Kuda Bima/Nurul Hidayat

Pacuo Jara di Tanah Bima

07 May 2021   |   08:30 WIB

Like
Matahari terlihat malu-malu menampakkan sinarnya dari ufuk timur. Kala itu, seorang  lelaki tua yang akrab dipanggil Abu Elo bergegas menarik kuda kesayangannya ke tanah lapang yang masih dipayungi iring-iringan awan berwarna merah, sedikit menghalangi pancaran sang surya jatuh ke tanah.
 

kuda Bima/Nurul Hidayat

kuda Bima/Nurul Hidayat



Irama yang keluar dari derap kaki Nasi Monca, begitu dia memanggil kuda kesayangannya memecah keheningan Desa Bolo, Kecamatan Mada Pangga, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Meski sudah berumur 73 tahun, kakek yang bernama asli H. Ali Jafar tidak segan-segan melatih sendiri kuda kesayangannya agar bisa melesat bak peluru di lintasan pacu. Saat dirasa cukup, Abu Elo segera menuju sungai dan bergabung bersama pemilik kuda yang lain untuk memandikan hewan peliharaannya di sungai.
 

kuda bima/Nurul Hidayat

kuda bima/Nurul Hidayat


Bagi masyarakat Bima (Ndou Mbojo), kuda adalah bagian dari sejarah penting, para penyebar Islam datang ke daerah tersebut bersama pasukan berkuda. Mereka menyebarkan ajaran Islam pada abad 17 Masehi.

Sejak itulah kuda menjadi tumpuan bagi masyarakat. Kuda juga merupakan hewan yang banyak dipelihara baik digunakan untuk menarik gerobak barang, sarana transportasi sehari-hari maupun untuk pacuan tradisional atau dalam bahasa Bima disebut Pacuo Jara dengan joki cilik berusia rata-rata 6 - 10 tahun.

Editor: Purboyo

SEBELUMNYA

Ladies, Kenali Nih Faktor Penyebab Haid Tidak Lancar

BERIKUTNYA

Menjajal Gurihnya Burger Tanpa Patty Daging

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: