Data 6 Juta Pasien dari Server Kemenkes Dijual, Kominfo Gercep Lakukan Ini
06 January 2022 |
22:15 WIB
Dugaan kebocoran data pasien di server Kementerian Kesehatan kembali terjadi. Kali ini, data catatan medis seperti radiologi, elektrokardiogram (EKG), dan hasil laboratorium dari 6 juta pasien rumah sakit di Indonesia yang dijual di situs Raidforums.
Data ini dijual dan diunggah lewat akun bernama GOD User dengan judul 'Indonesia - Medical Patients information 720 GB documents and 6M database'.
Basis data yang kabarnya diambil terakhir pada 28 Desember 2021 dan diunggah pada Rabu (5/1/2022) pukul 04.23, dijual untuk satu atau dua orang (perantara opsional), dengan pembayaran menggunakan Bitcoin (BTC) atau Monero (XMR).
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan pihaknya tengah menelusuri informasi ini. “Masih ditelusuri kebenaran informasinya,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi menerangkan pihaknya memerintahkan jajaran terkait untuk berkomunikasi secara intensif dengan Kementerian Kesehatan dan memulai proses penelusuran lebih lanjut sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Kementerian Kesehatan juga tengah melakukan langkah-langkah internal merespon dugaan kebocoran yang terjadi termasuk salah satunya melakukan koordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN),” sebut Dedy dalam siaran pers.
Sementara itu, Kementerian Kominfo katanya meminta seluruh penyelenggara sistem elektronik (PSE) baik publik maupun privat yang mengelola data pribadi untuk secara serius memerhatikan kelayakan dan keandalan pemrosesan data pribadi, baik dari aspek teknologi, tata kelola, dan sumber daya manusia.
Editor: M R Purboyo
Data ini dijual dan diunggah lewat akun bernama GOD User dengan judul 'Indonesia - Medical Patients information 720 GB documents and 6M database'.
Basis data yang kabarnya diambil terakhir pada 28 Desember 2021 dan diunggah pada Rabu (5/1/2022) pukul 04.23, dijual untuk satu atau dua orang (perantara opsional), dengan pembayaran menggunakan Bitcoin (BTC) atau Monero (XMR).
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan pihaknya tengah menelusuri informasi ini. “Masih ditelusuri kebenaran informasinya,” ujarnya saat dikonfirmasi.
ilustrasi serangan siber
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi menerangkan pihaknya memerintahkan jajaran terkait untuk berkomunikasi secara intensif dengan Kementerian Kesehatan dan memulai proses penelusuran lebih lanjut sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Kementerian Kesehatan juga tengah melakukan langkah-langkah internal merespon dugaan kebocoran yang terjadi termasuk salah satunya melakukan koordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN),” sebut Dedy dalam siaran pers.
Sementara itu, Kementerian Kominfo katanya meminta seluruh penyelenggara sistem elektronik (PSE) baik publik maupun privat yang mengelola data pribadi untuk secara serius memerhatikan kelayakan dan keandalan pemrosesan data pribadi, baik dari aspek teknologi, tata kelola, dan sumber daya manusia.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.