Mau Gabung Jadi Mitra Kebab Turki Baba Rafi? Ini Penjelasan dari Owner Soal Rincian Biaya & Sistem Kerja Samanya
13 January 2022 |
09:58 WIB
Kebab Turki Baba Rafi menjadi bisnis franchise kebab kesohor sampai ke mancanegara.
Setidaknya ada 1.600 outlet yang tersebar di 10 negara, mulai dari Indonesia, Malaysia, Filipina, China, Srilanka, Brunei Darussalam, Singapura, Bangladesh, Belanda, hingga yang terbaru India.
Dalam membangun kemitraan, Owner Kebab Turki Baba Rafi Nilam Sari, mengatakan setiap negara memiliki metode yang berbeda. Di Malaysia misalnya, Baba Rafi tidak bisa membuka outlet begitu saja karena terbatasnya regulasi oleh pemerintah setempat, walaupun permintaan yang ingin bermitra kala itu cukup banyak.
Peraturan di Malaysia mengharuskan Baba Rafi memiliki master franchise, yakni franchisee yang telah membeli hak eksklusivitas untuk wilayah atau area yang cukup luas, serta memiliki kewajiban mengembangkan outlet di wilayah tersebut. “Minimal buka 10 outlet, setelah 2 tahun berjalan bisa jual kemitraan dengan orang Malaysia,” jelas Nilam saat diwawancarai belum lama ini.
Namun yang pasti, mitra franchisee dari luar negeri tetap harus melakukan presentasi terhadap rencana usaha, target, dan kemampuan finansialnya.
Setidaknya ada 1.600 outlet yang tersebar di 10 negara, mulai dari Indonesia, Malaysia, Filipina, China, Srilanka, Brunei Darussalam, Singapura, Bangladesh, Belanda, hingga yang terbaru India.
Dalam membangun kemitraan, Owner Kebab Turki Baba Rafi Nilam Sari, mengatakan setiap negara memiliki metode yang berbeda. Di Malaysia misalnya, Baba Rafi tidak bisa membuka outlet begitu saja karena terbatasnya regulasi oleh pemerintah setempat, walaupun permintaan yang ingin bermitra kala itu cukup banyak.
Peraturan di Malaysia mengharuskan Baba Rafi memiliki master franchise, yakni franchisee yang telah membeli hak eksklusivitas untuk wilayah atau area yang cukup luas, serta memiliki kewajiban mengembangkan outlet di wilayah tersebut. “Minimal buka 10 outlet, setelah 2 tahun berjalan bisa jual kemitraan dengan orang Malaysia,” jelas Nilam saat diwawancarai belum lama ini.
Namun yang pasti, mitra franchisee dari luar negeri tetap harus melakukan presentasi terhadap rencana usaha, target, dan kemampuan finansialnya.
Biaya Investasi
Di Indonesia, Kebab Turki Baba Rafi menawarkan kemitraan dengan beberapa pilihan outlet dengan biaya investasi yang turut beragam. Ada yang berupa black booth dengan investasi Rp120 juta, kontainer Rp250 juta, dan container kebab kafe Rp300 juta.
Sistem Ghost Kitchen
Kendati demikian, sejak 2019, Nilam tengah menyeriusi sistem penjualan ghost kitchen. DIjelaskan Nilam ghost kitchen atau cloud kitchen mengusung konsep penjualan online dari rumah, tanpa perlu membuka gerobak tetapi terstandarisasi. Konsep ini selaras dengan perubahan zaman dimana masyarakat lebih suka membeli makanan secara online, terlebih di tengah pandemi Covid-19.
“Ini akan cut off dari operasional, karyawan, dan sewa tempat. Biasanya kalau buka outlet harus sewa tempat. Konsepnya bagaimana bisa suistanaible dan biaya ditekan,” tuturnya.
Biaya membangun kemitraan cloud kitchen pun cukup murah, yakni sekitar Rp13 juta-Rp15 juta. “Investasinya tidak terlalu besar. Harapan kita daripada bayar Rp75 juta untuk gerobak, mending bayar Rp15 juta saja, sisanya untuk bayar iklan,” sebut Nilam.
Walapun demikian, outlet offline tetap berjalan. Kombinasi diperlukan karena ada pula pelanggan yang ingin melihat langsung pembuatan kebab dan mencium aromanya, serta berbincang santai dengan kolega sambil menikmati hidangan tersebut.
“Ini akan cut off dari operasional, karyawan, dan sewa tempat. Biasanya kalau buka outlet harus sewa tempat. Konsepnya bagaimana bisa suistanaible dan biaya ditekan,” tuturnya.
Biaya membangun kemitraan cloud kitchen pun cukup murah, yakni sekitar Rp13 juta-Rp15 juta. “Investasinya tidak terlalu besar. Harapan kita daripada bayar Rp75 juta untuk gerobak, mending bayar Rp15 juta saja, sisanya untuk bayar iklan,” sebut Nilam.
Walapun demikian, outlet offline tetap berjalan. Kombinasi diperlukan karena ada pula pelanggan yang ingin melihat langsung pembuatan kebab dan mencium aromanya, serta berbincang santai dengan kolega sambil menikmati hidangan tersebut.
Inovasi Food Truck
Selain ghost kitchen, Kebab Turki Baba Rafi juga membuat inovasi baru berupa food truk dengan bekerja sama dengan pemerintah dan pebisnis lokal karena investasinya yang cukup besar, lebih dari Rp600 juta. Saat ini food track Baba Rafi sudah ada di Makassar, Banjarmasin, dan Madiun, dengan sistem bagi hasil. Food truck ini akan terparkir di tempat-tempat yang dianggap ramai untuk berjualan. “Itu omzetnya gila. Ada limatitik di satu kota,” kata Nilam.
Pendekatan terhadap Mitra Dampak Pandemi
Sementara itu, pihaknya juga tengah memperbaiki dampak dari pandemi Covid-19, termasuk pada mitranya. Nilam menyebut banyak franchisee yang menutup outletnya, terutama yang berada di luar Pulau Jawa.
“Dalam 2 tahun ke depan kita mau pulih dari corona. Harus mulai dekati lagi franchisee, bantu mereka, mengapa outlet sampai tutup, mungkin kehabisan modal, kita coba fasilitasi mereka bisa bangkit. Kata kunci franchise itu support,” tegas Nilam.
Kebab Turki Baba Rafi juga ingin membenahi cabang di India yang sempat tertahan pembukaannya karena pandemi. India yang kondisi negaranya mulai pulih ini diyakini Nilam akan menjadi pasar yang menjanjikan.
Dalam kondisi yang tidak pasti ini, memang pihaknya tidak mau sporadis melakukan ekspansi. “Saat ini yang penting bagaimana kita suppport franchise untuk grow bareng dan terus berkembang. Kita berusaha memperbaiki sisa keruntuhan dari corona. Daripada ekspansi tapi dalamnya rapuh, bisa hancur semua,” jelas Nilam.
Editor: Dika Irawan
“Dalam 2 tahun ke depan kita mau pulih dari corona. Harus mulai dekati lagi franchisee, bantu mereka, mengapa outlet sampai tutup, mungkin kehabisan modal, kita coba fasilitasi mereka bisa bangkit. Kata kunci franchise itu support,” tegas Nilam.
Kebab Turki Baba Rafi juga ingin membenahi cabang di India yang sempat tertahan pembukaannya karena pandemi. India yang kondisi negaranya mulai pulih ini diyakini Nilam akan menjadi pasar yang menjanjikan.
Dalam kondisi yang tidak pasti ini, memang pihaknya tidak mau sporadis melakukan ekspansi. “Saat ini yang penting bagaimana kita suppport franchise untuk grow bareng dan terus berkembang. Kita berusaha memperbaiki sisa keruntuhan dari corona. Daripada ekspansi tapi dalamnya rapuh, bisa hancur semua,” jelas Nilam.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.