Vaksin Covid-19 Ganggu Siklus Menstruasi? Ini Hasil Penelitiannya
10 January 2022 |
08:16 WIB
Ladies pasti bertanya-tanya apakah vaksin Covid-19 bisa memengaruhi siklus menstruasi. Pasalnya beberapa wanita melaporkan siklus menstruasi mereka menjadi tidak teratur setelah disuntik vaksin virus Corona tersebut. Apakah kasus gangguan siklus menstruasi itu ada kaitannya dengan vaksin?
Untuk membuktikan ada tidaknya hal tersebut, Dr. Alison Edelman dari Oregon Health & Science University dan teman-temannya melakukan penelitian terhadap hampir 4.000 wanita di Amerika Serikat. Mereka melihat enam siklus menstruasi dan rata-rata periode berikutnya setelah suntikan dimulai sekitar satu hari lebih lambat dari biasanya. Namun demikian, tidak ada perubahan jumlah hari perdarahan menstruasi setelah vaksinasi Covid-19.
"Ini sangat meyakinkan," kata Edelman yang memimpin penelitian ini dikutip dari Medical Xpress, Senin (10/1/2022).
Tim Edelman menganalisis data dari aplikasi pengendalian kelahiran Natural Cycles, yang disetujui oleh Food and Drug Administration. Aplikasi ini biasanya dipakai wanita untuk melacak siklus menstruasi mereka dan mengetahui kapan mereka kemungkinan besar akan hamil.
Untuk diketahui, siklus menstruasi dihitung dari hari pertama satu periode ke hari pertama berikutnya. Sedikit variasi dari bulan ke bulan adalah normal, dan stres, diet, bahkan olahraga dapat memicu perubahan sementara siklus ini.
Penelitian tersebut melibatkan wanita dengan panjang siklus paling normal dari normal, rata-rata antara 24 dan 38 hari. Para peneliti memantau tiga siklus menstruasi sebelum para wanita itu diberi vaksin Covid-19 dan tiga siklus setelahnya, termasuk bulan mereka menerima dosis. Kemudian peneliti membandingkannya dengan wanita yang tidak divaksinasi.
Aplikasi tersebut mendorong wanita untuk memasukkan informasi tentang vaksin. Subset dari 358 wanita yang mendapat kedua dosis vaksin dalam siklus menstruasi yang sama melihat perubahan yang sedikit lebih besar pada panjang siklus berikutnya, rata-rata dua hari.
Penelitian yang terbit di jurnal Obstetrics & Gynecology ini meneybut sekitar 10 persen dari wanita itu mengalami perubahan siklus menstruasi delapan hari atau lebih, tetapi kemudian kembali ke kisaran normal.
Edelman menjelaskan satu teori. Kata dia ketika sistem kekebalan meningkat pada waktu-waktu tertentu dalam siklus, jam tubuh kita atau sesuatu yang mengontrol siklus menstruasi dapat mengalami lonjakan.
Atas temuan ini, Edelman pun merencanakan studi tambahan untuk mengetahui apakah ada perubahan beratnya perdarahan menstruasi atau apakah ada reaksi berbeda terhadap wanita yang memiliki menstruasi tidak teratur.
“Temuan ini memberikan bukti baru yang penting bahwa dampak apa pun dari vaksin Covid pada menstruasi adalah minimal dan sementara,” kata Dr. Christopher Zahn dari American College of Obstetricians and Gynecologists dalam sebuah pernyataan.
Editor: Fajar Sidik
Untuk membuktikan ada tidaknya hal tersebut, Dr. Alison Edelman dari Oregon Health & Science University dan teman-temannya melakukan penelitian terhadap hampir 4.000 wanita di Amerika Serikat. Mereka melihat enam siklus menstruasi dan rata-rata periode berikutnya setelah suntikan dimulai sekitar satu hari lebih lambat dari biasanya. Namun demikian, tidak ada perubahan jumlah hari perdarahan menstruasi setelah vaksinasi Covid-19.
"Ini sangat meyakinkan," kata Edelman yang memimpin penelitian ini dikutip dari Medical Xpress, Senin (10/1/2022).
Tim Edelman menganalisis data dari aplikasi pengendalian kelahiran Natural Cycles, yang disetujui oleh Food and Drug Administration. Aplikasi ini biasanya dipakai wanita untuk melacak siklus menstruasi mereka dan mengetahui kapan mereka kemungkinan besar akan hamil.
Untuk diketahui, siklus menstruasi dihitung dari hari pertama satu periode ke hari pertama berikutnya. Sedikit variasi dari bulan ke bulan adalah normal, dan stres, diet, bahkan olahraga dapat memicu perubahan sementara siklus ini.
Penelitian tersebut melibatkan wanita dengan panjang siklus paling normal dari normal, rata-rata antara 24 dan 38 hari. Para peneliti memantau tiga siklus menstruasi sebelum para wanita itu diberi vaksin Covid-19 dan tiga siklus setelahnya, termasuk bulan mereka menerima dosis. Kemudian peneliti membandingkannya dengan wanita yang tidak divaksinasi.
Aplikasi tersebut mendorong wanita untuk memasukkan informasi tentang vaksin. Subset dari 358 wanita yang mendapat kedua dosis vaksin dalam siklus menstruasi yang sama melihat perubahan yang sedikit lebih besar pada panjang siklus berikutnya, rata-rata dua hari.
Penelitian yang terbit di jurnal Obstetrics & Gynecology ini meneybut sekitar 10 persen dari wanita itu mengalami perubahan siklus menstruasi delapan hari atau lebih, tetapi kemudian kembali ke kisaran normal.
Edelman menjelaskan satu teori. Kata dia ketika sistem kekebalan meningkat pada waktu-waktu tertentu dalam siklus, jam tubuh kita atau sesuatu yang mengontrol siklus menstruasi dapat mengalami lonjakan.
Atas temuan ini, Edelman pun merencanakan studi tambahan untuk mengetahui apakah ada perubahan beratnya perdarahan menstruasi atau apakah ada reaksi berbeda terhadap wanita yang memiliki menstruasi tidak teratur.
“Temuan ini memberikan bukti baru yang penting bahwa dampak apa pun dari vaksin Covid pada menstruasi adalah minimal dan sementara,” kata Dr. Christopher Zahn dari American College of Obstetricians and Gynecologists dalam sebuah pernyataan.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.