Ilustrasi kimono dan yukata. (Dok. Justin Lim dari Unsplash)

Apa Beda Kimono dan Yukata?

10 January 2022   |   09:27 WIB

Sebagai bagian dari wafuku atau pakaian khas Jepang, kimono dan yukata dikenal sebagai pakaian tradisional yang banyak digunakan dalam berbagai kesempatan. Hadir dalam bentuk setelan terusan, kimono dan yukata sama-sama dikenakan oleh laki-laki dan perempuan dari berbagai usia.

Meski banyak persamaan dari kimono dan yukata, misalnya adanya peraturan penggunaan yang disebut kitsuke beserta dengan model berbentuk T dengan lengan panjang dan ditutup dengan obi atau sabuk dekoratif, keduanya memiliki beberapa perbedaan dalam berbagai hal lho!
 

1. Material

 
Baik kimono maupun yukata memiliki perbedaan pada bahan pakaian yang digunakan dalam proses pembuatannya. Jika kimono biasanya menggunakan bahan yang lebih tebal dan lebih mewah seperti sutra dan brokat, maka yukata menggunakan bahan yang lebih sederhana seperti katun, polyester, dan bahan sintetis lainnya.

Bahan pembuatan inilah yang kemudian membuat penggunaan kimono dan yukata memiliki perbedaan signifikan saat akan dikenakan, terutama dalam tingkat formalitas dan waktu penggunaannya.
 

2. Model dan warna pakaian

 
Kimono dan yukata juga ternyata memiliki model yang berbeda, meski keduanya sama-sama memiliki model T dengan lengan panjang. Lebih rinci, yukata memiliki model yang lebih sederhana dan menyerupai jubah mandi dengan lengan yang lebih pendek atau kurang dari 50 cm.

Berbeda dengan yukata yang memang digunakan di waktu santai, kimono yang digunakan untuk acara resmi dan formal memiliki model yang lebih kompleks karena mempertimbangkan usia, status pengguna, jenis acara, hingga tingkat formalitas acara. Secara umum, kimono punya lengan yang lebih panjang daripada yukata.

Selain bentuk lengan, bentuk kerah antara kimono dan yukata juga berbeda. Kimono cenderung memiliki bentuk kerah yang lebih lembut dan lebar, sedangkan yukata memiliki bentuk kerah yang lebih sempit dan kaku yang disebabkan karena bahan pakaiannya. Lalu, kimono juga memiliki lebih banyak kerah, setidaknya ada dua buah yaitu kerah kimono dan kerah juban yang berada di dalam kimono.

Untuk warna kimono dan yukata, biasanya tidak banyak perbedaan signifikan antara keduanya. Akan tetapi, secara umum kimono untuk perempuan cenderung memiliki warna dan pola yang lebih berwarna-warni, sedangkan laki-laki lebih polos dengan warna yang netral dan mengandalkan variasi kombinasi warna.
 

3. Ornamen tambahan

 
Yukata dan kimono sama-sama menggunakan aksesoris tambahan berupa obi atau sabuk dekoratif yang hadir dalam berbagai jenis dan bentuk. Beberapa jenis obi di antaranya adalah heko obi yang memiliki bentuk seperti syal yang lembut, obi jime, dan obi yang diikat atau dilipat di bagian depan.

Obi jenis ketiga merupakan obi yang lebih sering digunakan untuk yukata, di mana penggunaannya lebih mudah diikat dan bisa dibuat sendiri sesuai dengan preferensi pribadi, terutama untuk perempuan. Berbeda dengan obi untuk yukata, obi untuk kimono cenderung lebih formal atau semi-formal tergantung acara yang dihadiri.

Lalu, aksesoris tambahan untuk yukata biasanya tidak banyak dengan minim pakaian dalam, pengikat sebanyak 2-3 buah, alas kaki dengan sandal geta yang terbuat dari kayu dengan 2-3 'gigi' di bagian telapak. 

Kimono justru memiliki tambahan aksesoris berupa tali pengikat sebanyak 3-4 buah, sandal zori yang tidak memiliki 'gigi' dan berbahan kayu, dan tabi yang merupakan kaos kaki khusus.
 

4. Waktu penggunaan dan perawatan pakaian

 
Kimono dan yukata sama-sama memiliki tata cara pemakaian yang wajib diikuti, di mana pemakaiannya harus digunakan dengan sisi kiri pakaian di atas sisi kanan pakaian. Tata cara ini harus dilakukan mengingat adanya aturan penggunaan sisi kanan di atas sisi kiri pakaian yang hanya diperuntukkan untuk orang yang sudah meninggal.

Lebih rinci tentang waktu penggunaan secara musim, kimono bisa dikenakan di musim apa saja dengan catatan adanya penggunaan lapisan dalam atau nagajuban serta adanya perbedaan pada jenis bahan dan pakaian tambahan pada kimono. Kimono pada musim panas biasanya tidak memiliki lapisan tambahan (disebut hitoe kimono), musim semi dan gugur memiliki lapisan tambahan, dan musim dingin memiliki tambahan padding.

Sementara itu, yukata biasanya diasosiasikan sebagai pakaian yang digunakan pada musim panas untuk berbagai kegiatan, di dalam penginapan (ryokan), dan pemandian air panas (onsen).

Untuk acaranya sendiri, kimono biasanya dikenakan untuk acara besar dan formal seperti pernikahan, upacara di kuil, wisuda, dan pemakaman. Tapi, kimono juga bisa digunakan dalam keseharian dengan catatan kimono yang dipakai biasanya memiliki model kasual untuk musim panas. Perawatannya pun lebih sulit karena bahan pembuatannya.

Berbeda dengan kimono, yukata biasanya digunakan untuk beberapa aktivitas musim panas seperti festival musim panas (matsuri) seperti festival kembang api, piknik, acara informal, hingga dikenakan saat berjalan-jalan santai. Perawatannya pun lebih mudah.

Genhype tertarik untuk membeli kimono dan yukata sebagai oleh-oleh saat kembali dari liburan? Kalian bisa membelinya di toko khusus dan pusat perbelanjaan seperti Uniqlo untuk barang baru.

Untuk pakaian secondhand dan vintage bisa dibeli di toko khusus yang disebut furugiya, toko daring seperti Rakuten, dan toko barang antik seperti Oedo Antique Market dan Boroichi Market di Tokyo serta Kobo Market dan Tenjin-san Market di Kyoto.


Editor: Gita

SEBELUMNYA

Gila! 'Matahari' Buatan China Ini 5 Kali Lebih Panas dari Matahari

BERIKUTNYA

Ini 10 Tren Gamis yang Bakal hits, Cocok Untuk Ide Bisnis

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: