Simak 7 Perusahaan Besar yang Bakal Mewujudkan Metaverse
16 January 2022 |
18:30 WIB
Metaverse bukan istilah yang sama sekali baru, hanya saja kepopulerannya makin membuncah beberapa waktu terakhir ketika Facebook mengubah namanya menjadi Meta sebagai bentuk komitmen mereka dalam mengembangkan ‘dunia baru’ tersebut.
Bila ditelusuri, istilah metaverse berasal dari tahun 1992 dalam sebuah novel fiksi ilmiah berjudul Snow Crash karya Neal Stephenson. Cerita dalam novel itu menyajikan konsep dunia virtual tempat masyarakat hidup sebagai alternatif dari dunia fisik.
Ide metaverse kemudian hadir di banyak novel fiksi ilmiah. Salah satu yang paling populer dan banyak disebut-sebut adalah novel berjudul Ready Player One karya Ernest Klein rilisan 2011, yang selanjutnya diadaptasi menjadi sebuah film fitur dengan judul sama pada 2018 besutan sutradara kenamaan Steven Spielberg.
Selain fiksi ilmiah, perusahaan teknologi lain telah merilis produk dan layanan yang mencerminkan konsep metaverse. Dalam industri gim misalnya, Epic Games telah membangun Fortnite atau Roblox Corporation dengan Roblox yang sudah menghadirkan ‘dunia virtual’ di mana pemain bisa melakukan banyak aktivitas.
Tak hanya itu, perusahaan bisnis seperti Microsoft juga telah menyiapkan dunia virtual mereka yang fokusnya adalah membangun lingkungan kerja jarak jauh dengan teknologi yang lebih mutakhir. Selain itu, masih banyak perusahaan besar lain yang mencoba membangung metaverse versi mereka sendiri.
Kendati layanan dan dunia virtual yang ada saat ini belum mendekati cakupan metaverse seperti yang digambarkan dalam film-film fiksi ilmiah, tapi ide utama tentang interaksi dan aktivitas di lingkungan virtual mulai tumbuh dan akan terus berkembang.
Dirangkum Hypeabis.id, berikut ini ada beberapa perusahaan besar yang bakal memainkan peranan penting dalam pengembangan metaverse:
1. Meta
Raksasa media sosial Meta - sebelumnya bernama Facebook - adalah perusahaan yang mempopulerkan istilah metaverse ketika mengumumkan perubahan namanya pada tahun lalu. Ambisi meta adalah mengubah kehidupan rutin dari membangun ruang kerja tiga dimensi, kantor virtual, interaksi virtual yang lebih mendalam, dan aktivitas lain di ruang maya menggunakan sejumlah headset yang mereka kembangkan.
2. Google
Google telah memiliki pengalaman panjang dalam penggunaan teknologi augmented reality (AR) dengan produk Google Glass miliknya. Pada November tahun lalu, raksasa teknologi ini juga diektahui menata ulang departemen VR dan AR-nya menjadi tim Google Labs baru yang mencakup alat konferensi video holografik Project Starline.
3. Microsoft
Tawaran utama Microsoft untuk metaverse adalah perangkat lunak Mesh for Teams yang dibangun untuk menciptakan pengalaman kerja virtual yang persisten. Kuncinya adalah membuat avatar virtual untuk bertindak sebagai identitas digital yang bisa menjelajah arena dan ruang virtual di dunia digital.
4. Epic Games
Raksasa video gim ini memiliki salah satu platform metaverse paling besar saat ini yakni Fortnite. Perusahaan punya ambili untuk memperluas gim yang dapat menarik menarik pengguna lebih banyak dan menciptakan konten 3D, AR, VR yang mudah diakses sehingga mengembangkan ekosistem kreator.
5. Roblox
Roblox Corporation berfokus membangun platform metaverse di mana orang dapat melakukan lebih dari sekadar bermain gim, tapi aktivitas lain. Misalnya mengganti pakaian avatar digital, membangun rumah, berinteraksi dengan pengguna lain, dan melakukan petualangan.
6. Magic Leap
Perusahaan rintisan Amerika Serikat ini menyediakan teknologi yang dapat dipakai, yang memungkinkan orang berinteraksi di lingkungan digital. Salah satu konsep baru yang diperkenalkan adalah Magic Verse, sebuah sistem yang akan menjembatani kesenjangan antara dunia virtual dan dunia nyata berbasiskan kombinasi perangkat internet of things, komputasi spasial, dan penginderaan.
7. Binance
Binance mungkin tidak menciptakan ruang virtual atau perangkat penunjang, tapi memiliki peranan penting terkait penggunaan kripto dan blockchain. Mereka membantu menyediakan infrastruktur yang memungkinkan adanya sistem dan proses keuangan baru. Perusahaan juga punya NFT Marketplace yang menjadi sarana perdagangan NFT yang penting dalam dunia metaverse.
