Ilustrasi obat-obatan (Dok. Pexels)

Israel Jadi Negara Pertama di Luar AS yang Pakai Obat Alzheimer Ini

12 January 2022   |   15:55 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Alzheimer adalah penyebab umum dari Demensia yang membuat penderitanya mengalami gejala kehilangan memori, perubahan suasana hati, masalah dengan komunikasi dan penalaran. Biasanya, penanganan penyakit ini dilakukan dengan memberikan obat-obatan yang mampu meredakan gejala dengan cara meningkatkan kadar zat kimia di otak. 
 
Pada Juni 2021, Badan Pengawas Obat dan Makanan/Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat menyetujui Aducanumab, obat yang dinilai secara signifikan memperlambat perkembangan Alzheimer. Obat kontroversial ini diproduksi oleh perusahaan farmasi Biogen yang berbasis di Massachusetts. 

[Baca juga: Daya Ingat Menurun & Sulit Fokus? Waspadai Gejala Alzheimer]

Obat ini bekerja dengan menghilangkan endapan lengket dari protein yang disebut beta amyloid dari otak pasien pada tahap awal Alzheimer. Hal ini dilakukan untuk mencegah kerusakan, seperti kehilangan memori dan ketidakmampuan merawat diri.

"Aducanumab mengurangi jumlah protein tertentu yang terlibat dalam Alzheimer. Ini adalah salah satu protein yang terlibat dalam penyakit ini, tetapi bukan satu-satunya,” ujar Tamara Shiner, seorang ahli saraf dari Unit Neurologi Kognitif di Tel Aviv Sourasky Medical Center, Israel seperti dikutip dari Ynetnews, Rabu (12/1/2022). 

Sejak diluncurkan, obat ini baru beredar di AS. Namun, Israel menjadi negara pertama di luar AS yang memutuskan untuk menggunakan obat ini pada seorang pasien Alzheimer, Senin kemarin. 

Aducanumab menjadi kontroversial di dunia medis global terkait keamanan dan efikasinya. Salah satu yang menolak obat tersebut yakni European Medicines Agency. 

Shiner menyebut pada dasarnya memang tidak ada obat yang memperlambat perkembangan Alzheimer. "Benar-benar tidak ada hal lain yang muncul sampai sekarang untuk memperlambat perkembangan patologis. Meski kontroversial, kami masih percaya ini jauh lebih baik daripada apapun yang kami miliki sejauh ini," tuturnya. 

[Baca juga:Penelitian Terbaru, Minyak Zaitun Kurangi Risiko Alzheimer hingga Kanker]

Dia pun menilai Aducanumab bisa menjadi pintu masuk penelitian akan obat-obat terbaru untuk mengobati Alzheimer. 


Editor: Gita

SEBELUMNYA

Melihat Peluang Investasi di Bursa Komoditas

BERIKUTNYA

Terinfeksi Covid-19, Gitaris Rock Barry Benedetta Meninggal Dunia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: