Ilustrasi anak yang sedang sakit. (Sumber gambar: Freepik)

Jurus Jitu Mencegah Anak Terserang ISPA Hingga DBD saat Musim Pancaroba

24 March 2025   |   15:06 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Musim pancaroba menyebabkan kondisi cuaca sulit diprediksi. Biasa hadir pada Maret hingga Mei di Indonesia, para orang tua wajib waspada karena di masa peralihan musim ini rentan terjadinya penularan wabah penyakit, terutama menyasar si kecil yang daya tahan tubuhnya lemah. 

Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr. Nitish Basant Adnani, mengatakan salah satu jenis penyakit yang lebih sering dialami oleh anak di musim pancaroba adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Hal ini terjadi karena udara lembap di musim pancaroba menjadi tempat yang ideal bagi kuman penyebab ISPA, seperti virus dan bakteri, untuk berkembang biak dengan cepat. 

Pada musim ini, anak pun cenderung lebih banyak beraktivitas di ruangan tertutup, sehingga penularan virus maupun bakteri menjadi semakin cepat. Hal ini turut berpengaruh terhadap penurunan pajanan vitamin D yang diperoleh dari sinar matahari. “Padahal, vitamin D mampu menunjang imunitas tubuh,” ujarnya, dikutip Hypeabis.id, Senin (24/3/2025). 

Baca juga: 5 Jurus Tangkal Penyakit Menular Pada Anak Saat Libur Lebaran
 
Di beberapa lokasi, hujan pada musim pancaroba juga masih disertai dengan banjir. Kondisi ini meningkatkan risiko berkembangnya berbagai penyakit. Sebab, banjir merupakan faktor penunjang pertumbuhan untuk bakteri, virus, dan jamur. 

Genangan air menjadi tempat yang nyaman bagi kuman untuk berkembang biak. Sedangkan saat banjir, risiko kontak dengan air yang tercemar sangat tinggi. 
 
Selain ISPA, musim pancaroba dan kondisi banjir juga dapat menyebabkan peningkatan penularan kasus infeksi lainnya pada anak. Sebut saja demam berdarah dengue (DBD), demam tifoid, infeksi saluran cerna, dan leptospirosis.
 
Nah, untuk melindungi si kecil dari paparan penyakit, Nitish menyarankan untuk menggunakan masker di tempat umum dan tempat ramai lainnya, terutama bagi anak berusia lebih dari 2 tahun. Selain itu, penting untuk membiasakan mereka mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan hand sanitizer, serta membatasi kontak dengan orang yang sedang sakit.
 
Sementara itu, Nitish menerangkan bahwa paparan terhadap air yang tercemar berisiko membawa kuman, baik bakteri maupun virus tertentu. Oleh karenanya, waktu paparan terhadap air hujan juga perlu dibatasi. “Jika si kecil terpapar air hujan, segera lepaskan pakaian yang basah dan ajak untuk mandi dengan air hangat dan sabun,” sarannya. 

Penting juga untuk memberikan perlindungan lebih pada anak, antara lain melalui suplementasi dan vaksinasi. Saat ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan suplementasi vitamin D dengan dosis 400 unit per hari untuk anak berusia 0-1 tahun dan 600–1.000 unit per hari untuk anak berusia 1 tahun ke atas. 

Semua vaksinasi untuk anak direkomendasikan, sesuai dengan jadwal terbaru dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2024. Selain itu, berikan anak asupan yang mencakup gizi seimbang, yakni proporsi karbohidrat, protein, dan lemak yang sesuai anjuran. 

Jangan lupa untuk memberikan mereka makanan dan minuman yang kaya akan vitamin dan mineral seperti sayur dan buah, agar dapat menunjang imunitasnya.
 

Waspada Gejala 

Jika anak mulai menunjukkan gejala sakit pada musim pancaroba ini, sebaiknya segera lakukan pertolongan pertama agar tidak semakin parah. Orang tua perlu mengidentifikasi terlebih dahulu gejala yang terjadi pada anak. 

Bila timbul demam, Nitish mengimbau agar segera kompres dan waslap si kecil dengan air hangat, terutama pada area dahi dan lipatan tubuh seperti leher, lipatan ketiak, dan lipatan paha. 

Kemudian, berikan asupan cairan yang lebih untuk hindari dehidrasi. Si kecil disarankan untuk menggunakan pakaian yang tipis. Apabila kondisi mereka cukup nyaman, boleh diajak untuk mandi dengan air hangat. 

Sementara bila batuk dan pilek timbul, pastikan asupan cairannya tercukupi dengan baik. Selain itu, anak yang berusia lebih dari 1 tahun juga dapat diberikan madu untuk membantu meredakan keluhan batuk. 

Nitish juga menyarankan untuk menghindari asupan makanan yang digoreng atau berminyak, serta makanan atau minuman yang manis karena dapat merangsang batuk.
 
Untuk anak yang mengalami gejala demam, batuk, serta pilek, dan cenderung menetap atau terdapat tanda bahaya seperti napas cuping hidung (gerakan hidung yang kembang kempis saat bernapas), tarikan dinding dada saat bernapas, atau napas tampak cepat, segera bawa mereka untuk berobat ke fasilitas kesehatan terdekat. Dengan demikian, anak dapat dievaluasi kemungkinan penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.
 
Orang tua tidak disarankan untuk memberikan obat kepada si kecil tanpa dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis anak. “Selain jenis obat ditentukan berdasarkan kondisi anak, dosisnya juga harus disesuaikan dengan berat badannya,” tuturnya. 

Baca juga: Waspada 5 Penyakit yang Kerap Muncul saat Musim Hujan 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

SEBELUMNYA

Cek Daftar Jalan Tol yang Diskon 20 Persen saat Arus Mudik Lebaran 2025

BERIKUTNYA

Sriwijaya Esports Bakal Tanding di Free Fire World Series Southeast Asia 2025 Spring

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: