. Sementara kita tahu bahwa iklan reguler mampu menjaga merek (brand) tetap hidup, pengalaman pribadi yang dirasakan oleh teman dan keluarga terhadap merek tertentu lah yang lebih mampu mendorong penjualan," tambah Heeley.
(Baca juga: Warung Pecel Lele Jadi Media Iklan Promo Belanja Owners)
3. Ada nilai di balik produk
Meski selama ini iklan selalu dikaitkan dengan kesadaran akan sebuah produk, Nielsen justru menemukan adanya pergeseran makna di dalam periklanan yang kini cenderung mengedepankan nilai dan manfaat dari sebuah merek dan/atau produk. Pergeseran makna ini membuat minimnya kepercayaan pada iklan secara keseluruhan.
"Orang-orang tertarik pada bagaimana sebuah merek akan membawa manfaat bagi dunia, tidak hanya pada kegunaan apa yang ditawarkan produk tersebut. Narasi dari iklan telah berubah dan, di seluruh dunia, konsumen mencari tentang apa itu makna dari nilai merek (brand values), apa yang mereka perjuangkan dan bagaimana hal tersebut diterapkan," tutur Heeley.
Dia kemudian menambahkan bahwa nilai-nilai dari sebuah perusahaan di balik iklan dan budaya kerja yang dimilikinya sama penting dengan iklan itu sendiri, sehingga dia menekankan pentingnya visi, misi, dan nilai-nilai yang ditunjukkan oleh perusahaan untuk membuat konsumen peduli terhadap upaya bergerak maju.
Editor: Avicenna
"Orang-orang tertarik pada bagaimana sebuah merek akan membawa manfaat bagi dunia, tidak hanya pada kegunaan apa yang ditawarkan produk tersebut. Narasi dari iklan telah berubah dan, di seluruh dunia, konsumen mencari tentang apa itu makna dari nilai merek (brand values), apa yang mereka perjuangkan dan bagaimana hal tersebut diterapkan," tutur Heeley.
Dia kemudian menambahkan bahwa nilai-nilai dari sebuah perusahaan di balik iklan dan budaya kerja yang dimilikinya sama penting dengan iklan itu sendiri, sehingga dia menekankan pentingnya visi, misi, dan nilai-nilai yang ditunjukkan oleh perusahaan untuk membuat konsumen peduli terhadap upaya bergerak maju.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.