Editor: Roni Yunianto
Bila ditelusuri, istilah metaverse berasal dari tahun 1992 dalam sebuah novel fiksi ilmiah berjudul Snow Crash karya Neal Stephenson. Cerita dalam novel itu menyajikan konsep dunia virtual tempat masyarakat hidup sebagai alternatif dari dunia fisik.
Ide metaverse kemudian hadir di banyak novel fiksi ilmiah. Salah satu yang paling populer dan banyak disebut-sebut adalah novel berjudul Ready Player One karya Ernest Klein rilisan 2011, yang selanjutnya diadaptasi menjadi sebuah film fitur dengan judul sama pada 2018 besutan sutradara kenamaan Steven Spielberg.
Selain fiksi ilmiah, perusahaan teknologi lain telah merilis produk dan layanan yang mencerminkan konsep metaverse. Dalam industri gim misalnya, Epic Games telah membangun Fortnite atau Roblox Corporation dengan Roblox yang sudah menghadirkan ‘dunia virtual’ di mana pemain bisa melakukan banyak aktivitas.
Tak hanya itu, perusahaan bisnis seperti Microsoft juga telah menyiapkan dunia virtual mereka yang fokusnya adalah membangun lingkungan kerja jarak jauh dengan teknologi yang lebih mutakhir. Selain itu, masih banyak perusahaan besar lain yang mencoba membangung metaverse versi mereka sendiri.
Kendati layanan dan dunia virtual yang ada saat ini belum mendekati cakupan metaverse seperti yang digambarkan dalam film-film fiksi ilmiah, tapi ide utama tentang interaksi dan aktivitas di lingkungan virtual mulai tumbuh dan akan terus berkembang.
Dirangkum Hypeabis.id, berikut ini ada beberapa perusahaan besar yang bakal memainkan peranan penting dalam pengembangan metaverse:
1. Meta
Raksasa media sosial Meta - sebelumnya bernama Facebook - adalah perusahaan yang mempopulerkan istilah metaverse ketika mengumumkan perubahan namanya pada tahun lalu. Ambisi meta adalah mengubah kehidupan rutin dari membangun ruang kerja tiga dimensi, kantor virtual, interaksi virtual yang lebih mendalam, dan aktivitas lain di ruang maya menggunakan sejumlah headset yang mereka kembangkan.
2. Google
Google telah memiliki pengalaman panjang dalam penggunaan teknologi augmented reality (AR) dengan produk Google Glass miliknya. Pada November tahun lalu, raksasa teknologi ini juga diektahui menata ulang departemen VR dan AR-nya menjadi tim Google Labs baru yang mencakup alat konferensi video holografik Project Starline.
3. Microsoft
Tawaran utama Microsoft untuk metaverse adalah perangkat lunak Mesh for Teams yang dibangun untuk menciptakan pengalaman kerja virtual yang persisten. Kuncinya adalah membuat avatar virtual untuk bertindak sebagai identitas digital yang bisa menjelajah arena dan ruang virtual di dunia digital.
4. Epic Games
Raksasa video gim ini memiliki salah satu platform metaverse paling besar saat ini yakni Fortnite. Perusahaan punya ambili untuk memperluas gim yang dapat menarik menarik pengguna lebih banyak dan menciptakan konten 3D, AR, VR yang mudah diakses sehingga mengembangkan ekosistem kreator.
5. Roblox
Roblox Corporation berfokus membangun platform metaverse di mana orang dapat melakukan lebih dari sekadar bermain gim, tapi aktivitas lain. Misalnya mengganti pakaian avatar digital, membangun rumah, berinteraksi dengan pengguna lain, dan melakukan petualangan.
6. Magic Leap
Perusahaan rintisan Amerika Serikat ini menyediakan teknologi yang dapat dipakai, yang memungkinkan orang berinteraksi di lingkungan digital. Salah satu konsep baru yang diperkenalkan adalah Magic Verse, sebuah sistem yang akan menjembatani kesenjangan antara dunia virtual dan dunia nyata berbasiskan kombinasi perangkat internet of things, komputasi spasial, dan penginderaan.
7. Binance
Binance mungkin tidak menciptakan ruang virtual atau perangkat penunjang, tapi memiliki peranan penting terkait penggunaan kripto dan blockchain. Mereka membantu menyediakan infrastruktur yang memungkinkan adanya sistem dan proses keuangan baru. Perusahaan juga punya NFT Marketplace yang menjadi sarana perdagangan NFT yang penting dalam dunia metaverse.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.